24. Kelinci Percobaan Alina

760 81 2
                                    

I'm backkk

Ramein kolom komentar ya guys, 20+ komen lah masak sepi mulu dari kemarin. Hehe Thanks semua selamat membaca.
.

.

.

.

.
Bersantai berdua memang tengah dilakukan mereka, senderan di sofa sembari menonton berita. Berita terbaru kesukaan Bapak-bapak seperti Rakana, suaminya itu tidak mau ketinggalan berita. Apalagi cuaca terik dan panas membuat mereka enggan pergi keluar rumah juga.

"Ma" panggil Rakana

"Hm?" hanya deheman yang keluar dari mulut Alina, mode mager memang menyerangnya sekarang.

"Kok hm doang"

"Dalem Mas Rakana" ucap Alina

"Kamu enggak pengen sesuatu gitu Ma? Biasanya orang hamil ngidamnya kan beragam dan aneh-aneh" Rakana berbicara sembari fokusnya masih pada televisi.

"Beragam dan aneh-aneh?"

"Nanti aku minta yang aneh-aneh Mas Rakanya bingung terus enggak bisa keturutan kan percuma juga" dia memang heran dengan pertanyaan suaminya itu.

Fase mengidam Alina memang masih sekedar makanan. Belum terlalu aneh-aneh yang sampai menyusahkan semua orang didekatnya atau sampai tidak keturutan. Ngidam gudeg di Jogja itu saja tertunda karena menunggu kandungannya ditremester dua. Kedepannya tidak tau nanti karena masih ada waktu beberapa bulan menuju kelahiran baby mereka.

"Mungkin belum kali ya Ma"

"Lihat nanti Pa, bisa aja setengah jam lagi aku ngidam" ucap Alina

"Tunggu aja Paka sayang" ucap Alina

Nada bicara Alina sedikit berbeda seakan mengejek suaminya. Untungnya Rakana tidak melihat ekspresi wajah dari Alina sekarang yang sedang mengejeknya, kalau tau pasti akan dibilang istri tidak sopan. Sesekali tidak apa lah, hidup jangan datar-datar mulu bosen nantinya.

"Oh ya, Rila sedang apa ya" ucap Rakana

"Pastinya sedang bersenang-senang dengan Mom and Dad"

Rila sedang diajak oleh kedua orang tua Alina ke acara reunian sekolah. Acara pamer cucu kalau kata Alina saat ini, semua memang pada bawa cucunya masing-masing. Dulu mah ajang pamer anak, dia sangat ingat dulu dipaksa ikut oleh Mommynya. Pertama gender anak memang juga dipamerkan, jarang memang teman orang tuanya punya anak bisa sepasang laki perempuan. Kedua adalah pendidikan atau karier anaknya, riweh sekali pokoknya.

"Mas" panggil Alina

"Ya apa sayangku" Rakana menoleh kearah Alina.

"Dulu tuh aku sama Lana disuruh ikut reuninan Mom and Dad loh"

"Terus?"

"Ya biasa temu kangen lah mereka, eh tapi pertengahan obrolan ada acara jodoh-jodohan anak"

"Dulu sempet si aku sama Lana disuruh coba kenalan sama anak temen Mom and Dad, chattingan pdkt gitu sampai malam mingguan bareng. Hanya sekali tapi kalau enggak salah inget" Alina menceritakan kisah masa lalunya.

"Kamu sama Lana? Eh itu kamu umur berapa?"

"Enggak aku doang, Lana mah enggak mau dia udah punya pacar. Abis lulus SMA deh Mas, soalnya abis itu aku harus berangkat kuliah di Jogja"

"Emang punya apa dia? Dulu Mas umur 20 ya berarti sudah membantu Papa diperusahaan" ucap Rakana dengan bangga. Bangga dengan diri sendiri memang tidak masalah.

"Dia sudah menyelesaikan pendidikan perwiranya" ucap Alina

"Abdi Negara to, sudah terjamin dong. Kenapa kok enggak lanjut" tanya Rakana yang sedikit kepo dengan cerita istrinya.

Breath (Sequel Of Alina Journey) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang