Rutinitas pagi Alina sebagai ibu rumah tangga adalah mengurus keperluan Rila dan suaminya, dia tidak memasak karena memang beberapa hari ini hidungnya terlalu sensitif dengan bau bawang putih mentah. Dapur menjadi urusan Bi Minah sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.
"Cantiknya anak Mama" puji Alina yang sedang menyelesaikan kuciran rambut Rila.
"Mama, pake jepit rambut yang ini ya" Rila menyodorkan jepit rambut berwarna merah muda.
"Iya sayang, oh iya Rila ulang tahunnya mau dirayakan?" tanya Alina sambil memasangkan jepit rambut yang Rila ingin.
"Mmm, enggak Ma." jawab Rila menggelengkan kepalanya.
"Loh kenapa sayang?"
"Bosan, Rila ingin jalan-jalan saja bersama Mama dan Papa" ucap Rila
"Rila mau jalan-jalan kemana? Kebun binatang?" tanya Alina
"Enggak Ma, jalan-jalan yang menginap gitu loh Ma" ucap Rila mendeskripsikan apa yang diinginkan.
"Oh begitu. Nanti biar Mama yang bilang ke Papa ya sayang. Sekarang kita turun kebawah, semuanya sudah masuk ke dalam tas kan nak?" ucap Alina
"Sudah Ma"
Mereka berdua turun ke ruang meja makan, terlihat sang kepala keluarga tengah menikmati secangkir kopi hitamnya. Mata Rakana tidak lepas dari tab yang ada ditangannya, sepertinya ada berkas penting yang harus segera dibaca. Penampilan Raka yang belum rapi membuat Alina mendengus sebal.
"Morning kesayangannya Papa, wah kucirnya bagus" ucap Raka melihat anaknya datang dengan kuciran yang rapi.
"Sini Papa cium dulu"
Cup
Cup
"Iya dong Pa, Mama yang buat. Tidak seperti Papa buat dulu jelek" ledek Rila
"Kok dasinya belum dipasang Mas?"
"Nunggu kamu yang pasangin sayang"
"Loh kan Mas bisa pasang sendiri, kok nunggu Alin nanti kelamaan" ucap Alina
"Dipasangin istri biar lebih rapi, Mas itu dulu pengen banget dipasangin dasi sama istri" ucap Rakana menyodorkan dasi berwarna navy.
"Sekarangkan sudah ada kamu, wajar Mas minta pasangin"
"Baby gimana rewel?" tanya Rakana sambil mengelus perut Alina. Raka mencoba berinteraksi dengan calon anaknya itu.
"Tidak terlalu, hanya mual saja Mas apalagi kalau cium aroma bawang putih mentah" ucap Alina yang tengah fokus memasangkan dasi suaminya.
"Morning sickness biasa Mas enggak usah khawatiran berlebih" lanjut Alina agar tidak membuat Raka cemas.
"Udah, segera sarapan dan kita berangkat" ucap Alina
Hari ini memang Alina menggantikan salah satu rekan dokternya untuk berjaga di bangsal perawatan anak. Alina memang sekarang menjadi dokter yang siap siaga jika diperlukan. Sudah lama dia tidak berjaga di bangsal karena lebih banyak di poli anak memang. Sesekali Alina menyapa rekan kerja yang dia temui di lorong.
"Selamat pagi dr. Alina" sapa Anggi salah satu suster di bangsal anak.
"Selamat pagi sus" sapa balik Alina
"Oh iya, ini data pasien dr. Zahra dok" suster Sarah menyerahkan beberapa lembar data pasien yang ditangani oleh dr. Zahra.
"Hari ini yang berjaga siapa sus? Selain saya" tanya Alina
"dr. Kevin dok"
"Oh okay, Mari kita mulai visit" ucap Alina
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath (Sequel Of Alina Journey) [END]
RomanceMenceritakan kehidupan setelah menikah Alina Roselyne Caxton dan Rakana Abimanyu. Alina yang baru saja membina rumah tangga dihadapkan situasi yang berbeda dari pasangan biasanya. Menikah dengan Duda beranak satu membuat ia otomatis menjadi ibu samb...