"Maaf! Aa benar-benar tidak bisa menyentuhmu!" Suara Qahtan terasa memenuhi ruangan itu,
Sang pengantin perempuan terduduk di tepi ranjang, ia tak bisa membendung air matanya. Meskipun mereka saling menyayangi, pernikahan ini tidak pernah diharapkan oleh suaminya.
Melihat istrinya menangis, Qahtan mendekat dan memeluknya erat. Ia tidak bisa membohongi dirinya bahwa ia begitu menyayangi istrinya namun, ia sungguh tidak akan bisa jika harus memenuhi kewajibannya sebagai suami seutuhnya. Karena yang menjadi istrinya tak lain dan tak bukan adalah adik angkatnya, Qifti.
"Kamu istirahatlah, biar Aa tidur di sofa," tutur Qahtan sambil mengambil bantal diatas tempat tidur. Qifti pun hanya tersenyum, ia tidak tahu harus berkata apa.
Keesokan harinya sepasang suami-istri itu pun berpamitan pada orangtua mereka untuk pulang ke rumah mereka di kota lain.
----
"Aa janji akan melaksanakan kewajiban aa sebagai suami tapi, maaf jika tidak sepenuhnya," ucap Qahtan sebelum ia pergi bekerja.
Qifti hanya tersenyum, mengecup punggung tangan suaminya. Ia tidak tahu harus merasa bahagia atau tidak. Ini hari pertama ia melayani suaminya sebelum berangkat bekerja tapi, ada sesuatu yang mengganjal hatinya.
Qifti memperhatikan rumah milik suaminya itu, sangat bersih tidak banyak yang bisa lakukan di rumah itu karena ia sangat mengenal Qahtan yang memiliki sifat tak jauh berbeda dari sang Abi tapi, hanya satu sifat yang tak sama, Abinya sangat mencintai ummi mereka sedangkan Qahtan? Mungkin itu cinta tapi, bukan cinta pada pasangan.
Klak!
Qifti terkejut mendengar suara pintu rumah yang terbuka, ia segera memeriksa dan terkejut mendapati seorang wanita berparas anggun, pakaiannya begitu modis dengan rambut panjang sesiku yang terurai, ia membawa sebuah koper dengan gadis kecil yang mengikutinya,
"Maaf, anda siapa ya?" Tanya Wanita itu,
"Bukannya saya yang harus bertanya? Kamu siapa?" Ucap Qifti,
"Saya istri dari pemilik rumah ini," ucap Wanita itu,
"Istri? Apa mungkin anda salah alamat? Saya istri pemilik rumah ini," jawab Qifti,
"Ini masih rumah Bang Qahtan, kan?" Tanya Wanita itu lagi,
"Benar," jawab Qifti,
"Apa kamu istrinya bang Qahtan?" Tanya Wanita itu, ekspresi wajahnya seketika berubah,
"Iya, apa anda juga istrinya?" Tanya Qifti, dengan sudut matanya berakhir pada gadis kecil yang mengikuti wanita itu,
"Iya, perkenalkan saya Grisha dan ini putri kami Talitha," tutur wanita itu,
Qifti terdiam, seketika ia merasa hancur. Istri mana yang tidak shock mendengar pernyataan seperti itu? Istri mana yang tidak terkejut mendengar pernyataan bahwa suaminya sudah memiliki istri dan seorang anak?
"Silakan masuk mba," ujar Qifti,
Qifti berusaha berfikir jernih, sejak kapan Qahtan menyembunyikan kenyataan seperti ini dari keluarganya? Jadi alasan Qahtan tak ingin menikah secara hukum bukan karena tuntutan pekerjaan tapi, karena ia sudah menikah Sebelumnya.
Kemudian Grisha langsung masuk, dan membuka salah satu kamar yang terkunci di sana, kamar tempat Qahtan tidur, kamar yang selalu Qifti pikir seharusnya menjadi kamar utama.
Qifti memberanikan diri menyusul Grisha, ia melihat ruangan itu sekilas dan sangat terkejut karena kamar itu memang benar-benar sebuah kamar yang luas, Qifti salah fokus dengan sebuah foto yang di cetak besar dengan bingkai indah di dinding samping tempat tidur, foto pernikahan Qahtan dan Grisha. Mereka benar-benar sudah menikah!
Qifti menyadari pantas saja suaminya itu tidak ingin memanjang foto pernikahan mereka meskipun di kamar.
Kemudian Grisha membawa putrinya ke ruangan di samping kamar itu, ternyata itu adalah kamar sang putri sebuah kamar yang di hiasi nuansa merah muda dan jajaran boneka dan pernak-pernik anak perempuan. Setelah mengasuh putrinya hingga tertidur ia pun mengajak Qifti berbicara di ruang keluarga.
"Sejak kapan dan kenapa suami saya menikahi kamu?" Tanya Grisha bijak, terlihat jelas dari raut wajahnya ia berusaha menyembunyikan rasa sakit.
"Kami baru menikah, dan itu ummi yang meminta," jelas Qifti,
"Maksud kamu orangtua Bang Qahtan?" Tanya Grisha,
"Iya," jawab Qifti,
"Saya tidak habis pikir, bagaimana suami saya dengan rasa tidak bersalah membiarkan kamu tinggal di rumah kami," ucap Grisha,
"Maaf, Sungguh saya tidak tahu jika Aa Qahtan sudah beristri, ia bahkan tidak berterus-terang pada Ummi dan Abi," jelas Qifti,
"Saya baru saja kembali dari Amerika karena kakak laki-laki saya wafat, sedih saya belum hilang dan sekarang saya harus menerima kenyataan bahwa suami saya mendua?" Mungkin ia tidak menyembunyikan kamu tapi, tetap saja rasanya menyakitkan," ucap Grisha,
"Saya tidak tahu siapa yang salah diantara kalian tapi, kamu juga wanita pasti kamu mengerti perasaan saya saat ini," jelas Grisha yang langsung berlalu pergi menuju kamarnya.
Qifti tak dapat membendung air matanya, bukan kisah cinta seperti ini yang ia harapkan! Mengapa cinta dalam diamnya tidak seindah kisah cinta dalam diam Fatimah dan Ali? Mengapa Qahtan mendadak berubah menjadi Qahtan yang tidak ia kenal?
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Dua Makmum (HIATUS)
Teen Fiction⚠️ DON'T COPAST! ⚠️ Bagaimana perasaan mu ketika kamu di minta menikah dengan orang yang selama ini kamu cintai dalam diam? Hingga kamu tidak berfikir lebih jauh dan langsung menerima tawaran itu? Kamu berfikir kisahmu akan indah seperti dongeng dan...