19. ketahuan

393 38 0
                                    

"You liar."
--Alin--
.
.
.
.
.


A

lin membawa Alvian ke sebuah kamar dengan sebuah ranjang besar yang mampu menampung mereka berdua.

Tapi sebelum membiarkan Alvian tidur, Alin akan melakukan rencananya lebih dulu.

Namun belum sempat Alin bereaksi, Alvian sudah lebih dulu bergerak aneh. Membuat Alin kebingungan ditempat sambil menatap Alvian penuh keheranan.



"Panasss.."

"Panassss.. tolonginnn.." rengek Alvian sambil mengipas-ngipas tubuhnya dengan kedua tangan.

"Lo kenapa sih?" tanya Alin. "Sakit?" Gadis itu kemudian menyentuh kening dan leher Alvian dengan lembut. Takut kalau laki-laki itu ternyata panas dalam.

Namun siapa sangka, kalau sentuhan itu malah membuat Alvian berdesis. Saat Alin mulai menjauhkan tangannya, wajah Alvian langsung murung.

"Sentuh lagi!"

"Ogah!" tolak Alin mentah-mentah.

Alin mengambil remot AC di atas nakas kemudian menaikkan suhu AC nya agar Alvian tidak kepanasan. Tumben laki-laki itu kepanasan, padahal kan sedari tadi mereka berada di ruangan ber AC.

"Shhh.. tolong sentuh lagi.. panas.." Alin terlihat saat Alvian kembali mengambil tangannya dan mengarahkan tangannya untuk meraba perut Alvian dengan lembut. "Sshh.."

"Hiii! Gila!" Alin kembali menarik tangannya. Hal itu langsung membuat Alvian mendesah kecewa. "Lo kenapa sih? Kayak lesbi anjir jadinya!"

Alin mulai bergidik ngeri. Jadi takut sendiri kalau anak baru ini justru punya kelainan. "Gue masih waras ya!"

Dengan wajah yang mulai terlihat aneh, Alvian mendekati Alin. Membuat gadis itu mundur beberapa langkah dan terduduk diatas kasur secara reflek. "Sentuhh ya.." lirih Alvian kembali mengambil kedua tangan Alin untuk memegang tubuhnya.

Namun Alin langsung menyentak tangan Alvian dengan kasar. Tidak mau lagi menyentuh tubuh Alvian. Dia memang ingin punya sixpack, tapi bukan berarti meraba perut Alvian terus. "Lo kenapa sih anjir? Panas kenapa? Kebanyakan minum alkohol?"

"Panashh.." Alvian terus meracau tanpa menjawab pertanyaan Alin.

Alin yang sudah kesal setengah mati langsung menghentikan kedua tangan Alvian yang sedang meraba diri sendiri sambil meracau. "Diem! Denger omongan gue sekarang!"

Alvian berusaha terdiam walaupun tubuhnya masih dilanda panas. "Lo makan sesuatu tadi?" Alvian diam. "JAWAB BEGO!"

Alvian tersentak kemudian menggeleng dengan cepat. Dia tidak makan apapun sejak sampai di sini. "Lo minum apa aja tadi?"

"Air.. dari Alin," jawab Alvian cepat. Tidak sabar untuk melepas tangannya dari cekalan Alin. "Air.."

"Air?" beo Alin. "Alkohol?" Alvian kembali mengangguk. "Minuman itukan gue juga minum. Tapi gue gak ada reaksi apa-apa."

Alin kembali menatap Alvian yang sudah bergerak gelisah. Laki-laki itu mulai meraba dirinya sendiri sekarang. "Selain itu?"

"Air putih," jawab Alvian.

"Air putih? Air putih darimana? Di meja kita kan gak ada air bias-- eh?" Alin mengerjap. Ia teringat sesuatu.

Tadi dia membawa segelas air dari seorang pelayan laki-laki bermasker hitam yang tidak terlihat wajahnya. Apa air itu?

She is HandsomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang