Menikah lagi masih rasanya tidak menyangka itu yang ada di otak Rakana. Angan-angannya dahulu menikah untuk sekali seumur hidup tetapi takdir memang berkata lain, Dia merasakan namanya perceraian. Hubungan yang tidak sehat memang seharusnya cepat-cepat diakhiri, kenapa dipertahankan kalau memang Rakana sendiri sudah capek menjalani.
Sekarang Rakana sudah memiliki pendaming yang mendampingi setiap langkahnya. Ya Alina orangnya, gadis itu ah tidak wanita itu memang sukses membuat Rakana terjerat dalam pesonanya. Senyum tulusnya ketika menyambut Rila mendekat kepadanya, perhatian dan cinta kasihnya yang Alina salurkan kepada Rila membuat Rakana menghangat.
Begitu banyak cinta kasih yang tidak Rila dapatkan dari ibu kandungnya. Kadang dulu dia merasa gagal menjadi seorang Ayah yang baik. Dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya untuk melupakan masalalu yang suram. Tetapi dia sendiri tidak menyadari ada orang yang terabaikan karena sikapnya yaitu anaknya
"Sayang" panggil Rakana merasakan tempat tidur disebelahnya kosong.
Rakana mengecek jam yang ada di kamarnya, jam setengah 2 pagi ke mana istrinya itu. Apa Alin mengambil minum di dapur? Minumnya saja masih penuh belum tersentuh.
Mengumpulkan nyawa yang masih tercecer Rakana berjalan mencari istrinya itu. Memang dia sekarang tidak bisa tidur tanpa memeluk istrinya itu. Bucin memang tapi kepada istrinya sendiri apa salahnya.
Setelah memperistri Alina memang duo R itu Rakana dan Rila memang sangat-sangat terawat. Terbukti berat badan mereka naik wkwk. Rakana sering melakukan olahraga jadi tidak terlihat perubahan berat badannya.
Tampak dari jauh lampu dapur gelap gulita dan tidak ada pergerakan. Ke mana istrinya itu batin Rakana. Suatu tempat yang belum Rakana cek yaitu kamar Rila.
Ceklek
Suara pintu terbuka dan benar sesuai dugaan Raka, istrinya itu ada di sini di kamar sang putri tercinta."Kok di sini?" Ucap Raka pelan, takut membuat anaknya itu terbangun
"Tadi Rila terbangun, nightmare katanya" jawab Alin tak kalah pelan sambil mengusap usap punggung Rila.
"Kok enggak bangunin aku yang?" Tanya Rakana, pria itu ikut naik ke ranjang. Untungnya Ranjang Rila besar jadi muat untuk mereka bertiga.
"Kamu di bangunin yang benar saja Mas, tadi Rila gedor-gedor kamu aja enggak denger" ucap Alin yang meragukan ucapan suaminya itu.
"Hehehe ya maklum Mas kan capek, bagaimana jagoan Mas yang ini rewel kah seharian tadi?" Tanya Raka sembari mengusap perut datar Alina, geli itu yang dirasakan Alin. Alina memang belum terbiasa dengan skinship. Padahal dengan suaminya sendiri.
"Aman, dia enggak rewel sama sekali" jawab Alina
"Kamu kenapa kemari Mas?" Tanya Alina
"Enggak ada kamu enggak nyenyak tidur Mas" jawab Rakana mengeratkan pelukannya. Sepertinya dia akan masuk ke alam mimpi lagi.
"Ya udah tidur" ucap Alina mengusap tangan suaminya yang melingkar dipinggangnya.
.
.
.
Kegiatan Alina ya seperti biasa, menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya. Walau Raka sebenarnya melarang dia untuk mengerjakan tapi Alina tetaplah Alina yang tidak bisa diam. Hamil bukan alasan untuk membuat Alin bermalas-malasan."Good morning Mama" sapa putri kecilnya itu yang telah rapi dengan pakaian TKnya, tahun ini memang Rila memasuki TK besar. Tidak terasa tahun depan dia dan suaminya akan menghantarkan anaknya itu ke jenjang sekolah dasar.
"Good morning princess, mau sarapan apa roti atau nasi goreng?" Tawar Alina kepada putrinya
"Roti Ma, pakai selai stroberry" pinta Rila menujuk selai yang iya mau
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath (Sequel Of Alina Journey) [END]
RomanceMenceritakan kehidupan setelah menikah Alina Roselyne Caxton dan Rakana Abimanyu. Alina yang baru saja membina rumah tangga dihadapkan situasi yang berbeda dari pasangan biasanya. Menikah dengan Duda beranak satu membuat ia otomatis menjadi ibu samb...