23. Rencana Bakti Sosial

759 92 4
                                    

Ramein kolom komentar ya guys, 20+ komen lah masak sepi mulu dari kemarin. Hehe Thanks semua selamat membaca.

Hari ini Alina masuk shift siang, dia berangkat tadi diantar oleh supir pribadi. Suaminya itu sedang ada rapat bulanan, jadi tidak bisa menjemput dan mengantarnya. Rapat membahas acara tahunan rutin yaitu bakti sosial RS Sanjaya. Dulu kalau diingat kembali pasti Alina sedang dalam keadaan grogi. Sudah capek menghapal eh malah blank di tengah jalan karena Rila.

"Assalamualaikum, selamat siang semua" sapa Alina memasuki ruang dokter.

"Waalaikumsalam, tertib banget Ibu" ucap Karina

"Woo ya jelas dong, rapatnya belum selesai Dok?" tanya Alina

"Belum, peserta pengajuannya kan makin banyak. Untungnya poli lagi libur" karena memang ini hari libur jadi tutup.

"Kalau enggak keos lah sudah semua"

RS Sanjaya memang beda, mengadakan rapat ketika hari libur. Bukannya tidak berperi kemanusiaan mengadakan rapat di hari libur tapi untuk mempercepat saja. Adanya perubahan sistem jadi membuat keterlambatan jadwal rapat.

Sistem pengajuan ide bakti sosial memang sudah diubah, awalnya hanya satu perwakilan perbagian saja sekarang tidak. Semua orang yang memiliki ide kegiatan bisa mengajukan diri. Semakin banyak ide membuat semakin banyak variasi kegiatan dilakukan nantinya. Tahun ini Kevin dan Dina lah yang mewakili bagian perawatan anak. Mereka menyalurkan ide yang sudah dipikirkan dengan matang.

"Hah!"

"Astaga" pekik Karina dan Alina yang kaget.

"Why?" tanya Karina kepada Kevin dan Dina yang memasuki ruangan dokter. Pada wajah mereka berdua memang tergambar beban berat dipundak.

"Saingannya bagus-bagus Dok" ucap Dina

"Semua ide sudah sangat mendetail sampai lokasi yang dipilih"

"Kebanyakan mengajukan bakti sosial di luar pulau Jawa. Alasannya supaya bisa mencapai masyarakat yang lebih membutuhkan"

"Sudah tidak apa-apa kalian sudah berkerja keras memikirkan ide itu"

"Nothing to lose kok Dok. Semua dilakukan akan bermanfaat bagi masyarakat, entah ide siapa yang akan dipakai" ucap Alina

"Amin, benar niat kita membantu semua orang jadi tidak ada yang sia-sia" ucap Dina

"Sudah ayo kita pulang Dokter Kevin" ucap Karina mengajak Kevin pulang karena sudah saatnya berganti shift. Memang siang ini jatah jaga dari Alina dan Dina.
.

.

.
Jam pulang Alina sudah tiba sekitar pukul 8 malam, dia berjalan ke loby utama tempat di mana supirnya berada. Supir pribadi plus-plus Alina siapa lagi kalau bukan sang suami. Rakana terlihat sedang bersender pada mobil sembari melambaikan tangannya. Gayanya memang masih seperti anak muda menjemput pacar untuk pergi ngedate. Suaminya itu juga membukakan pintu mobil untuknya, perhatian kecil yang sangat berarti.

"Capek?" tanya Rakana

"Capek itu manusiawi, aku kan kerja Mas" jawab Alina

"Iya hehe, Mau langsung pulang atau mau mampir dulu hm?" tanya Rakana sembari memasangkan sabuk pengaman untuk sang istri.

"Rila sudah tidur Mas?" Alina malah menanyai balik Rakana.

"Sepertinya sudah, tadi waktu mau berangkat dia sudah masuk kamar ditemani Bi Minah"

"Enggak Mas, pulang aja. Pengen cepet mandi"

Rakana langsung nginjak gasnya, perlahan mobil yang mereka tumpangi meninggalkan parkiran RS Sanjaya. Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke rumah mereka, jalanan memang ramai tapi tidak macet. Cepat-cepat Alina membersihkan badannya dari semua kotoran yang dia bawa dari RS.

Breath (Sequel Of Alina Journey) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang