persidangan

876 84 234
                                    


DENGAN INI RESMI KAMI TUTUP
Tok..Tok..Tok

Hancur sudah hati ini
3 bulan bukan waktu yang  terbilang singkat, selama 3 bulan juga Alana mencari-cari bukti bersama jaksa, caci dan maki dari orang sekitar selalu dia dapatkan, belum lagi laporan yang dia ajukan selalu di tolak mentah-mentah karena tak cukup bukti.

Dan ketika laporannya di terima dengan mudahnya kasus ini di tutup tanpa persetujuan darinya.

"Enggak!! saya gak mau pak!!saya tidak setuju kasus ini di tutup." Alana berteriak histeris,tubuhnya  menghuyung ke depan untung saja Ahdan dengan sigap menarik Alana sebelum jatuh kedepan.

Gadis itu meraung meminta agar kasus ini di buka lagi. Namun sayangnya orang-orang hanya memperhatikan dengan raut prihatin tanpa ingin membantu gadis itu.

"Kenapa kasus ini di tutup tanpa persetujuan saya,?" tanya Alana

"Kasus ini sudah di selesaikan dengan cara kekeluargaan."

" Kenapa saya tidak di beritahu? "

" Pihak saya sud—" belum usai pengacara itu bicara, ucapannya malah di tikung oleh suara yang sangat familiar

" Udah gue bilang! Lo gak akan pernah bisa lawan gue."

" Lo puaskan Ros!? "
" Lo puaskan ngehancurin masa depan gue! dan sekarang lo tutup kasus ini tanpa sepengetahuan gue!!! salah gue apa Ros? sampe Lo ngakuin hal sepicik ini!! "

" Gue belum puas, sampai  hidup Lo  hancur sekalipun gue gak akan puas Alana! "

"Salah gue apa Ros sampe lo pengen banget liat gue hancur?. "

Alana kini berada di titik di mana dirinya sudah hancur, apa yang dulu dia perjuangkan tak membuahkan hasil. Hatinya, raganya, jiwanya serta seluruh dunianya sudah hancur berkeping-keping.

Dia hanya ingin keadilan,harga dirinya telah hilang, masa depannya sudah rusak. Seseorang yang tak di inginkan dalam tubuh kini sudah hadir selama 6 bulan lamanya.Waktu yang selalu dia gunakan untuk mencari bukti kini sia-sia karena kasus yang di tutup tanpa sepengetahuan nya.

"Lo emang gak salah, tapi kakak Lo yang nyari masalah duluan! "

"Lo tau Alia? gue juga ngelakuin hal yang sama ke dia " bisik Deros lalu meninggalkan Alana, belum sampai kaki ini berpijak di depan pintu suara gadis itu menghentikan langkahnya.

"OUUUHHH APA KARENA LO ANAK DPRD LO BISA NGELAKUIN SEENAKNYA! IYA?"

" SAYA DI SINI BUTUH KEADILAN! SAYA KORBAN KEKERASAN, SAYA JUGA KORBAN PELECEHAN! APA INI YANG DI MAKSUD DENGAN KEADILAN? KALIAN BISA LIHAT DI LUAR SANA!BANYAK WANITA  YANNG MENJADI KORBAN KEKERASAN, MEREKA MEMBUTUHKAN KEADILAN!! APA DENGAN CARA KALIAN MENULIKAN PENDENGARAN SEAKAN-AKAN KALIAN TIDAK MENDENGAR APA YANG MEREKA UCAPKAN? "

" APA KARENA SAYA DAN MEREKA TIDAK MEMILIKI HARTA SEHINGGA KALIAN MENULIKAN TELINGA KALIAN? JAWAB!!!, " teriak Alana, emosinya tak dapat di kontrol lagi.
Rasa kecewa kini semakin hadir dengan pemerintahan ini, apakah harus orang yang beruang,orang yang memiliki kekuatan, orang yang menduduki jabatan tinggi agar bisa di hormati?agar bisa di hargai?apa ini yang di namakan keadilan?

" KALIAN TERLALU DI BUTAKAN DENGAN HARTA DAN KEKUASAAN, BAYANGKAN JIKA  SALAH SATU KELUARGA KALIAN BERADA DI POSISI SAYA ATAUPUN WANITA DI LUAR SANA. " Alana menunjuk seorang wanita paruh baya yang membawa benner yang berisi permohonan agar anaknya mendapatkan keadilan.

" KALIAN LIHAT WANITA ITU, DIA SELALU BERDIRI PAGI SIANG MALAM HANYA UNTUK KEADILAN. ORANG TUA MANA YANG TAK SANGGUP MELIIHAT ANAKNYA TERPURUK KARENA  DI LECEHKAN TANPA BELAS KASIH!! WANITA MANA YANG TAK INGIN KEADILAN SETELAH KEHORMATAN NYA DI RENGGUT PAKSA!! APA KALIAN PIKIR, SAYA ATAUPUN GADIS DI LUAR SANA BAHAGIA!! DUNIA INI KEJAM!! ORANG YANG MEMILIKI HARTA SELALU DI AGUNG-AGUNGKAN SEDANGKAN ORANG MISKIN MALAH DI INJAK-INJAK!!." suara Alana sangat lantang dan menggelegar di dalam ruangan, semua orang hanya bisa diam ketika melihat salah satu penghuni bumi sedang di tindas tanpa ada rasa ingin membantu.

Mereka hanya berpikir jika ikut campur, hidupnya tak akan pernah tenang. Kekayaan, kekuasaan, jabatan selalu menekan orang-orang bawah untuk patuh terhadap perintah nya. Orang sekitar selalu mencela tanpa mengetahui apa masalahnya, orang yang memiliki harta dan jabatan selalu menulikan telinganya.

Seakan-akan mereka tak melihat jika banyak orang yang selalu berjuang untuk keadilan. Di dunia ini banyak sekali wanita yang menjadi korban kekerasan namun mereka takut untuk melapor.

Bisakah dunia adil kepada mereka yang lemah?

Seharusnya wanita itu di jaga bukan di rusak, akan tetapi wanita juga harus bisa menjaga kehormatannya bukan malah mengumbarnya. Di zaman sekarang banyak terjadi nya korban kekerasan seksual, dunia semakin kejam. Apa mereka tak memiliki hati nurani? Setelah manis sepah dibuang.

" Apa seperti ini yang namanya keadilan? saya bersuara seperti ini karena saya merasa tak dapat keadilan dan saya berdiri di ruangan ini sebagai perwakilan wanita-wanita di luar sana yang bernasib sama seperti saya. " Alana menatap sendu kearah wanita paruh baya yang kepanasan di luar sana.

Meskipun kepanasan, wanita paruh baya itu tetap berdiri kokoh. Orang-orang hanya menatap prihatin, ada pula yang pura-pura tak melihat seakan-akan tidak masalah yang terjadi di sekitar kita.

" Jika anak, cucu, istri atau orang tersayang kalian berada di posisi saya apa yang bakal kalian lakukan?," gadis rapuh itu bertanya kepada semua orang, tak ada seorangpun yang menjawab pertanyaan nya.

" Pak hakim jika anak bapak berapa di posisi saya, apa bapak akan diam saja? apa bapak diam dan menulikan telinga seakan-akan anak gadis bapak baik-baik saja?. "

" Jawab pak?!, " pekik Alana

Sang hakim hanya bisa terdiam, ini adalah bentuk amarah dari seorang Alana. Di ruangan yang cukup luas gadis itu berteriak sehingga suaranya menggema.

" Sudah yah cantik. kamu harus bisa jaga emosi, ingat kamu memiliki janin yang harus di jaga, " bisik lelaki tampan itu, dirinya mengeratkan pelukannya. Dia tau gadisnya ini sangat rapuh, gadisnya butuh dukungan, gadisnya butuh tempat untuk menenangkan diri.

" Tapi ini gak adil Vir!! "

Alana jalan tertatih-tatih dalam keadaan dirinya yang terus berderai air mata mendekat ke arah Deros yang masih setia terdiam di ambang pintu.

" Salah gue apa Ros? apa kesalahan yang Abang gue lakuin? Jawab Ros jawab!!. "

" Karena kakak lo, gue kehilangan adik dan perlu lo tau apa yang kakak lo lakuin " pemuda jangkung itu mencondongkan tubuhnya.

" Adik gue korban kekerasan seksual 3 tahun lalu dan lo tau- " Deros menggantung ucapan nya, ucapannya tercekat di tenggorokan, bayangan 3 tahun lalu terlintas dalam pikirannya. Rasa penyesalan, dendam berpadu sempurna di dalam hati.

" adik  gue salah satu korban dari kebejatan kakak lo Alan, dan di saat yang bersamaan kakak lo ngebunuh adik gue di depan mata kepala gue sendiri. Kakak mana yang tega liat adiknya di perlakuan kasar. Kakak Lo pembunuh mental adik gue, semenjak tragedi itu, adik gue sering lukain dirinya sendiri, masa depan dia hancur, mental dia rusak sampai akhirnya dia bunuh diri dan itu akibat ulah kakak lo!!. " Matanya menyiratkan kesedihan, hatinya terasa sesak ketika bayangan adiknya terlintas, namun seperkian detik kemudian mata yang sendu kini berubah menjadi kebencian.

" Itu semua karena kakak lo si ketua BEM "

Deg
Jiwa Alana terguncang, pertahanan nya roboh. Dirinya tak mampu berkata-kata lagi, hancur sudah hatinya.

" Tapi lo bisa bales dendam ke kakak gue langsung, bukan ngehancurin masa depan gue Ros, " lirih Alana.

Laki-laki itu tersenyum meremehkan. " Gue mau lo juga ngerasain apa yang ade gue rasain "

" Dan lo harus tau—"

Deros mendekatkan wajahnya ke telinga gadis di hadapannya lalu membisikan sesuatu.

Deg

Lagi dan lagi kenapa gue di serang oleh kenyataan yang pahit batinnya berbicara dengan pedih.

♪♥♪♥♪♥♪♥♪♥♪♥♪♥♪♥♪♥♪♥♪♥♪♥♪♥♪♥♪♥♪♥♪

Holla gimana kabarnya?
Gimana part ini?

Kangen Alana gak?


ALANA AIBILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang