13

602 355 30
                                    

Sabtu siang yang cerah dan di sinilah Hendery berada, duduk tegap di meja makan unit penthouse Xiaojun, menunggu sang pujaan hati selesai mempersiapkan diri untuk diajak ke rumahnya dan berkenalan dengan orang tuanya.

Kali ini Hendery disuguhi es amerikano oleh orang yang memperkenalkan diri sebagai 'Shushu Seok-hyun', seorang yang Hendery curigai merupakan 'om' Xiaojun yang dimaksud Yongqin waktu itu.

Aura canggung terasa begitu kentara di meja makan antara Shushu Seok-hyun dan Hendery, keduanya memang tidak saling bicara, tapi keduanya juga tidak ada kegiatan lain selain menikmati minuman mereka.

Hendery tidak bisa membayangkan akan semenegangkan apa jika bertemu ayahnya Xiaojun nantinya, jika dengan pamannya saja sudah setegang ini – apa lagi pamannya ini terlihat cukup galak.

"Nanti Xiaojun dibawa pulang lagi, kan?" akhirnya Shushu Seok-hyun bersuara.

"Iya, Shushu, Xiaojun gak bakal aku ajak nginep di rumahku, kok. Kalo ternyata nanti sampe malem, bakal aku anter lagi tepat sampe sini. Gak sampe malem pun tetep kuanter," jawab Hendery dengan nada yang meyakinkan.

Shushu Seok-hyun hanya berdehem dan mengangguk sebagai responsnya, lalu tidak lama kemudian menunjuk ke arah depannya dengan dagunya, membuat Hendery mengikuti arah pandang Shushu Seok-hyun.

Ternyata Xiaojun sudah terlihat begitu menawan dengan balutan celana jins biru ketat dan kemeja berlengan pendek warna putih dengan gambar kucing yang hanya dimasukkan bagian depannya saja – terlihat formal dan sopan tapi tetap manis juga.

Xiaojun langsung duduk di samping Hendery, "mau ke bawah sekarang?"

Bukannya menjawab, Hendery malah menghirup udara sebanyak-banyaknya karena tidak menyadari bahwa dirinya sudah menahan napas sejak melihat Xiaojun masuk ke ruang makan.

Diam sepersekian detik dan, "ayo."

Seperti sudah kebiasaan lama, Hendery otomatis meraih tangan Xiaojun untuk digandengnya dan bersiap untuk membawa pacarnya yang manis itu ke rumahnya.

"Tunggu, Anak-anak," sahut Shushu Seok-hyun tiba-tiba, lalu dirinya mengambil sebuah paper bag ukuran medium dari atas meja dapur.

Tapi Hendery malah asyik menatap wajah Xiaojun, begitu juga sebaliknya sampai mereka tidak sadar sedang diperhatikan oleh sesosok yang paling tua di antara mereka bertiga.

"Ini ada titipan dari Mami, buat orang tuanya Hendery," ujar Shushu Seok-hyun yang kemudian menyodorkan paper bag tadi pada Xiaojun.

Melihat itu, Hendery langsung membungkukkan badannya ke arah Shushu Seok-hyun, "makasih banyak, Shushu."

Shushu Seok-hyun tersenyum, walau tetap saja terlihat galak, "sampein salam buat orang tua kamu dari Maminya Xiaojun sama dari shushu juga, ya?"

"Siap, Shushu, pasti aku sampein. Aku bawa Xiaojun ke rumahku dulu ya, Shushu?"

"Iya, hati-hati," seolah jarak yang akan ditempuh Hendery dan Xiaojun akan sangat jauh saja, "Xiaojun, jangan malu-maluin, ya?"

Hendery tertawa mendengar itu dan Xiaojun mencebik sebagai responsnya.

*

"Wah..."

Hendery mendengarkan seruan kagum dari Xiaojun saat mereka baru saja memasuki halaman depan rumahnya. Pemandangan yang didominasi warna hijau dari rumput dan tanaman ternyata sangat menyedot perhatian Xiaojun.

Redamancy | Henxiao Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang