“SONO BERUBAH JADI BENDERA MERAH PUTIH DULU BARU GUE HORMATIN”
-Alin-
.
.
.
.
.
.
.
“Kangennnn...” rengek seorang laki-laki berambut coklat tua pada gadis berambut sebahu. Laki-laki itu memeluk gadis berambut sebahu itu dengan erat sambil mendudukkan dirinya di samping gadis kesayangannya itu.
Sementara si gadis berambut sebahu itu hanya menggeleng pasrah, sambil membalas pelukan dari kekasihnya itu. “Gimana lombanya tadi?”
“Gak seru,” jawab laki-laki itu sambil menggeleng pelan. “Gak ada elo soalnya.”
Gadis berambut sebahu itu hanya menghela nafas pelan. Laki-laki yang tengah memeluknya ini memang selalu memperlihatkan sisi alay dan lebay nya saat seharian tidak bertemu dengannya.
Mau malu? Tapi bukan dirinya yang alay begini.
Perlahan laki-laki itu melepas pelukannya. Menatap wajah cantik gadis dihadapannya dengan senyum tertahan. “Katanya.. kemaren lo bilang kalau gue mau ikut lomba, gue dapet hadiah. Gue mau sekarang.”
“Eh?” gadis itu sedikit linglung sekarang. Mana mungkin ia memberikan hadiah itu pada pacarnya ditempat umum seperti ini?
“Ayo cium!” suruh laki-laki itu. “Lo yang cium atau gue?!”
Mendengar pilihan yang disodorkan oleh pacarnya, gadis itu langsung bergerak gelisah. Segera ia mencium beberapa bagian wajah laki-laki dihadapannya.
Takut kalau laki-laki itu akan mengambil alih.
Cup. Cup. Cup.
Tiga kali ciuman didaratkan oleh gadis itu. Kedua pipi serta kening laki-laki itu menjadi sasaran kecupan ringan dari si gadis. Laki-laki itu langsung berdecak tidak terima.
“Kurangg..” rengek laki-laki itu. “Disini belum,” ucap ya sambil menunjuk bibirnya sendiri.
“HEH!”
Sebuah geplakan keras langsung mendarat begitu saja di kepala bagian belakang laki-laki itu. Bukan, bukan kekasihnya yang menggeplak. Namun sahabat dari kekasihnya.
“MESUM BANGET! DISEKOLAH INI LOH SEKARANG! MAU GUE TERIAKIN TUH TELINGA BIAR SADAR HAH?!” teriakkan sahabat si gadis itu cukup menggelegar di koridor lantai satu.
Laki-laki berambut coklat tua itu meringis sambil melepas kedua tangannya dari pinggang kekasihnya untuk menutup kedua telinganya. “Alin! Lo belum teriak aja suaranya sampai ke tenggorokan gue tau enggak?!”
Alin yang masih berada di depan sepasang kekasih itu hanya menatap si laki-laki dengan tajam. Seakan ucapan kerasnya tadi sangat tidak salah sama sekali.
“SIAPA SURUH MESUM KE SAHABAT GUE?!” ucap Alin lagi tak kalah garang dengan laki-laki itu. “KURANG ASEM! EMANG MANCING TANGAN GUE BUAT NAMPOL!”
“Kaino, udah,” tahan Fanny saat melihat pacarnya hendak membalas ucapan Alin lagi. “Emang lo kan yang salah. Minta cium segala. Masih untung gue mau nyium pipi lo.”
“Ah kebiasaan,” laki-laki bernama Kaino itu memberenggut kesal. “Kalau ada Alin lo jadi gak bisa gue milikin. Males gue.”
“IYALAH! FANNY ITU PUNYA GUE! BUKAN PUNYA LO! SONO NEMPEL-NEMPEL KE YOINA AJA SANA HUSSSS!!” usir Alin dengan sinis.
Kaino melirik adiknya yang ikut menatapnya dengan tajam seperti Alin. “Ck, males. Sama dia kayak lo. Ribet. Mending gue ke kelas deh.”
“YAUDAH SANA CEPET ANJIR!”
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Handsome
Teen Fiction16+ Demi membatalkan pertunangannya dengan gadis yang tidak disukai, Alvian Zayn Anvarezi rela berpura-pura menjadi seorang gadis dan kembali bersekolah di sekolah milik papanya hanya untuk menyelesaikan misi yang di titah kan oleh papanya. Apapun A...