Chapter 6 : Inciting

4.4K 691 18
                                    

Mohon koreksinya kalau ada typo atau tataan bahasa yang salah.

Thanks for support and love, enjoy the story.

.

.

"Lea, aku sangat berterimakasih padamu, tapi aku juga marah denganmu."

"Hahaha, apa itu karna aku menyebut tentang'urusan ranjang'tadi?"

Para wanita bangsawan tadi sudah kembali ke rumah mereka masing-masing tapi, Lea masih tetap menemaniku disini. Selagi Sean sibuk dengan pekerjaanya dan Ibu juga ikut membantu sebisanya.

"Aku tidak pernah membahas itu padamu, kamu saja yang terlalu terbuka padaku tentang 'urusan ranjangmu' dengan Bryan padaku."

"Hahaha..tak masalah Iren selama itu bisa membungkam mulut Lady Raymond, bukan? Memang apa salahnya berhubungan badan dengan tunangan sendiri? Toh, kalian akan segera menikah bukan?"

"Asal kau tahu saja Lea, kami tak melakukan sejauh itu, kami bahkan belum memikirkan tanggal pernikahan kami."

"Berciuman? Kamu juga tidak melakukannya?"

"Kalau itu kami melakukannya tapi, tetap saja aku menahan malu karnamu, aku ingin sekali mengelaknya!"

"Hahaha.. baiklah maafkan aku Iren, itu diucapkan secara tiba-tiba, tan kusadari kalimat itu keluar begitu saja dari mulutku."

Yang kulakukan hanya bisa menghela nafas, mau bagaimanapun hal itu sudah terjadi, suara ketuka pintu mengalihkan perhatian kami, pelayan dapur masuk bersama kereta makan, benar juga aku baru menyadari jika waktu sudah berlalu dengan cepat, kurasa baru tadi aku sarapan sekarang sudah makan siang saja.

"Salah satu rekan bisnis ayah mertuaku pengusahan makanan laut, keluarga kami diberi beberapa hasil laut, khususnya ini," Lea menunjukan salah satu hidangan yang tersajikan

"Abalon?"

"Oh, kamu tahu ini?"

Aku tidak mungkin tidak tahu, aku pernah memakannya saat menjadi Anna.

"Ya, aku hanya sekedar tahu saja tapi belum pernah memakannya" ucapku bohong.

"Kamu harus coba bubur abalon ini Iren, ini sangat enak. Pelayanku membuatkannya tadi pagi dan aku meminta mereka menyiapkan untukmu juga," ucap Lea dengan penuh semangat

"Kamu harusnya tidak perlu repot-repot Lea tapi, terimakasih sudah sangat perhatian padaku, kamu jangan lupa dengan kesehatanmu dan calon anakmu."

"Tentu saja, sekarang makanlah, hati-hati masih panas."

Aku tersenyum sejenak kemudian dengan hati-hati menyuapkan bubur itu kedalam mulutku, rasanya sama seperti yang pernah ku makan. Sangan enak.

**

"Nona, tuan Sean meminta anda untuk datang ke ruang kerjanya."

Iren menoleh kebelakang dan mendapati Leon yang tengah berdiri dibelangkanya,Iren hanya mengangguk dan lantas berjalan melewati Leon menuju ruang kerjanya dan Sean. Tanpa mengetuk pintu Iren langsung masuk dan mendapati Sean yang tengah terduduk dengan kepala mendengak, matanya ditutup oleh lengannya.

"Kamu memanggilku? Apa ada masalah?" Iren langsung mendudukan dirinya disamping Sean.

Bukannya menjawab, Sean lantas memeluk Iren begitu erat sampai membuat Iren bingung. Sean menenggelamkan wajahnya pada leher Iren, "Apa ada sesuatu yang menggangumu?" Iren bertanya karna penasaran dan saat laki-laki itu menganggukkan kepalanya. itu terasa mengelitik lehernya.

Ending Of The VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang