25. ONS(leepover)

1.8K 163 20
                                    

"Hah??"

Jihoon terkejut, benar-benar terkejut. Bayangkan berada di posisi Jihoon saat ini. Informasi yang didengarnya tak lantas tercerna pendengarannya. Butuh beberapa waktu baginya untuk benar-benar memroses informasi ini.

"Kau tidak mendengarnya? Minggu depan kalian akan menikah.", lanjut Chanyeol.

Jihoon kini menatap Chanyeol dengan pandangan marah. Di bawah meja tangannya terkepal kuat. Ia menggertakkan giginya.

Segera kakinya berdiri, "Maaf, aku permisi sebentar.", ucap Jihoon lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Bohong. Jihoon bukan pergi untuk sebentar saja. Ia berjalan menuju lobby utama, mengambil kunci mobilnya dan mengambilnya di basement. Ia bahkan tidak menggubris para petugas valet yang kini tampak bingung karenanya.

Ia masuk, duduk di kursi pengemudi. Ia memasang seatbelt dan segera setelahnya, ia melajukan mobilnya entah kemana.

~

Kurang lebih sudah 1 jam berlalu sejak Jihoon kabur dari pertemuan yang tak penting itu. Ponselnya ia matikan, tak ingin ada orang yang mengganggunya. Entah sudah berapa banyak panggilan yang diabaikannya. Ia tidak peduli. Ia hanya ingin sendiri saat ini.

Ia hanya duduk diam di bawah jembatan sungai Han. Menatap teduhnya air sungai itu di malam hari. Rambutnya tertiup angin sepoi-sepoi, sedikit menenangkan hatinya yang menahan marah sedari tadi.

Sementara melihat ke arah sungai, pikirannya tiba-tiba teringat akan seseorang.

"Junkyu.", gumamnya kecil.

Ia segera masuk kembali dalam mobilnya, menyalakan mesinnya dan pergi dari tempat itu. Tempat yang ditujunya tak lain adalah rumah Junkyu.

~

Tak butuh waktu lama Jihoon telah sampai di depan rumah pemuda manis yang kini berstatus kekasihnya itu. Ia memarkirkan mobilnya di depan pagar rumah Junkyu. Ia lalu turun dan menekan bel.

Beberapa saat berselang terdengar suara dari dalam.

"Sebentar...", ucap sosok yang kini membuat Jihoon mengulum senyum.

Pintu rumah Junkyu terbuka dan Junkyu berdiri di depan sana dengan kondisi sedikit berantakan. Rambutnya yang masih basah dan kancing piyamanya yang terpasang amburadul. Wajahnya masih sedikit basah dan handuk menggantung pada lehernya.

"Jihoon?", mata Junkyu mengerjap.

"Hai~ Boleh aku masuk?", Jihoon melambaikan tangannya seraya tersenyum.

Junkyu akhirnya mempersilakan Jihoon masuk meski sedikit enggan.

"Kenapa kau tiba-tiba datang? Aku sedang mandi tadi.", Junkyu mengerucutkan bibirnya, menatap kesal pada Jihoon.

"Ya, aku bisa melihatnya.", ucap Jihoon sembari tertawa.

"Kau menganggu malamku.", keluh Junkyu dengan alis mengerut.

Jihoon yang kini telah duduk di sofa menatap Junkyu yang masih berdiri dengan wajah masam.

"Maaf mengganggu malammu. Hanya saja aku tiba-tiba rindu. Jadi aku datang menemuimu.", kekeh Jihoon.

"Kita baru saja bersama beberapa jam yang lalu, kalau kau lupa.", ucap Junkyu.

"Kau benar. Kalau kau menang terganggu aku akan pergi.", Jihoon memasang senyumnya. Meski tersenyum di luar, dalam hatinya ia merasa sedikit tercubit.

Ya, mungkin memang ia tidak seharusnya berharap banyak. Bagaimana pun, mungkin Junkyu masih baru dengan semua ini. Meski mereka resmi sepasang kekasih, ia yakin Junkyu tetap tidak menyukai tamu tak diundang sepertinya yang datang tiba-tiba.

[✔] Cliché [Jihoon x Junkyu] Jikyu AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang