3. Kado Special

2.2K 147 21
                                    

Ulang tahun pernikahan orang tua Alina memang di adakan di rumah. Sederhana dan hanya dari keluarga, besan serta orang terdekat saja. Riweh sedari pagi memang terasa di rumah keluarga Caxton. Alina sendiri membantu dibagian konsumsi tentunya.

Dia tidak memasak, pegawai cafenya yang menyiapkan semuanya. Bukannya malas tapi memang keadaan hamil muda Alin sedikit berhati-hati. Namanya hamil pertama kali ada aja yang membuat khawatir untuk sebagian ibu-ibu hamil seperti Alina.

Untuk Alana sendiri sudah bisa ditebak, kembaran Alina itu menyiapkan pakaian seragam untuk semua anggota keluarga. Beruntungnya Abraham dan Rosa, mereka tidak perlu mengeluarkan uang banyak karena kedua anaknya itu bisa menghandlenya sendiri. Walaupun sebenarnya mereka mampu membayar sendiri alangkah berarti kalau itu disiapkan oleh keluarga tercinta.

Sebenarnya Alina dan Raka bingung, pasutri itu bingung akan hadiah apa yang akan mereka berikan kepada orang tua Alina. Walau sudah berencana untuk memberi kejutan kehamilan Alin, mereka rasa itu kurang modal hehehe. Sebagai anak tentunya ingin orang tua merasakan hasil kerja anak-anak mereka.

"Jadinya apa Mas?" Tanya Alina

"Sesuai yang kemarin kita pilih yang" jawab Raka

"Dikirim kapan? Nanti atau besok?" Tanya Alina

"Nanti udah tiba saat acara mulai kok" jelas Rakana tanpa menoleh, pria itu sedang fokus menyetir.

"Mas mampir di indom**et dulu, Alin pengen beli es krim mochi" ucap Alina

"Ngidam kamu yang?" Tanya Raka

"Sepertinya iya"

"Nanti Mas yang turun, kamu di mobil aja" ucap Rakana dan hanya di angguki oleh Alin.

Setibanya di rumah orang tua Alina, mereka berdua disambut oleh Dimas yang sedang menimang-nimang baby Sekala. Tampaknya Kala sedang rewel dari kejauhan sudah terdengar suara tangisannya.

"Ini kenapa keponakan aunty kok nangisnya kenceng banget?" ucap Alina mendekati sekala yang ada di gendongan Dimas.

"Rewel seperti biasa Mbak, enggak mau ditinggal ataupun diletakkin di box baby" jawab Dimas

Sekarang Dimas dan Alana memperbaiki panggilan untuk Alina dan Raka. Walau Alina cuma beda beberapa menit dari Alana tetap saja Alin menjadi kakak untuk Alana. Mulai dibiasakan juga karena kedepannya ada anak yang akan mencontoh kedua orang tuanya. Awal pertama terdengar aneh karena memang Dimas lebih tua dari Alina, lama-lama akan menjadi kebiasaan.

"Sana Mas Raka gendong Kala, siapa tahu Kala mau sama Pakdenya" ucap Alina

"Tangannya di cuci dulu ya Mas" lanjut Alina

"Iya sayang" jawab Rakana

Alina berjalan masuk meninggalkan Raka dengan Dimas di teras rumah. Bagaimana dengan Rila, anak itu nanti akan datang dengan kedua orang tua Raka. Kemarin memang Rila ingin menginap di rumah Opa Omanya.

"Loh baru sampai Nak? Raka mana?" Tanya Rosa memeluk anaknya itu. Tebakan kalian betul mantu lebih ditanyakan ketimbang anaknya sendiri.

"Iya Mom, Mas Raka di teras bersama Dimas dan Kala" ucap Alin

"Mbak kamu kok agak berisi ya? Ini cuma perasaan aku apa emang beneran" ungkap Alana melihat Alin.

"Iya ini kamu berisi sayang" sambung Rosa

"Berarti bahagia artinya itu Mom" ucap Abraham yang datang membawa secangkir kopi.

"Alhamdulillah kalau begitu, memang kalau abis nikah itu kebanyakan pada makin berisi. Sama kaya kita dulu kan Dad" ucap Rosa

Breath (Sequel Of Alina Journey) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang