Mohon koreksinya kalau ada typo atau tataan bahasa yang salah.
Thanks for support and love, enjoy the story.
.
.
.Pertemuan telah usai, Iren sempat berbincang dengan putra mahkota dan juga kaisar. Dia juga berkenalan dengan Anna, sekertaris putra mahkota yang baru. Namanya mengingatkan Iren dengan namanya di kehidupan sebelumnya. Tadinya Kaisar ingin mengajak Iren untuk berbincang di ruangannya, tapi di tolak karna dia harus memastikan lagi rombongannya dalam keadaan baik.
"Kamu gak penasaran, siapa yang membuat keributan ini?" Tanya sang Kaisar.
"Saya sudah bisa menebak siapa orangnya Yang Mulia dan mungkin kejadian yang menimpa saya dan rombongan saya adalah pelaku yang sama."
"Tidak ada bukti yang kuat, kita tidak bisa menjatuhkannya begitu saja. Mengingat status,posisi, dan kontribusinya dalam pembangunan negara. Tapi, jika di biarkan aku khawatir dia akan menyakitimu lagi Iren," Puyra Mahkota menatap khawatir pada Iren.
Iren membalas dengan seulas senyuman, "anda tidak perlu khawatir Yang Mulia, saya cukup tangguh untuk bertahan dan kita juga tidak perlu terlalu terburu-buru untuk menjatuhkan beliau. Duke Raymond, dia masih berguna untuk kekaisaran ini. Orang sepertinya tidak boleh kita buat terlalu cepat Yang Mulia."
"Aku setuju dengan Lady Lucia, manfaatkan saja dulu setelahnya kita bisa membuangnya jika sudah tak berguna," tutur Kaisar.
"Kalau begitu Yang Mulia, saya pamit undur diri."
"Baiklah Lady, aku terlalu lama menahan mu disini dan sepertinya tunanganmu tak sabar menunggu. Dia berdiri di depan pintu sedari tadi."
Iren membalikan badannya, melihat punggung orang yang lama tak ia temui, Sean.
Iren kembali menghadap ke arah Kaisar, "kalau begitu saya undur diri Yang Mulia, semoga anda semua dalam berkah Dewa."
"Hati-hati di jalan."
"Hati-hati di jalan Iren."Iren pergi dengan senyuman, berjalan sedikit lebih cepat untuk menghampiri tunangannya.
"Kau masih mencintainya nak?"
"Jika ayah bertanya seperti itu, tentu aku akan menjawab iya. Perasaan ini tak berubah dan aku masih mengharapkan dia.""Sadarlah, dia sudah memiliki orang yang dia cintai. Mau seberapa besar rasa cintamu bahkan jika itu lebih besar dari rasa cinta tunangannya, itu tak akan mengubah apapun nak."
"Tanpa ayah bilang pun, aku cukup sadar dan aku tak mau terus mengelak tentang perasaan ini, jadi biarkan saja perasaan ini terus seperti ini sampai hilang dengan sendirinya. Berusaha untuk melupakan itu hanya akan menyakiti diriku sendiri."
Geez dengan tatapan sendunya, menatap sosok perempuan yang tengah tersenyum manis, andaikan jika senyuman itu tertujukan hanya untuknya, mungkin Geez akan merasa menjadi laki-laki yang sangat beruntung di dunia.
**
Aku dan Sean berjalan beriringan, aku harus segera ke tempat dimana aku dan rombongan ku di serang.
"Lady Lucia."
Aku berhenti melangkah, menoleh ke samping dan mendapati Duke Raymond berjalan kearah ku.
"Salam Duke, bukan bermaksud lancang. Hanya saja saya sedang terburu-buru sekarang, saya harus memeriksa kondisi rekan saya," ucapku tepat saat Duke Raymond berdiri beberapa langkah dari posisiku.
"Mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk kita berbicara tapi, ada sesuatu yang harus kita bicarakan sekarang."
"Duke tapi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending Of The Villainess
FantasyIrenica Lucia De Vony tokoh utama Villain, setelah melalui berbagai penderitaan, semesta masih belum mengizinkan Irenica untuk bahagia. Cinta, kebahagiaan, dan hidupnya, terus diuji. Melawan untuk menang atau diam untuk mati. Bagaimana ending dari I...