21. Unintended

1.5K 195 10
                                    

Jihoon terduduk di depan sungai Han. Kurang lebih sudah 2 jam ia memilih diam sembari menikmati hembusan angin sepoi yang menyisir rambutnya. Matanya menatap kosong pada air tenang di hadapannya.

Langit sudah berubah jingga, bahkan sebentar lagi menjadi gelap. Ia hanya ingin sendiri saat ini. Merenungkan betapa beruntung juga malangnya nasibnya. Terlahir di keluarga kaya namun tidak bebas.

Ia tahu segala sesuatu ada timbal baliknya. Punya uang banyak tidak menjamin kebebasanmu.

Sementara Jihoon sibuk termenung, ponselnya berdering. Ia melihat layar ponselnya, tertulis nama Yujin di sana. Satu hal yang perlu kalian ketahui, Sungchan dan Yujin, adalah dua orang yang tidak akan pernah bisa Jihoon abaikan.

Ia menerima panggilan itu.

"Eo?"

"Oppa dimana?"

"Mencari udara segar."

"Eomma mencarimu. Kenapa tidak menjawab panggilannya?"

"Kau dimana sekarang?"

"Kamar."

"Jangan bilang pada eomma aku menjawab panggilanmu."

Beberapa saat keheningan terjadi di antara keduanya.

"Oppa..."

"Hm?"

"Mianhae.."

"Kau tidak salah Yujin-ah. Sudah ya, aku matikan panggilannya."

Tak menunggu jawaban Yujin, Jihoon memutuskan sepihak panggilan itu. Mulutnya menghembuskan napas pelan, meratapi nasibnya yang sedikit rumit.

~

Jihoon berakhir tidak pulang hingga pagi. Ia berangkat kembali ke sekolah setelah membersihkan badannya di salah satu kamar hotel J, milik PC Corp tentu saja. Ya, fasilitas yang harus Jihoon akui sangat membantunya.

Tiba ke sekolah dengan wajah datar membuat fansclub Jihoon sedikit khawatir. Tapi anggota fansclubnya sendiri banyak berkurang sejak kejadian Lia yang menciumnya terang-terangan di depan banyak orang. Sepertinya masa-masa kelam Jihoon akan dimulai.

"Hyung.", itu Sungchan, berlari kecil ke arahnya dengan raut khawatir.

"Eo, Sungchan-ah."

"Kenapa semalam tidak pulang? Kau tidak tidur? Kantung matamu sangat jelas hyung.", tanya Sungchan.

Jihoon hanya menghela napas.

"Eomma, appa?", tanya Jihoon, tak ingin menjawab pertanyaan Sungchan.

"Eomma menunggumu semalaman. Appa sepertinya masih marah."

Jihoon hanya mengangguk kecil menanggapi.

"Yujin? Bagaimana dia lolos tidak masuk sekolah?", tanya Jihoon.

"Appa pergi pagi-pagi sekali ke kantor. Eomma juga sama.", jawab Sungchan.

"Baguslah. Jadi Yujin tidak perlu mencari alasan untuk istirahat di rumah.", Jihoon mengulas senyum tipis.

Sungchan tahu, dibalik topeng kuat sang kakak, Jihoon merupakan sosok yang sangat memperhatikan Yujin dan dirinya. Sejak dulu Jihoon selalu mengutaman mereka.

"Hyung, kalau kau memang tidak menyukai perjodohan ini, harusnya kau menolaknya dengan lebih keras.", ucap Sungchan iba. Ia mendengar semuanya dari Yujin kemarin.

"Sudah kulakukan. Seperti biasa mereka seenaknya saja.", sarkas Jihoon.

Keduanya tak lagi berbincang dan berakhir berpisah karena mereka harus ke kelas masing-masing.

[✔] Cliché [Jihoon x Junkyu] Jikyu AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang