"Besok menginap di rumah Daddy dan Mommy ya Mas" pinta Alina, memang besok adalah akhir pekan.
"Iya, tadi Mas udah tanya sama Rila. Dia mau liburan di daerah lembang katanya" ucap Raka
"Lembang lagi?"
"Kamu bosan yang?"
"Enggak Mas, cuma teringat kita dulu" ucap Alina
"Wah iya, kencan pertama kita ya" ucap Rakana menggoda Alin.
"Untung pilihan Rila enggak terlalu jauh, Mas sangat lega yang. Kita semua nyaman dan terpenting baby aman" ucap Raka sembari sesekali mengelus perut Alina.
"Sayang"
"Apa Mas Raka?" tanya Alina menoleh ke arah sisi ranjang dimana suaminya terbaring.
"Mas masih bener-bener enggak menyangka. Kita diberi kepercayaan untuk memiliki baby secepat ini"
"Plan di otak Mas sih mungkin di setengah tahun pernikahan kita, Mas sendiri masih pengen menikmati momen kita berdua. Momen punya istri tepatnya, dimana semua segala keperluan diurus sama kamu"
"Kalau kamu gimana yang?" tanya Rakana
"Alin juga tidak menyangka kalau di tubuh ini terdapat kehidupan yang bergantung kepada Alin" ucap Alina
"Aa! Sebelum itu Alin masih tidak percaya bisa menerima lamaran dan menikah dengan Mas Raka. Padahal dulu Alin sangat sebal sama Mas di awal pertemuan kita. Sempat dulu berharap kalau mempunyai suami abdi negara" ucap Alina dengan sangat gamblang.
"Mas itu dingin di awal. Membuat orang malas untuk berdekatan"
"Ya iya itu memang Rakana dulu" ucap Rakana mengakui perkataan Alina memang benar adanya.
"Abdi Negara? Kamu akan ditinggal tugas terus. Karena negara nomor satu dan kamu akan menjadi nomor dua"
"Iya itu, hal itulah yang membuat aku kagum sama ibu-ibu pendamping abdi negara"
"Mereka harus siap dinomor duakan oleh tugas. Harus mengurus anak tanpa adanya suami. Hanya orang-orang terpilih yang kuat menghadapi itu" ucap Alina
"Kamu menyesal menikah sama aku yang?" tanya Rakana
"Enggak, untuk apa menyesal Mas Raka. Aku diberi suami yang punya harta dan tahta. Alin harap cukup aku satu-satunya wanita kamu Mas" jawab Alina
"Bukan hanya itu saja. Mas Raka tampan, sangat perhatian, sabar, membimbing Alina dan masih banyak lagi" ucapan Alina membuat senyum Raka mengembang.
"Wah ada yang memuji-muji, mau minta apa hayo?" goda Rakana
"Aish! Mas Raka itu menyebalkan. Udah ah Alin mau tidur aja" Alina membalikan badan memunggungi suaminya itu.
"Sayang jangan ngambek"
"Alina sayang"
"Nyonya muda Abimanyu"
"Dosa loh mengabaikan suami" ucap Rakana
"Apa lagi Mas? Itu udah jam 10 malam waktunya tidur "
"Mas kayaknya ngidam deh" Alina lalu membalikan badan lagi menghadap suaminya itu.
"Ngidam apa? jangan aneh-aneh loh Mas!"
"Pengen makan nasi urap tapi bikinan Mommy" ucapan Raka membuat Alina terheran lalu tertawa.
"Besok mampir supermarket dulu ya Mas, biar langsung dimasakin sama Mom" ucap Alina
"Sabar ya Nak. Besok baru terlaksana ngidamnya, sekarang tidur jangan dibayangin nanti malah ngiler kkkkk" ucap Alina sambil mengusap pipi suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath (Sequel Of Alina Journey) [END]
RomanceMenceritakan kehidupan setelah menikah Alina Roselyne Caxton dan Rakana Abimanyu. Alina yang baru saja membina rumah tangga dihadapkan situasi yang berbeda dari pasangan biasanya. Menikah dengan Duda beranak satu membuat ia otomatis menjadi ibu samb...