Mari percepat jalan cerita sampai di mana akhirnya Hendery naik ke kelas 3 SMA, masih dengan penyakitnya yang sering kambuh saat jam pelajaran. Sedihnya juga, Xiaojun tidak pernah mengikuti balik Instagram-nya.
Semakin sedih lagi pagi ini karena Hendery terpaksa mengungsi ke unit kesehatan saat dengan tidak sopannya penyakitnya kambuh di jam pelajaran matematika yang sangat penting.
Setelah mendapat izin dari gurunya, Hendery langsung memakai masker, keluar kelas dan berlari kencang begitu sudah tidak terlihat teman-teman sekelasnya. Hendery harus cepat jika tidak mau berpapasan dengan murid lain – karena hanya guru-guru dan Yongqin teman sebangkunya yang tahu tentang penyakit Hendery.
Pagi yang semakin tidak mujur bagi Hendery hari ini, saat sedang menghindari murid lain, di ujung lorong sana malah ada seorang siswa sedang berjalan ke arahnya yang semakin lama semakin mendekat dan akan membuat mereka berpapasan.
Seperti gerak lambat di film-film, saat Hendery dan siswa itu akhirnya bertemu pada satu titik, mata besar Hendery menatap penasaran ke arah siswa yang ada di luar kelas selain dirinya di jam pelajaran begini. Mata yang di tatap Hendery sedang mengarah ke bawah – kepala siswa itu menunduk seolah juga tidak ingin berpapasan dengan siswa lain.
Hendery tidak ambil pusing dengan siswa itu karena dia juga sedang tergesa untuk mendapatkan perawatan yang layak di unit kesehatan. Tapi baru beberapa langkah setelah berpapasan dengan siswa itu, Hendery terdiam sebentar dan menoleh ke arah siswa itu yang sudah semakin menjauh.
Itu...
*
"Masih belum mereda?" tanya Yongqin yang menghampiri Hendery di unit kesehatan saat jam istirahat.
"Belum," jawab Hendery pelan yang masih setia terbaring sambil menutupi matanya dengan lengan kanannya.
"Nih, tadi di kelas dikasih–"
"Eoh!"
Tiba-tiba terdengar suara pekikan kecil yang memutus ucapan Yongqin, membuat Hendery yang tadi menutup matanya jadi sangat penasaran siapa pemilik suara itu.
"Xiaojun," sapa Yongqin sambil mengusak rambut seorang anak yang dipanggilnya 'Xiaojun'.
Xiaojun...
Xiaojun?
Itu XIAOJUN!
Waktu seolah berhenti, membiarkan Hendery mencerna apa yang sedang terjadi di hadapannya saat ini. Itu Xiaojun yang setiap hari Hendery monitori media sosialnya.
Xiaojun yang membuat Hendery jatuh hati saat menjelang kelulusan SMP-nya dulu. Xiaojun yang sayangnya begitu cepat menghilang saat Hendery baru menyadari keberadaannya.
Kini anak manis itu ada di hadapannya – akhirnya.
Jika Hendery tidak punya urat malu, pastilah sekarang dia tengah meneriakkan nama cinta pertamanya dan memeluk erat Xiaojun tanpa ingin dilepasnya.
"Yongqin kenapa di sini?" tanya Xiaojun, yang suaranya sudah sedikit berubah tidak seperti yang diingat Hendery dulu.
Tunggu dulu, Xiaojun dan Yongqin saling kenal? Batin Hendery gudah.
"Aku nemenin temen sebangkuku, namanya–"
"Xiaojun," lagi, ucapan Yongqin dipotong Xiaojun yang kali ini menjulurkan tangannya ke arah Hendery untuk mengajaknya berkenalan.
Xiaojun dan senyum manisnya, seolah dia tidak menyadari bahwa Hendery mendengar sapaan Yongqin yang memanggil namanya tadi.
Tentulah Hendery tahu siapa nama anak manis yang menjulurkan tangannya ini. Tentulah Hendery tahu nama orang yang selalu membuatnya menyesal karena tidak bergerak cepat untuk menyapa duluan setelah pertemuan pertama mereka di ruang pertunjukan.
Dan gestur yang ditunjukkan Xiaojun sekarang menandakan bahwa anak manis ini tidak mengingat Hendery, 'kan?
Bukankah dulu Haechan bilang bahwa Xiaojun menganggapnya tampan?
Apa sebegitu mudah terlupakan wajahnya – yang kata kedua orang tuanya itu tampan?
Baru kali ini dalam 17 tahun hidupnya, Hendery merasa insecure mengenai tampangnya yang sebenarnya tidak pernah terlalu dia hiraukan. Dan Xiaojun mematahkannya begitu saja.
Tangan Hendery akhirnya terulur setelah sepersekian detik terkena serangan kejut, membalas jabatan tangan Xiaojun tanpa lupa tersenyum lebar.
"Aku Hendery," jawabnya.
Ah gila, senang bukan main Hendery akhirnya bisa menjabat tangan Xiaojun, tangan dengan jari-jari ramping Xiaojun terasa begitu pas di genggamannya.
"Hendery sakit apa?"
"Aku... itu..." Hendery langsung tergagap dengan pertanyaan polos Xiaojun.
"Xiaojun? Kok malah di sini? Katanya kamu mau permen jelly?"
Tiba-tiba datanglah penyelamat Hendery dari pertanyaan Xiaojun – dr. Johnny Suh, dokter yang selalu berjaga di unit kesehatan sekolah.
"Oh iya, sebentar," sahut Xiaojun yang menoleh sebentar ke arah dr. Johnny dan kembali lagi menatap Hendery.
Dalam hatinya, Hendery berharap Xiaojun bisa melupakan pertanyaannya tadi.
"Xiaojun keluar dulu ya. Hendery cepet sembuh," Xiaojun akhirnya berpamitan dan berlari kecil mengikuti dr. Johnny sebelum melambaikan tangan pada Hendery dan Yongqin.
Setelah Xiaojun sudah tidak terlihat, Yongqin memerhatikan wajah Hendery yang terlihat sumringah sejak bertemu adik kelas mereka itu.
Akhirnya tersadar jika diperhatikan, Hendery menoleh ke arah Yongqin sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Kamu kenal Xiaojun?"
"Kamu suka Xiaojun?"
Hendery dan Yongqin saling melempar pertanyaan bersamaan.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Redamancy | Henxiao Love Story
FanficLangkah pertama dari bersama selamanya antara Hendery dan Xiaojun.