Chapter 13

129 12 0
                                    

[NASI GORENG VERSI ALE]

"Perempuan dapat menahan rindu, namun tidak untuk menahan rasa cemburu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Perempuan dapat menahan rindu, namun tidak untuk menahan rasa cemburu."


∆∆∆

Hal yang sungguh Ale benci ketika pagi hari yang seharusnya menumbuhkan rasa semangat untuk menjalani aktivitas berbanding terbalik saat Bastian tiba-tiba masuk nyelonong ke kamar gadis yang sedang merebahkan diri dengan ponsel di genggaman gadis itu.

Ale merotasikan bola matanya malas, tetap memfokuskan diri bermain ponsel mengacuhkan Bastian yang sekarang sudah berada tepat di samping ranjang Ale.

Bastian berkacak pinggang menatap sepupu perempuannya, merasa tidak di anggap ia pun mulai berdeham cukup keras. Nihil, Ale lebih memilih melihat-lihat beranda intagram dibanding meladeni Bastian.

"Gue mau kuliah." putus Bastian memecahkan keheningan.

Ale mengeryitkan dahinya bingung, lantas jika dia kuliah urusannya dengan Ale apa? Aneh, satu kata yang terlintas dalam pikiran gadis itu.

Ale tidak menanggapi, memilih untuk memandang cowok tampan yang bisa memuaskan hati dan pikiran lebih baik dibanding meladeni cowok setengah siluman monyet.

"Lo denger gue ngomong nggak, sih?"

Ale menghembuskan nafasnya kasar sambil meletakkan ponsel di samping bantal seraya merubah posisinya menjadi duduk.

"Terus kalau lo kuliah gue harus gimana? Kuliah ya tinggal berangkat ngapain ngomong ke gue?"

"Lo lupa? Bi Asih kan hari nggak kerja. Gue nggak bisa kuliah kalau nggak sarapan, jadi sekarang lo siapin sarapan untuk gue." titah Bastian.

Sontak Ale membelakan matanya kaget, gila saja ia harus menyiapkan sarapan untuk Bastian, membuat sarapan untuk diri sendiri saja Ale ogah-ogahan.

"Gua kan nggak bisa masak sialan! gue juga hari ini sekolah nggak ada waktu untuk siapin lo sarapan." tolak Ale sambil mengelengkan kepalanya.

"Masih jam lima pagi, gue tahu lo berangkat sama Kibal. Lagian tuh bocah pasti ngaret."

"Gue harus mandi, harus siap-siap, skincarean, intinya gue nggak ada waktu!"

Tetap pada pendiriannya, Bastian mengedikan bahu acuh pertanda tidak mau dibantah. "Itu urusan lo sendiri, gue tunggu lima belas menit untuk lo mandi, gue ada kelas pagi jadi jangan lama masaknya." mutlak Bastian sambil berlalu meninggalkan Ale.

Tepat saat berada diambang pintu, Bastian kembali menolehkan kepala menatap sepupunya.  "Kalau lo nggak mau nurut awas aja!"

Ale mengepalkan tangannya kala Bastian sudah tak terlihat dari pandangannya. "Emang paling bener tuh makhluk harus di punahin dari muka bumi." lantas Ale bergegas beranjak mengambil handuk di balik pintu kamarnya melangkahkan kaki menuju ruangan yang akan dipakai untuk membersihkan diri, kamar mandi.

SEGITIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang