"Loh? Hendery? Shushu? Kenapa pintu kamar Xiaojun dilepas?" tentu saja itu kalimat pertama yang terlontar dari Xiaojun begitu melihat pintu kamarnya sudah raib.
"Ya kan Hendery mau tidur juga di sini," jawab pamannya Xiaojun santai.
"Ih..." Xiaojun yang barusan mau masuk ke kamarnya mendadak membalikkan badannya dan menghilang entah ke mana.
Dan lagi, Hendery terjebak dalam kondisi canggung bersama pamannya Xiaojun.
"Mami, liat tuh," tak lama Xiaojun kembali lagi ke depan kamarnya sambil menggandeng tangan ibunya.
"Seok-hyun, ya ampun, apa-apaan sih kamu?" tentu saja, si pemilik penthouse tidak luput dari rasa kaget.
"Ini yang bisa kulakuin buat ngejaga Xiaojun," ujar pamannya Xiaojun membela diri pada adiknya itu.
Ibunya Xiaojun hanya bisa geleng-geleng kepala keheranan, ingin marah tapi pintunya sudah terlanjur terlepas.
"Jadi kamu nyuruh Hendery buat ngelepas pintu kamarnya Xiaojun?" tanya ibunya Xiaojun pada kakaknya itu, "terus kamu beneran ikut ngebantuin, ya?" kini pertanyaan itu tertuju pada Hendery.
"Iya, Mi..." jawab Hendery pelan.
"Kok mau-maunya sih kamu tuh, ck..."
"Ngejagain Xiaojun dari apa sih, Shushu?" tanya Xiaojun akhirnya.
Pamannya hanya menunjuk ke arah Hendery yang sebenarnya sudah panas dingin, pamannya ini tidak tahu saja apa yang diperdebatkan Xiaojun saat di rumah Hendery tadi. Setidaknya kalau tahu, Hendery mungkin tidak akan dianggap sebejat ini.
"Tapi Hendery gak mungkin ngebunuh Xiaojun pas tidur, kan?" ujar Xiaojun yang berkacak pinggang sambil memandang pamannya sengit.
Aduh, anak ini...
Baik Hendery, paman dan ibunya Xiaojun tidak bisa menanggapi apa pun mengenai ucapan Xiaojun barusan.
Polos dan bodoh itu beda tipis.
"Alright, anak-anak kalian nonton TV dulu, sana," ibunya Xiaojun memberikan ponselnya pada anak manisnya itu, "kamu pesen kudapan deh buat temen nonton, oke?"
Melihat Xiaojun dan Hendery sudah menghilang dari radar penglihatannya, ibunya Xiaojun langsung mulai berpidato pada kakaknya yang seenak jidat telah melepas pintu kamar anaknya.
"Kenapa gak runding dulu sama aku kalo mau ngelepas pintu kamar Xiaojun?"
"Gak perlu rundingan segala, kamu juga harusnya berterima kasih sama aku, aku udah mau repot ngelepas pintu kamarnya Xiaojun," ujar pamannya Xiaojun membela diri.
"Kamu gak bisa gitu dong, Xiaojun sama Hendery kan juga butuh privasi."
"Halah, privasi apanya? Kamu mau mereka kaya kamu sama papinya Xiaojun dulu?"
"Sembarangan!" sahut ibunya Xiaojun, sudah mengangkat telapak tangannya untuk menampar kakak kesayangannya itu.
Pamannya Xiaojun yang tahu bahwa dia salah bicara langsung memejamkan matanya, bersiap untuk menerima tamparan yang bisa terasa sangat menyakitkan dari wanita bertubuh mungil itu.
Ibunya Xiaojun menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan demi meredam emosinya pada kakaknya yang tiba-tiba membahas hubungannya dengan papinya Xiaojun – tidak baik untuk marah-marah pada kakakmu sendiri.
"Kamu gak mikirin perasaan Hendery tadi pas bantuin kamu ngelepas pintu?"
"Awalnya aku gak bilang itu kamarnya Xiaojun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Redamancy | Henxiao Love Story
FanfictionLangkah pertama dari bersama selamanya antara Hendery dan Xiaojun.