Satu kata yang menggambarkan Hendery saat ini adalah; merasa terkhianati. Bukan dikhanati siapa-siapa, sih, hanya saja Hendery merasa seluruh dunia sepertinya mengenal Xiaojun, tapi dia sendiri yang justru menaruh hati pada anak manis itu malah tidak tahu apa pun tentangnya.
Hendery tidak tahu kalau ternyata Xiaojun merupakan warga negara Amerika Serikat keturunan China-Korea – itu menjelaskan kenapa waktu itu Xiaojun kembali ke California, karena di sanalah rumahnya.
Dan kenapa Xiaojun kembali lagi ke Korea, bersekolah di NEO Internasional School dan akhirnya bertemu Hendery lagi? Karena urusan pekerjaan ibunya yang mengharuskan bolak-balik Korea-Amerika.
Dari fakta itu juga Hendery menyadari bahwa selama ini Xiaojun sebenarnya berbahasa Inggris, tidak pernah sekali pun dia mendengar Xiaojun memakai bahasa Korea, terlebih bahasa utama di sekolah memang bahasa Inggris.
Katanya Xiaojun memang tidak terlalu paham bahasa Korea, itu juga kenapa Xiaojun hanya dekat dengan anak-anak yang justru bukan warga negara Korea dan pengecualian Haechan, anak itu selalu mendekat ke Xiaojun – karena Xiaojun itu manis dan menggemaskan, kata Haechan.
Selama ini juga Xiaojun sering meminta permen jelly yang sebenarnya disediakan khusus untuk anak-anak yang sakit di unit kesehatan, hanya karena anak manis itu mengenal dokter yang berjaga secara pribadi.
Tapi anehnya, kenapa Hendery dan Xiaojun tidak pernah bertemu di unit kesehatan sebelumnya? Padahal masing-masing dari dua murid itu menjadi pengunjung tetap unit kesehatan sekolah hanya saja dengan tujuan berbeda.
Dan semua informasi itu Hendery dapatkan secara cuma-cuma dari Yongqin, tahu begitu dia tidak akan susah-susah bertanya pada Haechan dan hanya mendapatkan omong kosong.
Walau informasinya cuma-cuma, tapi ternyata Yongqin dan Hendery memiliki tujuan yang sama – sama-sama ingin mendekati Xiaojun.
Ironisnya, Hendery mendapat informasi justru dari rivalnya. Yongqin mengenal Xiaojun awalnya dari ekskul paduan suara saat SMP dulu, dari situ saja Hendery sudah kalah start.
*
Timbul rasa ingin mendahului Yongqin di hati Hendery saat dia melihat Xiaojun di perpustakaan. Tapi saat ada kesempatan emas pun, nyali Hendery rupanya masih ciut jika harus mendekati Xiaojun langsung. Apa lagi saat ini Xiaojun sedang tidak sendirian di salah satu meja yang ada di perpustakaan itu.
Posisi Hendery sekarang bersembunyi di balik salah satu rak buku terdekat dari meja Xiaojun, walau dekat tapi tetap tidak bisa menangkap perbincangan Xiaojun dan teman-temannya itu. Mungkin ada tugas kelompok.
Hendery memerhatikan bagaimana Xiaojun berinteraksi dengan teman-temannya, ada dua anak perempuan yang tidak begitu Hendery kenali, tapi salah satu wajahnya terlihat seperti anak campuran Asia-Amerika, lalu ada...
Haechan.
Hendery mengembuskan napas panjang saat melihat lagi-lagi ada Haechan di dekat Xiaojun, rasanya seperti tidak rela saja. Tidak suka jika Haechan berada di dekat Xiaojun – berani-beraninya Hendery merasa begitu saat Xiaojun bahkan bukan pacarnya.
Haruskah Hendery pura-pura lewat saja di depan meja mereka? Sambil mengambil asal sebuah buku dan menempati kursi kosong di meja Xiaojun, berkilah bahwa itu meja terdekat dari rak buku yang harus dibacanya.
Saat sudah menyambar satu buku yang entah buku apa itu, langkah Hendery yang tadinya sudah mantap kini malah tertahan karena melihat dua teman Xiaojun akhirnya pergi – tapi tidak dengan Haechan.
Oke, kesempatannya malah lebih bagus lagi kalau begini, tidak perlu basa-basi di depan dua teman Xiaojun yang tidak Hendery kenali. Soal Haechan, Hendery bisa abaikan saja anak satu itu.
"Hai," sapa Hendery akhirnya, tanpa membawa buku yang tadinya akan dia jadikan alasan.
Xiaojun yang tadinya masih fokus melihat ensiklopedia tentang hewan purba akhirnya menolehkan wajahnya ke arah orang yang menyapa.
Xiaojun otomatis tersenyum manis, sedangkan Haechan memutar matanya karena tahu tujuan kakak kelasnya itu menghampiri meja mereka.
"Hai, Hendery," balas Xiaojun.
"Eoh, Xiaojun harus pake honorific ke Hendery, dia sudah tua," celetuk Haechan.
Xiaojun menoleh ke arah Haechan yang ada di sampingnya sambil mengerutkan alisnya, "Hendery Oppa, gitu?"
"Hai, Hendery Oppa," sapa Xiaojun ulang – dengan tampang polosnya, sambil tersenyum.
"Heh! Kok 'oppa', siapa yang ngajarin gitu?" protes Haechan.
"Somi panggil Jaehyun pake 'oppa' kok, berarti Xiaojun bener, dong?" Xiaojun balas protes.
"Iya, tapi–"
Seketika kehadiran Hendery malah terlupakan, dan dua anak yang meributkan tentang honorific itu tidak sadar jika subjek yang mereka bicarakan sedang sibuk mengusapkan sapu tangan ke hidungnya yang mendadak mengeluarkan darah setelah dipanggil 'oppa'.
Haechan sebenarnya melihat itu sekilas dari ekor matanya dan ingin memberi tahu Xiaojun tapi tertahan saat melihat Hendery mengangkat tangannya, tanda dia tidak ingin Xiaojun tahu.
"Gege, kamu bisa pake itu aja," ujar Hendery setelah membersihkan aliran darah dari hidungnya.
"Eoh, Hendery orang China?" tanya Xiaojun terkejut, melupakan honorific yang pembahasannya bahkan masih hangat itu.
Hendery tersenyum saat melihat wajah Xiaojun jadi sangat ceria setelah mengetahui satu fakta baru tentang dirinya, "Makau, lebih tepatnya," jawab Hendery.
"Xiaojun bisa bahasa Kanton loh," sahut Xiaojun yang langsung mengganti bahasa dari bahasa Inggris menjadi bahasa Kanton.
Kini giliran Hendery yang wajahnya menjadi ceria, dan kini giliran Haechan yang terlupakan juga merasa sedikit terasingkan karena ada dua orang yang bicara dengan bahasa yang tidak dia pahami.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Redamancy | Henxiao Love Story
FanficLangkah pertama dari bersama selamanya antara Hendery dan Xiaojun.