11

561 360 8
                                    

Saat melihat festival kembang api, biasanya apa saja yang dirasakan?

Senang karena melihat betapa indahnya kembang api yang menghiasi langit malam? Tentu.

Jantung berdebar karena rasa kejut dari suara kembang api yang meluncur ke langit? Pastinya.

Momen saat Xiaojun menjatuhkan diri di atas badan Hendery merupakan momen di mana ada festival kembang api imajiner sedang berlangsung di benak Hendery – menyenangkan dan mendebarkan.

Xiaojun tetap memeluk Hendery dengan begitu eratnya walau sudah mendengar napas Hendery yang terputus-putus karena menahan bobot Xiaojun dengan kondisi tubuhnya yang sedang tidak fit.

Tempo hari Hendery sudah merelakan jika nantinya Xiaojun menolaknya, tapi lihatlah sekarang, malah anak itu sendiri yang menghampirinya bahkan sampai memeluknya begini.

Ini merupakan definisi dari 'kesabaran adalah kebajikan', kesabaran Hendery yang merelakan apa pun keputusan Xiaojun, berbuah kebajikan yang membawa Xiaojun langsung ke pelukannya – literally.

Tangan Hendery yang tidak tertindih Xiaojun mencoba bergerak dan mengusap punggung anak manis itu.

Xiaojun diam saja, apa dia tertidur? Ah, Hendery tidak terlalu mempedulikannya, sekarang yang penting adalah menyesapi momen ini semaksimal mungkin.

Dengan tiadanya jarak di antara mereka membuat Hendery bisa menghirup aroma yang menguar dari tubuh Xiaojun. Aroma lembut bedak talk tercium samar dari Xiaojun, seperti aroma bayi dan ajaibnya itu membuat Hendery sangat senang sampai tersenyum-senyum sendiri walau sakit kepalanya belum mereda.

Sudah bisa dipastikan mulai saat ini, aroma tubuh Xiaojun merupakan serotonin bagi Hendery.

"Xiaojun? Hei..." panggil Hendery pelan, bagaimanapun juga dia harus menjelaskan sesuatu pada Xiaojun.

Perlahan Xiaojun mengangkat tubuhnya yang tidak seberapa berat itu dari tubuh Hendery, dan lagi-lagi bungkusan permen yang tanpa sadar masih digenggamannya mengenai kepala Hendery.

"Pacar Xiaojun sakit apa?" tanya Xiaojun dengan nada sedih yang begitu kentara.

Dengar, Xiaojun bahkan sudah mengaku-aku bahwa Hendery adalah pacarnya, terbang tinggi Hendery dibuatnya.

Hendery tidak kuasa menahan senyum lebarnya setelah mendengar ucapan Xiaojun, tapi Xiaojun malah mengerutkan alisnya.

"Hendery jangan senyum kaya gitu, serem," sahut Xiaojun dengan tampang polosnya.

Kalau dalam keadaan sehat, sudah pasti Hendery tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan polos pacarnya itu, eh apa sudah resmi jadi pacar?

"Hehe, maaf..."

"Pacar Xiaojun sakit apa?" ulang Xiaojun, kali ini terdengar sudah tidak sabar untuk mendengar jawabannya.

Terbesit pemikiran usil Hendery, "pacar Xiaojun emangnya siapa?" tanya Hendery akhirnya.

Xiaojun berdecak kesal mendengar itu, dikhawatirkan kok malah membalas usil?

Xiaojun menarik tangan kanannya agar bisa duduk lebih lurus lagi, tapi Xiaojun belum sadar bahwa tangan kanannya masih menggenggam dua bungkus besar Haribo dan akhirnya kepala Hendery tertoyor dua bungkus permen itu dengan tidak begitu elitnya.

"Maaf!" sahut Xiaojun yang kini sudah menyadari kesalahannya, akhirnya melepaskan dua bungkus permen itu tepat di samping kepala Hendery lalu mengusap sisi wajah Hendery yang tadi tertoyor permennya dan memeluknya lagi.

Hendery sih senang jika dipeluk Xiaojun begini, sangat senang malah.

"Gak apa-apa, kamu nonjok aku pun, aku gak keberatan," ujar Hendery asal.

Redamancy | Henxiao Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang