Chapter 10 : Ego

3.3K 511 63
                                    

Mohon koreksinya kalau ada typo atau tataan bahasa yang salah.

Thanks for support and love, enjoy the story.

.

.

Kereta kuda itu terhenti, tandanya mereka sudah sampai di tujuan mereka. Selepas dari taman Diana, Iren dan Logan memutuskan untuk segera pulang karna tak di sangka waktu belalu dengan cepat hingga matahari nyaris terbenam.

Iren turun dari kereta dibantu oleh Logan, ia harus berganti kereta karna yang ia tumpangi tadi adalah kereta milik keluarga Logan.

"Terimakasih," ucap Iren yang di jawab dengan anggukan kepala oleh Logan.

Baru saja bibir Iren terbuka untuk bicara, tapi tarikan tangan yang tiba-tiba itu menghentikannya sekaligus membuat Iren terkejut.

"Sean?"

"Kenapa kamu bisa di sini?" itu adalah pertanyaan umum untuk di tanyakan, tapi respon dari Sean tidaklah baik.

"Salahkah aku jika aku menjemput tunanganku yang seharian pergi bersama laki-laki lain,hah?"

"Tidak, hanya saja, aku terkejut kamu sampai menjemputku di sini."

Tanpa menjawab atau mengatakan sesuatu lagi, Sean menarik Iren dengan sedikit paksaan menuju kereta yang akan membawa Iren pulang.

"Sean, pelan-pelan!"

Sean menarik Iren dengan langkah yang cepat dan cengkaraman tangan yang cukup kuat.

Tiba-tiba Logan melepas paksa genggaman tangan Sean dari lengan Iren, "bersikaplah sedikit lembut pada perempuan," ucap Logan.

Sean menatap nyalang pada Logan, penuh amarah, kecemburuan, ketidaksukaan, semua menjadi satu. "Bukan urusanmu." Sean berusahan meraih Iren kembali tapi tentu tidak semudah itu, Logan menghalanginya.

"Jangan memaksanya seperti itu, biarkan Iren berjalan sendiri."

Sean diam, hanya melirik Iren yang berada di belakang tubuh Logan. "Iren, cepatlah pulang Ibumu menunggu," ucap Sean.

Iren muncul dari balik tubuh Logan, berjalan dengan tatapan bingung dan sedikit takut. "Kamu tidak ikut pulang denganku?" tanya Iren saat ia tidak melihat tanda-tanda Sean akan ikut pulang bersamanya.

"Tidak, aku membawa kereta sendiri, jadi pulanglah sendiri," jawab Sean.

Tidak ada bantahan, tidak ada penolakan. Iren menuruti apa yang Sean katakan, ia segera berjalan menuju kereta miliknya, masuk dan kemudian kereta itu bergerak keluar dari perkarangan rumah Count Claire.

Logan  melihat kereta milik Iren pergi, tanpa menunggu apapun ia kemudian berbalik badan untuk masuk tanpa memperdulikan Sean yang berdiri tak jauh darinya.

"Jauhi Iren," Satu kalimat yang keluar dari mulut Sean, membuat Logan menghentikan langkahnya, ia sedikit terkejut tapi kemudian Logan tertawa kecil.

Logan berbalik badan, menatap Sean yang berdiri tak jauh darinya."Bisa kau ulangi ucapanmu barusan?"

"Jauhi Iren, jangan mendekatinya lagi."Itu jelas bukan hanya sekedar peringatan biasa.

 "kengapa? kengapa aku tidak boleh mendekatinya?" itu adalah pertanyaan bodoh dari Logan yang sebenarnya sangat tahu alasan mengapa ia diminta untuk menjauhi Iren dan tidak mendekati perempuan itu.

"Status Iren adalah tunanganku, berjalan dengan laki-laki lain hanya akan menimbulkan gosip tidak sedap, itu akan merusak reputasi Iren," jelas Sean.

Logan tertawa, ia seperti telah mendengar lelucon yang sangat lucu. Sean menatap Logan dengan kesal, perlahan tawa itu mereda. "Sean, kamu takut reputasi Iren rusak karena pergi bersamaku atau karena kamu cemburu Iren pergi denganku? Kalau kau cemburu, katakan saja yang sebenarnya tak perlu berdalil seperti tadi," ucap Logan.

Ending Of The VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang