Chapter 2

297 29 6
                                    

[ARHAN SAGARA PRAHARJA]

"Definisi cinta menurut kalian apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Definisi cinta menurut kalian apa?"

∆∆∆

Mentari dengan perlahan mulai memunculkan batang hidungnya. Entah apa yang membuatnya hari ini begitu cerah dari hari sebelumnya.

Setelah menyelesaikan solat subuh, seorang cowok yang masih menggunakan kemeja putih serta sarung bercorak kotak-kotak dengan gradasi warna hitam serta putih, membuka gorden jendelanya.

Membiarkan cahaya matahari memasuki celah kamarnya. Memejamkan mata merasakan udara pagi yang begitu sejuk. Suara deringan ponsel yang bergetar seakan langsung menyadarkan cowok itu, beralih berjalan mengambil ponsel yang tergeletak di atas nakas.

Nalesha

Good morning
Hari ini berangkat bareng kibal
Dia kayaknya belum mandi pagi ini, bau banget

Tanpa sadar ia menarik sudut bibirnya, tersenyum. Setelah membalas pesan Ale, dirinya segera beranjak mengambil seragam yang sudah tergantung rapi di lemari.

Sepuluh menit berlalu hingga terdengar suara pintu yang sengaja dibuka. Menampilkan seorang wanita paruh baya berkisaran umur tiga puluh delapan tahun, dengan mengunakan gamis yang menutupi badannya dipadukan kerudung syar'i yang senada dengan warna gamisnya, merah maroon.

Dia Hanin Pramitha ibunda dari Arhan Sagara Praharja, yang saat ini tengah sibuk bersiap untuk mengikuti Olimpiade Fisika.

Arhan terpilih menjadi perwakilan sekolah untuk melakukan Olimpiade yang selalu di adakan rutin setiap tahunnya, pada tahun kemarin saat cowok itu masih menginjak kelas XI ia terpilih menjadi perwakilan Olimpiade Fisika dan pada tahun ini ia kembali terpilih sebagai perwakilan sekolah.

Sudah dua minggu lebih Arhan kerap kali mengikuti jam pelajaran tambahan atau les private untuk persiapan Olimpiade untuk hari ini.

Hanin mendekati anaknya, ia menyerahkan secangkir susu coklat, minuman favorit Arhan. "Nih susu coklat, biar semangat nanti ngerjainnya."

Arhan yang sedang fokus membernarkan rambutnya segera mengambil alih susu buatan Hanin, "Iya Bun, doain Arhan ya." Arhan lantas meneguk minuman favoritnya hingga tandas.

Hanin mengangukan kepala sambil menampilkan senyumannya. "Selama ini latihan terus, Bunda yakin pasti bakal berhasil."

Arhan menyimpan gelas yang sudah tidak terisi di atas nakas. "Bunda udah siap?"

"Udah dari tadi, mau berangkat jam berapa?"

"Kata Pak Harto jam setengah delapan udah harus siap di sana."

"Yaudah kalau gitu Bunda kebawah dulu, nanti kita berangkat bareng-bareng."

Kedua orang tua Arhan akan ikut serta ke tempat menyaksikan anak tunggal mereka mengikuti olimpiade.

SEGITIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang