6. Madrasah Pertama

305 41 10
                                    

"papa!" Ucap Talitha langsung memeluk Qahtan yang pulang lebih awal,

"Tata belum tidur? Udah jam delapan loh," Tanya Qahtan,

Talitha menggeleng dan berkata, "Tata balu syiap syolat isya."

"Sholat?" Qahtan tercengang,

"Papa dengal ya, bismillah..."

Talitha membaca surat Al Fatihah dengan lancar meskipun ia belum sepenuhnya mampu melafalkan huruf yang benar,

Qahtan langsung memeluk Talitha,

"MasyaAllah, sayang siapa yang ngajarin tata?" Tanya Qahtan,

"Ammah kiti, MasyaAllah tata syenang papa bilang MasyaAllah," ucap Talitha,

"Ammah bilang papa hafal qu'an ya? Tiga puluh jusy? MasyaAllah tata juga mau," ucap Talitha lagi.

Qahtan membeku ia tidak bisa berkata-kata, ia tersadar selama ini tidak pernah mengenalkan agama kepada keluarga kecilnya.

Tiba-tiba Qifti datang membawa secangkir minuman,

"Lain kali kita sholat berjamaah ya papa," ucap Qifti sambil tersenyum,

Qahtan langsung menatap Qifti,

"Aku juga ibunya kan? Ibu adalah madrasah pertama, jadi...." Belum siap Qifti bicara Qahtan langsung memeluknya,

"Harusnya kamu jangan pernah jadi adikku," ucap Qahtan,

Qifti terpaku, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa suaminya ini penuh misteri? Selama ini Qifti berfikir sudah mengenal Qahtab dengan baik namun ternyata suaminya memiliki sisi lain yang mengejutkan!

***

"Kamu ngapain sih nyuci terus? Kita udah langganan laundry," ucap Grisha yang melihat Qifti mencuci pakaian,

"Daripada mesin cuci ini nganggur apa salahnya mba? Lagian mencuci pakaian bukan perkara sulit apalagi udah ada mesin, kan?" jawab Qifti,

"Kamu gak gengsi gitu? Ini kan kerjaan ART," ucap Grisha,

"Saya melakukan ini untuk mencari ridho suami," tutur Qifti,

"Ridho suami mulu, saya gak ngerti ya sama kamu. Yang di cari tuh ridho Tuhan bukan suami," ucap Grisha,

"Mama cuci baju syelu kok, tapi mama gabisya ikutan nanti kuku mama lusyak," ucap Talitha yang nyempil di sisi kiri Grisha,

"Ammah nanti syetelah ini main slame bersyama ya," ucap Talitha,

"Boleh, tapi tata harus ngaji dulu, kalau berhasil baca satu lembar kita main!" Tutur Qifti,

Setelah menjemur pakaian Qifti mengajari Talitha membaca iqro kemudian menemaninya bermain.

"Ammah papa punya papa dan Mama kan?" Tanya Talitha,

"Iya, itu namanya kakek dan nenek," jawab Qifti,

"Kok tata tidak pelnah temu Kakek dan nenek?" Tanya Talitha,

"Papa kan sibuk kerja, nanti kalau libur InsyaAllah pasti papa ajak tata ke kampung ketemu kakek dan nenek," ucap Qifti,

"Ah kesyal, Doktel tidak pelnah libul," keluh Talitha,

"Pekerjaan papanya tata mulia loh, seorang dokter, membantu banyak orang. Pasti pahala papa tata banyak. Allah jadi sayang papa tata," ucap Qifti,

"MasyaAllah, papa hebat ya ammah," ucap Talitha,

"Iya papa memang laki-laki yang hebat, laki-laki baik, mungkin seperti malaikat?" Ucap Qifti,

"Tata bangga Papa tata obatin Olang bukan syakitin Olang," ucap Talitha,

Sayangnya kamu salah nak, selain bisa mengobati papa juga ahli dalam menyakiti dan semoga kamu tidak pernah mendapatkan luka pertama mu darinya, batin Qifti.

----

Assalamu'alaikum,
MasyaAllah, Author ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa buat semuaaa!

Alhamdulillah usia kita masih bisa menyentuh bulan penuh rahmat, mari manfaatkan momen Ramadhan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan konsisten setelahnya! Kita tidak pernah tau kapan ajal menjemput, berbahagialah karena berkesempatan bertemu Ramadhan kita tidak pernah tau Ramadhan mana yang akan menjadi Ramadhan terakhir kita.

Author ucapkan Mohon maaf lahir dan batin, maaf jika selama ini ada salah dan khilaf.

Sayang kalian banyak-banyak!

With Love,
Khayra

Imam Dua Makmum (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang