18. Hurt?

1.7K 187 31
                                    

"Hyung, kuantar pulang ya.", ucap sosok itu pada Junkyu.

"Nee?", Junkyu memiringkan kepala sembari melepaskan satu earphone-nya, sedikit bingung tepatnya.

"Aku antar pulang, ayo."

Sosok itu segera menarik tangan Junkyu, membukakan pintu di sebelah pengemudi. Lebih seperti paksaan, tapi Junkyu tetap menurut, meski hatinya bertanya-tanya untuk apa sosok di sebelahnya saat ini mengantarnya pulang.

Sepanjang jalan hanya ada keheningan di antara keduanya. Junkyu canggung.

"Hyung, kita mampir minimarket sebentar ya. Yujin ingin dibelikan susu.", ucap pemuda itu yang tak lain adalah Sungchan.

"E-eo...", balas Junkyu.

~

Setelah dari minimarket, Sungchan kembali mengendarai mobilnya menuju rumah Junkyu yang tentu saja ia ketahui karena sang kakak mengiriminya alamat sang tambatan hati.

"Hmm, Yujin bagaimana?", tanya Junkyu. Niatnya basa-basi, tapi memang ia sedikit penasaran.

"Dia baik-baik saja. Operasinya tadi pagi berjalan lancar. Lagipula dia tidak setakut itu. Buktinya ia menyuruhku dan Jihoon-ie hyung ke sekolah.", kekeh Sungchan.

Junkyu hanya mengangguk kecil.

"Apa... Jihoon yang menyuruhmu mengantarku pulang?", tanya Junkyu lagi.

"Iya. Maaf ya hyung, sebenarnya Jihoon-ie hyung juga niatnya mengantarmu pulang tapi yah begitulah.", jawab Sungchan.

"Begitu?"

"Sebaiknya hyung menanyakannya langsung pada Jihoon-ie hyung. Bagaimana pun aku tidak berhak ikut campur dalam hubungan kalian.", lagi balas Sungchan.

Tidak berhak apa? Memangnya aku ada hubungan apa juga dengan Jihoon.
Batin Junkyu.

"Tapi hyung, memangnya hubungan kalian sudah sejauh mana? Maaf kalau aku mungkin sedikit lancang, aku hanya penasaran. Kalau tidak mau jawab juga tidak apa-apa.", Sungchan sedikit menoleh ke arah Junkyu lalu kembali fokus pada jalan di depan.

"Kami tidak sedekat itu.", jawab Junkyu.

"Benarkah? Tapi kata Jihoon-ie hyung ia berjanji mengantarmu pulang setiap hari. Kukira kalian memang sudah berkencan.", Sungchan sedikit membesarkan matanya.

"Berken..? Ya! Jangan asal bicara.", ucap Junkyu sedikit panik. Padahal seharusnya ia santai saja kan? Tapi sepertinya ia sendiri merasa tersipu mendengar kata "berkencan". Jauh di dalam hatinya, ia tidak sadar bahwa ia mulai terbiasa dengan kehadiran Jihoon di sisinya.

"Hahaha kenapa salah tingkah hyung? Arasseo, mianhae. Tapi reaksimu masih lebih baik dari Jihoon-ie hyung. Wah dia benar-benar seperti orang gila akhir-akhir ini. Tiap pulang dia akan tersenyum seperti orang bodoh. Belum lagi kemarin dia begitu posesif terhadap kau hyung. Dia tidak membiarkan aku mendekat padamu. Jujur awalnya aku memang berniat mendekatimu. Tapi karena Jihoon-ie hyung melarang, aku mundur.", Sungchan mengakhirinya dengan kekehan.

"Baru pertama aku melihat Jihoon-ie hyung dengan terang-terangan mengatakan seseorang miliknya seperti kemarin. Kupikir 'ah, akhirnya dia benar-benar jatuh cinta ya?', begitulah...", lagi lanjut Sungchan.

Junkyu hanya mendengar ocehan yang lebih muda. Menyimak kisah Jihoon yang terdengar seperti anak orang kaya di kebanyakan drama, klise.

~

"Terima kasih sudah mengantarku.", ucap Junkyu sembari membungkuk kecil di luar mobil.

"Ah tidak apa-apa hyung, santai saja.", Sungchan membalas dengan senyuman.

[✔] Cliché [Jihoon x Junkyu] Jikyu AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang