[21] UNBELIEVE

477 88 4
                                    

Malam itu seluruh televisi Tokyo menyiarkan berita kecelakaan yang terjadi. Berita dadakan di tengah malam, tentu membuat seluruh orang gempar. Beberapa ada yang memilih langsung ke tempat kejadian perkara. Semua orang akan berpikir, tidak ada korban yang selamat di sana.

"Minggir, tidak ada yang boleh melewati garis polisi!"

Bunyi sirene, petugas polisi dan mobil ambulans beradu, dicampur dengan hiruk-pikuk sekitar.

"Mereka teman-temanku, biarkan aku ikut!" Shizune bergegas berlari ketika petugas hendak menutup mobil ambulans. Menyerahkan putranya pada sang suami, sebelum hendak masuk. "Jika kau melihat temanku, katakan pada mereka untuk segera ke rumah sakit."

Kakashi mengangguk, sembari memeluk putranya. Ia menatap mobil ambulans yang mulai menjauh. Sementara di sekitarnya polisi sedang sibuk menambah garis kuning. Kedua kakinya gemetar, pantofel hitam yang ia kenakan baru saja menginjak darah. Mobil sedan baru itu bahkan tidak lagi berbentuk utuh. Beruntung, tiang listrik yang jauh tidak mengenai orang yang berlalu-lalang.

"Mohon Anda keluar dari garis," kata salah satu petugas polisi.

"Hei, Hatake-san! Di mana mereka?"

Suara itu cukup familier didengar. Lelaki berambut pirang itu tampak frustrasi ketika mencengkeram kedua bahunya.

"Bisakah kalian untuk keluar dari garis?" hardik pria berseragam itu lagi. Kali ini pria itu benar-benar marah.

"Kami akan segera keluar," sahut Sasuke. Lagi pula mereka tidak akan bisa mendengar apa-pun dengan jelas di tengah keramaian ini. Ia menarik paksa teman pirangnya untuk keluar, sebelum keributan muncul.

Mereka mengikuti Kakashi ke dalam mobil, putra sulungnya itu tertidur lelap dan Sasuke mengambil alih untuk memangku dan duduk di kursi depan. "Shizune memintaku untuk membawa kalian ke rumah sakit," katanya. Ia melirik ke arah rear-vision mirror, memastikan bahwa lelaki pirang itu sedikit tenang. Cengkeraman di bahu sampai saat ini masih terasa sedikit ngilu.

"Untuk kejadian detail aku tidak tahu, mungkin kalian bisa memeriksa CCTV jalan. Kami menemukan mereka tidak sadarkan diri. Lelaki berambut merah itu benar-benar terluka parah, sementara perempuan yang bersamanya terlihat baik-baik saja." Mengemudi mobil dengan hati-hati, ditambah dengan jalan yang berujung macet karena kecelakaan. Dia sendiri tidak tahu, apakah bisa sampai rumah sakit tepat waktu. Tidak ada sirene di dalam mobil ambulans yang membuat semua orang menepi untuk mereka.

Naruto tersentak, Sasuke memperhatikannya. "Jika dia baik-baik saja, kenapa mereka berdua tidak sadarkan diri?"

"Aku tidak tahu," jawab Kakashi.

Ia mengalihkan pandangan, pikiran membawa kembali pada dirinya di hari saat ia kecelakaan. Kedua bola mata Naruto membola sempurna ̶ ̶ sadar akan sesuatu. Mereka tidak kecelakaan bersama, Hinata yang sedang berusaha menolong Code dengan berkatnya. Ia tidak tahu pasti bagaimana aturan berkat yang ada pada gadis itu.

"Biarkan aku yang mengemudi, aku tahu jalan pintas!"

◊◊◊◊

Tokyo Metropolitan Hiroo Hospital, Shibuya

Shizune tersentak ketika mendapati Itachi dengan seorang pria berdiri di depannya. Petugas membawa Code lebih dulu ke ruangan.

"Direktur!"

"Kau tolong bersama dengan Code," saran Itachi. Wanita itu terlihat kebingungan. "Lelaki ini adalah adiknya, kau tidak perlu khawatir. Kami akan membawanya ke ruang lain untuk diperiksa."

Dia tidak bisa membantah jika mendengar kalimat penuh ketegasan itu, meskipun sejujurnya dia sedikit ragu ̶ ̶ kenapa dua orang itu harus dipisahkan.

UNBELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang