12. Ummi...

297 44 10
                                    

"MasyaAllah Qais? Jadi kamu mau nginep di sini?" Ucap Qifti,

"Iya teh, ane segan sama om Arkan," jawab Qais,

"Segan sama om Arkan atau sama Ulfa?" Ledek Qifti menyebutkan nama anak perempuan Arkan yang usianya selisih setahun dengan Qais.

"Teteh sok tau ih," jawab Qais wajahnya memerah,

"Tuh kan, cie... teteh mah udah khatam sama kepribadian kamu, kamu naksir Ulfa kan?" ucap Qifti,

"Yakin khatam? Kita aja yang mikir udah khatam sifat Aa ternyata Aa penuh misteri," jawab Qais,

"Kalau kamu mah beda jika berubah pun paling mentok juga berubah jadi ranger biru," ucap Qifti,

"Ultraman teh, kan gede badannya kalau Aa macem-macem bisa ane gepengin tuh si Aa," jawab Qais.

"Di injek maksudnya?" Tanya Qifti,

"Cara untuk gepeng bukan hanya terinjak teh, di tepuk juga gepeng. Tapi, khusus Aa ane dudukin aja kali ya?" ucap Qais

Qifti tertawa mendengar celetukan adiknya itu, entah kenapa wajah Qais seketika berubah saat ia membaca pesan yang baru saja masuk di ponselnya,

"Ada apa?" Tanya Qifti,

"A...Abi sama ummi ada di luar teh," ucap Qais,

"Ha?" Segera Qifti mengintip di jendela dan terkejut melihat orangtua angkatnya berada di luar pagar, ia pun bergegas keluar membuka pagar rumah dan mempersilakan mereka masuk.

"MasyaAllah sayang ummi kangen banget," tutur Aifa sambil memeluk Qifti erat,

"Ammah Barbie tata tanannya lepasy gimana ini?" Rengek tata menghampiri Qifti,

Suasana haru mendadak berubah karena kehadiran Talitha yang membuat Aifa dan Azzam bingung.

"Ini anak siapa? MasyaAllah cantik sekali," Tanya Aifa,

"Anak Aa ummi," jawab Qais santai, seketika ia menutup mulutnya menyadari ucapannya.

Qais Dan Qifti saling menatap, mereka bingung harus menjelaskan seperti apa.

"Anak Aa?" Kali ini Azzam yang bertanya,

Azzam memperhatikan isi rumah anaknya, banyak mainan berserakan di sana. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan dalam benaknya. Sementara itu Qifti kebingungan harus menjelaskan apa, ia tak bisa berbohong pada orangtua angkatnya itu.

"Qais, ajak tata main di belakang bisa?" Ucap Qifti,

"Iya teh, tata main di belakang yuk!" Seru Qahtan sambil menggendong Talitha.

"Dia anak siapa? Kalian adopsi anak?" Tanya Aifa,

"Er... Se.. sebenarnya dia anaknya Aa ummi," ucap Qifti,

"Kalian baru saja menikah mana mungkin sudah punya anak?" Ujar Aifa.

"Qifti, jelaskan!" Ucap Azzam.

Qifti pun menceritakan latar belakang Talitha dan apa yang terjadi sebenarnya.

"Astaghfirullah, kenapa kamu tidak bilang ke Ummi?" Tanya Aifa,

"Di mana Qahtan?" Tanya Azzam, Qifti terdiam ia bahkan tidak tahu suaminya pergi kemana sejak kemarin pagi.

"Assalamualaikum,"

Tiba-tiba terdengar suara seseorang bertamu, Qifti membukakan pintu di ikuti Azzam. Mereka melihat Qahtan sedang di bopong oleh Saeful.

"Aa kenapa kang?" Ucap Qifti panik,

Azzam segera membantu Saeful membopong Qahtan ke kamar tidurnya, fokus Azzam beralih melihat foto pernikahan Qahtan dan Grisha di sana,

"Astaghfirullahaladzim," gumam Azzam.

"Afwan, Ustadz udah lama sampai?" Tanya Saeful,

"Dia kenapa?" Azzam bertanya balik,

" Er..." Saeful bingung harus menjelaskan apa,

"Jelaskan saja saya sudah tau," ucap Azzam,

"Tadi Kami mergok Grisha selingkuh lalu Qahtan jadi seperti ini. Tadinya saya mau bawa ke pondok tapi, arah jalan kesana macet banget karena ada lakalantas jadi saya bawa pulang aja," jelas Saeful.

"Terimakasih ya Saeful," ucap Azzam,

"Iya Ustadz," jawab Saeful.

"Ehm... Ustadz, ustadzah, Qifti saya izin pamit. Ada janji gantiin teman jaga malam, Assalamualaikum." lanjutnya langsung berlalu pergi.

"Wa'alaykumussalam,"

Mereka pun berkumpul di kamar Qahtan, ia masih linglung dan tatapannya kosong.

"Istighfar Qahtan, mencintai seseorang dengan berlebihan itu tidak baik," ucap Azzam.

"Abi tidak pernah melarang kamu melakukan apa yang kamu mau lakukan. Bahkan jika kamu mau menikah dengan siapapun asalkan dia seiman. Cinta bukanlah hal yang seperti ini. Sadarlah, nak! Itu nafsu!" Lanjutnya.

"Qahtan, yuk kita ambil wudhu," ucap Aifa yang duduk di samping putranya dengan  lembut sambil mengusap punggung Qahtan. Qahtan menatap wajah ibunya dalam kemudian ia duduk dan memeluk ibunya.

"Ummi..." Ucap Qahtan.

Imam Dua Makmum (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang