Bohong kalau Alina tidak merasa sedih karena perubahan sikap Rila. Dia bahkan sempat menangis lagi tadi waktu bangun tidur. Jadi sesakit ini kalau ditolak oleh anak yang disayangi. Bahkan tadi Rila langsung masuk ke mobil tanpa pamit dengan Alina. Alina hanya bisa tersenyum, dia tidak boleh menangis dihadapan suaminya. Rakana pasti akan kepikiran kalau melihatnya menangis.
Kegiatan yang Alina lakukan sekarang adalah yoga kehamilan, gerakannya tentunya aman kehamilan muda. Beberapa anggota tubuhnya sedikit pegal karena perubahan postur tubuh menyesuaikan perkembangan janin. Mumpung libur harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Alina sudah terlanjur mengambil cuti 3 hari, ya mau bagaimana lagi selain mengisi kegiatan di rumah.
Dia juga sudah meminta Rea untuk datang menemaninya nanti bersama Rion. Kebetulan Leon suami Rea sedang ada tugas negara jadi mereka bisa menginap di rumah. Selesai melakukan yoga Alina segera membersihkan badan yang bau keringat. Tidak mungkin dia menyambut tamu dengan keadaan begini.
"Wah, sepertinya aku tambah gendut" ucap Alina melihat badannya sendiri dari pantulan kaca di ruangan wardrope.
"Baby, tumbuhlah dengan cepat. Mama tidak sabar untuk menggendong kamu hihihi"
"Apapun jenis kelamin kamu nanti Mama, Papa dan Kakak Rila akan sangat senang" ucap Alina seraya mengelus-elus perutnya.
"Terima kasih sudah hadir di hidup kami sayang"
Alina memilih dress simple ala rumahan untuk dikenakan. Dia hanya memoleskan lipbalm di bibirnya, kehamilan membuat Alina berhati-hati menggunakan produk kecantikan. Alina segera menata beberapa cemilan untuk Rion dan Rea, seadanya dikulkas saja karena memang dia dan suaminya belum belanja lagi. Rencana mengosongkan kulkas untuk ditinggal liburan tapi tidak jadi liburan Alina.
"Assalamualaikum spadaaaa, Reana dan Riona datang" teriakan Rea menggema di seluruh penjuru rumah.
"Waalaikumsalam, kebiasaan masuk rumah orang teriak-teriak" omel Alina
"Rion, jangan contoh Mama kamu. Itu tidak baik"
"Sensitif amat bumil satu ini, biasanya emang kaya gini juga aku orangnya" pembelaan Rea
"Katanya mau ke Lembang kok enggak jadi?" tanya Rea
"Huh! Hiks hiks hiks"
"Lah kok nangis? kenapa cerita" ucap Rea
"Rila kemarin menolak aku Re, bahkan memanggil Tante sama aku hiks hiks" ucap Alina
"Lah kok bisa, gimana ceritanya?" tanya Rea
"Enggak tau, jadi begini Re. Rila ---------------" Rea menyimak penjelasan Alina tentang kejadian kemarin. Sesekali Rea mengusap punggung sahabatnya itu.
"Mungkin masalahnya ada di sekolah Lin"
"Aku curiga ada yang menghasut Rila. Kamu harus curiga juga Lin" ucap Rea
"Bukannya Rila sangat menginginkan adik, aneh lo Lin tiba-tiba anak itu kaya gitu" ucapan Rea memang ada benarnya juga.
"Enggak mau curiga dulu Re, biar Bapaknya yang gali sendiri dari anaknya. Biar bicara hati ke hati biar lega" ucap Alina
"Biar mereka juga bisa punya waktu berdua, jarang-jarang mereka bisa jalan berdua. Emaknya mengalah aja demi anaknya"
"Iya bener sih Lin, welcome to dunia emak-emak hahaha dituntut punya stock sabar yang banyak, egonya dikesampingkan"
Ting tong
Suara bell rumah berbunyi"Bentar ya Re" ucap Alina
Cklek
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath (Sequel Of Alina Journey) [END]
Roman d'amourMenceritakan kehidupan setelah menikah Alina Roselyne Caxton dan Rakana Abimanyu. Alina yang baru saja membina rumah tangga dihadapkan situasi yang berbeda dari pasangan biasanya. Menikah dengan Duda beranak satu membuat ia otomatis menjadi ibu samb...