17

538 352 21
                                    

Musim gugur baru mulai menunjukkan eksistensinya, udara dingin mulai merangkak menyentuh seluruh penjuru kota dan daun-daun pun sudah mulai berguguran.

Hari ini giliran Xiaojun tinggal di rumah Hendery karena maminya sedang kembali ke San Francisco selama seminggu, sore ini anak itu duduk manis di meja makan sambil melihat mamanya Hendery – (kini mamanya juga) membuatkannya cup cake dengan toping matcha, mamanya melarang Xiaojun membantunya karena cup cake itu merupakan kudapan spesial yang ingin sekali mamanya buatkan untuk Xiaojun.

"Mama?" tanya Xiaojun di sela-selanya memperhatikan mamanya Hendery.

"Ya, Nak?" satu cup cake sudah selesai diberi toping dan langsung disuguhi untuk Xiaojun, mamanya kembali menghias cup cake selanjutnya.

Xiaojun tersenyum menerima cup cake itu, "makasih, Ma."

"Iya sayang," ujar mamanya sambil mengusap kepala Xiaojun, "tadi mau tanya apa?"

"Oh iya!" sahut Xiaojun sesaat sebelum gigitan pertama cup cake tersebut dikunyah dan ditelannya, "hmm, enak Ma," ujar Xiaojun yang malah teralihkan dan lupa dengan pertanyaan yang ingin dia ajukan.

Mamanya hanya tertawa kecil melihat itu dan kembali memberi toping pada cup cake sisanya.

Xiaojun menikmati cup cake matcha sambil memandangi yang membuatnya, lalu mengerutkan alisnya saat dilihatnya mamanya malah tertawa.

"Kenapa, Ma?" tanya Xiaojun penasaran.

"Kamu tuh," mamanya menggelengkan kepala, "gampang banget kedistraksi ya kalo udah disuguhin makanan manis, dasar bayi," lalu mamanya tidak tahan untuk tidak mengusak rambut Xiaojun.

"Eoh?" Xiaojun menghentikan kunyahannya.

"Kunyah dulu yang bener, terus ditelen," perintah mamanya.

Xiaojun menurut saja lalu bertanya lagi kenapa mamanya tiba-tiba tertawa.

"Tadi kan kamu mau tanya sesuatu, sekarang mama tanya, apa pertanyaan kamu, hmm?"

Ah, benar!

"Oh iya Mama, Xiaojun mau tanya sesuatu," ujarnya setelah mengunyah dan menelan gigitan cup cake terakhirnya, "sebentar lagi Hendery ulang tahun."

"Iya, kamu mau nyiapin sesuatu?"

"Justru itu, Xiaojun mau tanya, tahun ini kira-kira Hendery lagi butuh dan kepengin hadiah apa, ya?"

"Hmm..." mamanya mengetuk-ngetukkan jari ke dagunya seolah berpikir, "lah kamu, selama setaun terakhir, yang kamu tangkep dari Hendery apa aja?"

"Ung..."

"Tapi sih, dari yang Mama perhatiin, Hendery udah gak pernah minta sesuatu yang spesifik lagi setelah SMA," jeda sepersekian detik, "apa lagi setelah ketemu kamu."

Mendengar kalimat terakhir dari mamanya, mau tak mau senyum tipis pun tercetak di bibir manis Xiaojun. Ah, tapi Xiaojun tidak mau berbesar hati dulu. Tidak mungkin kan, Hendery hanya menginginkan dirinya saat ulang tahun nanti? Kedengarannya terlalu klise, seperti di novel-novel romansa yang sering Xiaojun baca saja.

Apa ya? Tapi, apa yang Xiaojun tahu hanyalah Hendery yang selalu membutuhkan kehadirannya, saat sudah berduaan pun yang mereka bicarakan sebenarnya sangat random sampai-sampai Xiaojun tidak paham apa kesukaan Hendery selain pacar tampannya itu doyan makan ramen dan suka menonton anime.

"Liburan ke Jepang?"

"Mau pas ulang tahunnya banget? Kan kalian belum libur semester, kecuali kalo kamu mau perginya pas liburan, tapi ya momennya udah gak pas," jelas mamanya.

Redamancy | Henxiao Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang