09

545 354 6
                                    

"Pernyataan cinta?" ulang Xiaojun.

Hendery hanya mengangguk.

Lalu Xiaojun terlihat seperti menahan tawa, dan akhirnya memang tawa itu benar-benar tidak bisa ditahan olehnya.

"Lucu?" tanya Hendery sarkas.

Pedih rasanya melihat sang pujaan hati yang malah mentertawakan perasaanmu.

Xiaojun masih tertawa, kelihatan sulit sekali untuk berhenti, ditambah raut wajah Hendery yang sebenarnya terlihat lucu saat ini.

Akhirnya Hendery cemberut saja, mencoba menunjukkan bahwa dia tidak senang dengan situasinya.

"Hendery serius apa bercanda?" tanya Xiaojun yang masih diselingi tawa kecil.

"Ey, aku keliatan kaya lagi bercanda?"

Xiaojun mengangguk ribut, kemudian setelahnya menarik napas panjang, mengembuskannya dan mencoba berhenti tertawa.

"Maaf," ujar Xiaojun akhirnya, "ayo lanjut, mau ngomong apa?"

"Aku suka sama kamu, Xiaojun," ungkap Hendery dengan padat dan jelas.

Setelahnya, baik Xiaojun atau Hendery tidak ada yang bicara. Hendery menunggu bagaimana respons Xiaojun, sedangkan Xiaojun menunggu apa ada kalimat lain yang akan disampaikan Hendery.

"Tap–"

"Aku sebenernya pengin banget kamu mau jadi pacar aku, tapi aku tau ini kayaknya mendadak banget buat kamu. Dan aku juga tau barusan kamu mau ngomong apa," ujar Hendery sambil menatap lurus ke mata Xiaojun.

Xiaojun hanya mengangkat alisnya, menunggu tebakan Hendery soal apa yang akan dikatakannya tadi.

"Yah, singkatnya, kamu pasti gak percaya kan kalo aku suka sama kamu, padahal kita belom lama saling kenal," jelas Hendery mantap.

Ya, benar.

Mulut Xiaojun terbuka sedikit mendengar ucapan Hendery barusan. Hendery ini, kenapa sangat peka sampai bisa menebak apa yang akan Xiaojun katakan?

Baru saja Xiaojun ingin menanggapi, tapi dipotong lagi oleh Hendery dengan penjelasan dari awal bagaimana dia bisa menyukai Xiaojun.

Hendery menceritakan saat pertama mereka bertemu di ruang pertunjukan waktu itu. Dua kata yang menggambarkan kehadiran Xiaojun di mata Hendery; menarik perhatian.

Ya, Xiaojun bagaikan magnet yang tanpa ampun membuat pandangan Hendery saat itu terfokus hanya padanya.

Jika waktu itu Hendery tidak merasa bosan berada di kelasnya dan tidak pergi ke ruang pertunjukan untuk tidur, mungkin itu merupakan penyesalan terbesar dalam hidupnya karena tidak akan berkesempatan melihat Xiaojun.

Walau hanya pertemuan singkat, tanpa adanya perkenalan secara langsung. Hanya dirinya yang bertanya pada Haechan, siapa anak manis yang bersuara merdu itu.

Sialnya, Haechan ternyata tidak pernah menyampaikan pada Xiaojun bahwa anak manis itu ditanyai dan bahkan dicari oleh Hendery.

Namun yang tidak Hendery ketahui dan masih dia ragukan, Xiaojun memang pernah mempertanyakan soal Hendery pada Mark waktu itu, hanya saja Xiaojun pelupa, jadi dia tidak ingat pernah bertemu Hendery di ruang pertunjukan saat masih SMP.

Xiaojun memang benar-benar lupa dengan kejadian itu. Di pikirannya saat itu, Hendery hanyalah seseorang yang akan berlalu begitu saja, melihatnya bermain piano di ruang pertunjukan dan tak akan pernah dia temui lagi.

Tapi, lihatlah sekarang.

Hati Hendery patah berkeping-keping mendengar pengakuan Xiaojun yang melupakan momen pertama mereka bertemu itu. Hendery bahkan memberi peringatan tanggal pertemuan pertama mereka di kalender ponselnya.

Redamancy | Henxiao Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang