10. Masalah Selesai

1.2K 113 2
                                    

Cup

Cup
Rakana terus menciumi wajah putrinya yang sedang tertidur dengan lelap.

"Papa, berhenti" ucap Rila, untungnya anak itu tidak menangis karena Rakana ganggu.

"Bangun princess katanya mau jalan-jalan" ucap Rakana

"Ya udah yuk mandi" Rakana langsung membawa Rila ke kamar mandi. Anaknya itu masih setengah sadar masih sering menguap.

Rakana sudah terbiasa mengurus Rila jadi untuk berpergian dengan anaknya berdua bukan sesuatu yang berat. Dia dengan telaten memandikan dan mendandani Rila walau tidak serapi ketika Alina yang mendandani. Rakana berusaha membuat kuncir sesuai dengan keinginan Rila, susah nyatanya harus dikucir kepang kucir lagi.

"Papa, kenapa tidak rapi rambut Rila? Bagus yang buat Tante Alina" tanya Rila, akhirnya anaknya itu menyebutkan nama Mamanya walau masih dengan embel-embel tante.

"Papa kan tidak terlalu bisa mengucir rambut sayang. Jelas bagus, Mama itu perempuan seperti Rila rambutnya panjang jadi terbiasa" jelas Rakana

"Sudah jadi ayo kita sarapan dulu dan berangkat" ucap Rakana

Rencananya Rakana akan mengajak Rila ke farmhouse. Jalan-jalan sekaligus edukasi untuk anaknya. Awal memasuki tempat wisata Rila terlihat sangat excited, bahkan sampai menarik Rakana untuk berjalan lebih cepat. Satu persatu spot mereka datangi, Rila sangat bersemangat dan riang.

Di sisi lain

"Nanti aku jemput lagi Lin" ucap Rea

"Okay, sana anterin Rion dulu. Hati-hati, aku masuk ya" pamit Alina

Alina sedang berada di supermarket yang dekat dari rumahnya. Biar efisien Alina memang meminta diturunkan di sini, berbelanja sembari Rea mengantarkan Rion ke sekolah. Alina ingin membuat kue ulang tahun untuk Rila, walau ulang tahunnya hari ini. Selain itu Alina juga berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, buah dan beberapa protein.

Ibu-ibu kalau belanja tidak mau rugi, Alina juga seperti itu. Dia memilih bahan makanan yang memiliki kualitas bagus. Agar dapat bertahan agak lama saat penyimpanan. Tinggal satu lagi yaitu susu hamil Alina, dia berjalan ke tempat persusuan.

"Loh yang yogurt kok enggak ada?" Alina melihat di rak tempat berbagai merk susu hamil.

"Apes banget sih Lin" ucap Alina pada dirinya, susu hamilnya berada di rak yang lumayan tinggi. Alina tidak bisa menjangkaunya, dia mencoba untuk menjinjitkan kaki berharap untuk bisa menggapai.

"Ini"

"Terima k--, loh dr. Kevin" ucap Alina melihat siapa yang membantunya mengambil susu.

"Iya dok, lagi belanja mingguan?" tanya Kevin

"Terima kasih dr. Kevin, ah iya belanja mingguan" jawab Alina

"Kok tidak bersama Pak Rakana?" ucap Kevin yang melihat sekeliling Alina berdiri mencari keberadaan Rakana.

"Ah, lagi di luar kota. Mari dok saya duluan" pamit Alina

"Biar saya bantu dok, ah panggil Kevin saja ini berada di luar rumah sakit" ucap Kevin yang melihat troly Alina penuh barang-barang.

"Kalau begitu panggil saya Alina saja. Sekali lagi terima kasih Vin" ucap Alina

"Ah santai saja Lin"

"Biar saya antar pulang juga Lin, kamu lagi hamil barang bawaannya banyak banget" tawar Kevin

"Enggak usah, aku dijemput teman. Ini udah di parkiran depan" tolak Alina secara halus.

Breath (Sequel Of Alina Journey) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang