19

579 346 3
                                    

Weekday, waktu yang paling tidak disukai Hendery dalam seminggu, dan ya, itu artinya Hendery hanya menyukai weekend di mana dirinya bisa seharian menghabiskan waktu bersama Xiaojun di sisinya.

Seperti pagi-pagi pada weekday lainnya, Hendery terbangun dengan sedikit rasa kaget karena sudah tidak ada Xiaojun di sampingnya di kasur. Kenapa? Karena anak manis itu selalu bangun lebih pagi pada weekday, untuk memulai harinya tanpa terburu-buru. Dan itu merupakan satu poin lagi yang dibenci Hendery dari weekday.

Jumat, walau sudah hampir memasuki weekend, Hendery masih belum bisa menyukai hari Jumat karena dirinya dan Xiaojun masih tetap harus menimba ilmu di institusi pendidikan berbeda. Terlebih, jadwal kuliah Hendery pada hari Jumat terlampau padat sampai menjelang makan malam.

Mengerang kecil, Hendery mendudukkan diri dari posisi tidurnya dengan pelan, lalu mata besarnya terarah ke kamar mandi yang masih terdengar suara aliran air, itu artinya Xiaojun masih mandi.

Mengusap-usap wajahnya yang jadi sangat berminyak setelah bangun tidur, akhirnya Hendery melangkahkan kakinya ke kamar mandi juga. Tersenyum saat melihat Xiaojun masih asik mandi di dalam bilik kaca buram bagian shower.

Oh tentu saja, walau hanya siluet Xiaojun yang terlihat, pemandangan itu menjadi bibit-bibit dari pikiran kotor Hendery tentang pacar manisnya. Menggelengkan kepalanya seolah pikiran kotor itu bisa ikut hilang, Hendery langsung berjalan menuju wastafel lalu sikat gigi dan setelahnya bergegas keluar, demi menjaga privasi Xiaojun.

Hendery menunggu giliran untuk memakai kamar mandi sambil membaca buku materi perkuliahannya lalu nyaris kembali tertidur karena masih mengantuk, tapi untungnya suara pintu kamar mandi yang dibuka bisa membangunkannya kembali.

Mata Hendery dan Xiaojun saling bersitatap, dan keduanya otomatis tersenyum di waktu yang bersamaan.

Berbeda, penampilan dan air muka Xiaojun terlihat 180 derajat berbeda dari yang semalam saat dia memberi kado ulang tahun untuk Hendery, dan sedikit banyak, Hendery merasa jauh lebih lega dengan Xiaojun yang terlihat sesuai dengan usianya.

Hendery membuka lengannya lebar-lebar, "mau peluk."

Xiaojun pun lebih dari senang hati untuk memenuhi permintaan pacar tampannya itu.

Persis seperti tadi malam, Xiaojun yang berlari kecil dari kamar mandi ke arah Hendery yang duduk diam di kasur. Bedanya, tidak ada atmosfer sensual dan Xiaojun sudah terlihat sangat rapi dengan seragam sekolahnya.

"Wangi," gumam Hendery begitu Xiaojun sudah duduk di pangkuannya dan memeluk lehernya.

Xiaojun hanya tertawa kecil sebagai responsnya, sudah terlampau sering dia mendengar Hendery memujinya wangi setelah mandi.

*

"Sampai!" seru Yangyang saat mobil gege-nya yang membawa dirinya dan Xiaojun sudah sampai di sekolah mereka.

Ketika Hendery sudah menarik rem tangan, Yangyang otomatis tahu apa yang harus dia lakukan.

"Aku masuk duluan ya," pamitnya pada Xiaojun dan gege-nya.

"Hmm," respons Hendery.

"Sampe ketemu di kelas," ujar Xiaojun.

Begitu Yangyang keluar mobil, Xiaojun mengeluarkan ponselnya dan memasang timer sekitar 25 menit, menyisakan waktu 5 menit sebelum bel masuk sekolah berbunyi. Xiaojun melepas kedua sepatunya dan langsung naik ke pangkuan Hendery.

Selalu seperti ini setiap paginya setelah Hendery menjadi mahasiswa, menghabiskan waktu berdua setelah masing-masing bangun tidur di rumah atau penthouse tetap tidak cukup, sebelum akhirnya berpisah untuk menimba ilmu di tempat berbeda.

Redamancy | Henxiao Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang