"Kamu suka kopi, kan?" tanya ibunya Xiaojun pada Hendery yang mengekorinya ke dapur.
"Suka kok, Ayi," jawab Hendery pelan.
"Udah, panggil 'Mami' aja, toh nantinya kamu jadi anak Mami juga," sahut ibunya Xiaojun dengan santainya.
Ini sudah malam, tapi mendadak senyum Hendery merekah secerah mentari pagi setelah mendengar penuturan ibu dari kekasih hatinya itu.
Tidak mendengar ada respons dari Hendery, ibunya Xiaojun yang sedang membuat kopi akhirnya menoleh ke arah lawan bicaranya itu dan menemukan seorang anak SMA yang memperlihatkan tampang bodohnya.
"Hehehe, iya, Mami..."
Wah, pacarnya Xiaojun ternyata gila, batin ibunya Xiaojun.
"Sini, biar aku bantu," ujar Hendery yang melihat calon ibu mertuanya itu menuangkan air hangat ke cangkir yang sudah berisi bubuk kopi.
"Oh iya!" sahut ibunya Xiaojun tiba-tiba.
"Kenapa?" cicit Hendery yang sedang dalam perjalanan menuangkan air ke cangkir yang kedua.
"Kamu kan besok sekolah, malem-malem gini jangan minum kopi deh, sini Mami ganti jadi teh susu aja ya," lalu tangan dengan jari lentik milik ibunya Xiaojun langsung meracikkan teh susu di dua cangkir, untuk Hendery dan untuk Xiaojun nanti.
Hendery hanya memperhatikan ibunya Xiaojun dengan teliti, lalu berseru 'oh' kecil saat melihat bubuk matcha ditambahkan ke salah satu cangkirnya.
"Xiaojun sesuka itu ya sama matcha, Mi?" tanya Hendery yang kemudian menerima dua cangkir berisi teh susu itu untuk dibawanya ke meja makan.
"Iya, Xiaojun tuh kalo udah suka sama suatu makanan atau minuman, pasti dikonsumsi terus," lalu dengan begitu anggunnya ibunya Xiaojun menyesap kopinya.
Sedangkan Hendery hanya mengangguk-anggukan kepalanya saking kagumnya dengan sikap aristokrat seorang ibu di hadapannya.
"Liat aja tuh," ibunya Xiaojun menunjuk satu toples bening besar berisi penuh permen jelly dengan berbagai bentuk, "Xiaojun suka banget sama permen, sampe cemilannya aja permen."
Hendery tersenyum mendengar penuturan ibunya Xiaojun, teringat kembali saat kejadian di unit kesehatan tadi, di mana ada dua bungkus Haribo yang selalu digenggam erat oleh Xiaojun. Dan juga kejadian saat dirinya mengiming-imingi Xiaojun dengan permen untuk bisa diajaknya ke atap sekolah.
"Makanya, nanti kalo Xiaojun udah suka banget sama kamu, gak bakal mau lepas dia dari kamu."
Lagi, Hendery kembali dikejutkan dengan penuturan calon ibu mertuanya.
"Aku yang lebih gak mau lepas dari Xiaojun..." lirih Hendery sebelum menyesap teh susunya.
Ibunya Xiaojun tersenyum mendengar itu, "ah, gak kerasa sekarang Xiaojun udah gede, udah punya pacar, udah ciuman pula sama pacarnya."
Untuk kalimat terakhir yang diucapkan ibunya Xiaojun, Hendery merasa sangat bersalah.
"Maaf ya, Mi..."
"Gak apa-apa, Mami paham kok, kan Mami pernah muda juga."
Ah, kebaikan apa yang pernah Hendery lakukan di kehidupan lampaunya dulu sampai punya pacar yang ibunya pengertian begini sekarang?
"Xiaojun tuh sebenernya gak polos loh, Hendery. Dia tuh cuma naif, makanya Mami tuh ada firasat kalo sampe kalian ngelakuin itu, bisa jadi Xiaojun duluan loh yang ngajak."
Tidak ada angin dan tidak ada badai, dengan santainya ibunya Xiaojun membahas hal yang cukup tabu itu pada pacar anaknya, apa maksudnya?
Mendengar itu pun membuat Hendery akhirnya tersedak minumannya, bukan main memang wanita cantik yang satu ini, selalu saja memberikan Hendery kejutan dengan ucapannya yang disampaikan dengan suara lembutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redamancy | Henxiao Love Story
FanfictionLangkah pertama dari bersama selamanya antara Hendery dan Xiaojun.