Efek obat yang Hendery konsumsi sudah mulai bekerja, salah satu bagian tubuhnya yang dikompres dengan satu pak es batu pun sudah menenang. Dua jam sudah Hendery terbaring di bed unit kesehatan.
10 menit lagi waktu istirahat akan usai, jadi Hendery memutuskan untuk kembali ke kelas saja daripada terlalu lama di unit kesehatan.
Karena merasa masih ada waktu luang untuk kembali ke kelas, Hendery malah memutar jalan dan sengaja melewati ruang pertunjukan. Mencoba peruntungannya, siapa tahu di sana ada Xiaojun.
Walau masih agak pusing efek kambuh dari penyakitnya, Hendery sangat bersemangat berjalan menuju ruang pertunjukan yang dari jauh saja sudah terdengar seperti ada isinya – maksudnya ada anak-anak yang sedang bernyanyi atau bermain musik di sana.
Ah, benar saja. Dari sekumpulan anggota paduan suara, tentu saja ada Xiaojun di sana, menjadi pusat perhatian karena sedang duduk sendirian bermain piano sambil bernyanyi dan diiringi beberapa murid lain yang mengelilinginya.
Rasanya seperti deja vu, seolah kembali ke tiga tahun lalu di mana Hendery terpesona oleh sosok Xiaojun yang waktu itu tanpa sengaja membangunkan tidur siangnya di ruang pertunjukan.
Sambil tersenyum tipis, kaki jenjang Hendery otomatis berjalan mendekat ke arah panggung. Beberapa murid yang mengelilingi Xiaojun menyadari bahwa mereka kedatangan seorang pengunjung.
Xiaojun yang tengah memainkan piano pun ikut menyadari kehadiran Hendery, menoleh dan tersenyum ke arah Hendery tanpa menghentikan jari-jarinya menekan tuts piano.
Tidak lama setelah itu permainan Xiaojun usai, tapi anak itu tetap duduk di kursi pianonya, berbincang dengan anggota paduan suara lainnya. Sedangkan Hendery juga tetap di tempatnya, berdiri tepat di bawah panggung sambil terus menatap Xiaojun.
Haechan yang jaraknya lebih dekat ke arah Hendery langsung menghampirinya.
"Xiaojun?" tanya Haechan tanpa basa-basi.
Ah ya, Haechan lagi, batin Hendery.
Hendery mengangguk dan tersenyum sebagai jawabannya.
Haechan langsung menghampiri Xiaojun yang tengah berbincang dengan Yongqin, menyentuh pundak Xiaojun dengan telunjuknya untuk mendapatkan perhatiannya.
Dari bawah panggung, Hendery melihat Xiaojun yang menoleh ke arah Haechan yang menyentuh pundaknya, mendengarkan temannya itu bicara lalu mengarahkan pandangannya ke Hendery.
Saat tatapan Xiaojun dan Hendery bertemu, Xiaojun langsung tersenyum dan beranjak dari duduknya tanpa mengatakan apa pun pada anggota paduan suara yang lain karena fokusnya langsung tertuju pada Hendery yang ada di bawah panggung.
Xiaojun langsung berlutut dan sedikit membungkukkan badannya agar sejajar dengan Hendery di bawah panggung.
Masih sambil tersenyum, "Hendery nyari Xiaojun?" tanyanya dengan suara lembut.
"Aku bawa permen jelly dari dr. Suh, makan bareng di atap yuk?" ajak Hendery, rencana yang benar-benar mendadak yang muncul di benaknya.
"Ayo!" jawab Xiaojun antusias, bersiap untuk berdiri dan turun panggung tapi pergerakannya terhenti saat dia melihat Hendery menjulurkan kedua tangannya.
"Sini," Hendery memberi gestur bahwa dia akan menangkap Xiaojun.
Xiaojun terkejut dengan gestur itu, karena menurutnya saat ini dia tidak membutuhkan bantuan yang seperti itu. Toh, kini dia sudah tumbuh tinggi. Tapi Xiaojun tetap merasa tersanjung juga.
Tangan Xiaojun langsung meraih kedua pundak Hendery untuk menjadi tumpuannya, dan bersiap melompat.
Kedua tangan Hendery dengan sigap memegangi pinggang Xiaojun, dan betapa terkejutnya dia saat Xiaojun sudah berpijak di depannya, bahwa anak itu kini tingginya hampir menyamainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redamancy | Henxiao Love Story
FanfictionLangkah pertama dari bersama selamanya antara Hendery dan Xiaojun.