5. Madu yang Tak Manis

413 49 15
                                    

Ting... Ting...

Grisha mendengar kegaduhan di dapur rumahnya di pagi hari, ia mendapati Qifti sedang menyeduh secangkir kopi. Tak jauh dari meja makan ia melihat makanan sudah terhidang di sana, ia terkejut bak pemandangan langka yang tak pernah ia lihat.

"Kamu... Masak?" Ucap Grisha,

Qifti menoleh ke arah Grisha sambil tersenyum dan mengangguk. Kemudian ia meletakkan secangkir kopi itu di atas meja.

"Aa gak pernah bisa untuk tidak sarapan, dan nasi goreng adalah menu sarapan favoritnya," jelas Qifti,

"Sejauh mana kamu mengenal suami saya?" Tanya Grisha,

"Mba, Saya adalah anak angkat keluarganya. Kami tumbuh bersama, bagaimana aku tidak mengenalnya?" Tutur Qifti,

"Tapi, bahkan Mas Qahtan tidak pernah bilang jika ia harus sarapan, ataupun butuh kopi di pagi hari," ucap Grisha,

"Mbak beruntung, Aa sangat sayang sama mbak. Mungkin ia tidak ingin merepotkan," jelas Qifti,

"Lalu mengapa kamu melakukan ini jika ia tidak pernah meminta?" Tanya Grisha,

"Beliau suamiku, aku ingin beliau Ridha," jawab Qifti.

Grisha terdiam tak lama kemudian Qahtan menuju ke dapur,  saat melewatinya ia memegang tangan Grisha dan menyuruhnya duduk. Qifti hanya diam melihat hal itu,

"Ayo makan bareng dek," ucap Qahtan. Qifti menurut, memandang Qahtan sejenak hal yang tidak berubah darimu adalah kamu tetap menjadi kakak terbaik yang pernah ada, batin Qifti.

Sementara itu di sisi lain Grisha yang melihat suaminya sarapan, hal yang tidak pernah ia saksikan secara langsung biasanya Qahtan hanya akan pergi lebih pagi dengan alasan harus berjaga di UGD.

"Pagi papa, mama, ammah," Ucap Talitha yang langsung duduk di meja makan,

"Wiii ma cekalang ada yang jual nasyi goyeng pagi-pagi?" Tanya Talitha,

"Ammah yang masak sayang," jawab Qahtan,

"Wow keyen, Ammah nanti ajalin tata macak yah?" Ujar Talitha,

"InsyaAllah pasti ammah ajarin," jawab Qifti,

"InsyaAllah itu apa?" Tanya tata,

Pandangan Qifti langsung menuju ke arah Qahtan, bagaimana mungkin Talitha merasa asing dengan lafash itu.

"Er.. papa mau berangkat kerja dulu, " ucap Qahtan mengalihkan fokus putrinya,

Usai sarapan, Qahtan langsung menyeruput kopi dengan buru-buru. Kemudian ia berpamitan pada keluarganya dan pergi bekerja.

Grisha pun langsung menuju kamarnya, sedangkan Qifti langsung merapikan meja makan dan dapur. Ia di buntuti Talitha yang seakan tidak pernah melihat apa yang di lakukan Qifti.

"Tata mau main sama ammah?" Tanya Qifti usai beres-beres,

"Mauu," jawab Talitha antusias,

Qifti menuju ruang keluarga dan melihat box mainan Talitha di sana, ternyata ada salah satu box yang berisi buku. Qifti mengambil salah satu buku itu lalu mengajak Talitha ke pekarangan rumah.

"Tata tau tidak ini apa?" Tanya Qifti,

"Pohon," jawab Talitha,

"MasyaAllah, tata pinter yah. Nah tata tau tidak siapa yang menciptakan pohon?" Tanya Qifti,

"Ammah kenapa suka momong aneh? MasyaAllah itu apa?" Tanya Talitha balik,

"Itu adalah ucapan yang baik, nanti kalau tata udah besar terus pandai ngaji pasti tata akan paham," jelas Qifti,

Talitha mengangguk,

"Jadi siapa yang menciptakan pohon, mah?" Tanya Talitha,

"Allah," jawab Qifti,

"Pohon, awan, langit, rumput, matahari, ammah, dan tata juga ciptaan Allah," ucap Qifti,

"MasyaAllah," ucap Talitha,

"Iya sayang, daripada bilang wow lebih baik MasyaAllah," tutur Qifti,

"Ammah tenapa manusia di ciptakan?" Tanya Talitha,

Qifti terkejut mendengar pertanyaan dari balita di hadapannya. Talitha benar-benar secerdas ayahnya.

"Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada Allah, contohnya shalat," jelas Qifti,

"Tata tidak colat, Allah mala tidak cama tata?" Tanya Talitha,

"Tata mau sholat?" Tanya Qifti,

Talitha mengangguk, segera Qifti melihat jam tangannya, masih ada waktu Dhuha.

"Yaudah yuk kita shalat," ucap Qifti,

"Yeay!" Teriak Talitha kegirangan,

"Alhamdulillah," ucap Qifti,

"Alhamdulillah," Talitha mengikuti.

***

"Tata ngapain di kamar mandi?" Tanya Grisha yang baru keluar kamar,

"Tata Udu, tata mau colat," jawab Talitha,

"Gak mau ikut mama?" Tanya Grisha,

"Tata cama ammah aja ya, " jawab Talitha,

"Saya titip anak saya," ucap Grisha ketus pada Qifti dan langsung pergi keluar,  keduanya terkejut mendengar suara pintu yang di banting.

"Tata kenapa gak mau ikut mama? Kan jalan-jalan," Tanya Qifti,

"Tidak jalan-jalan, Tata tidak mau day care," ucap Talitha,

Qifti mengerti, jadi selama ini Grisha tidak benar-benar selalu membawa putrinya kemanapun. Ia selalu menitipkan putrinya ke day care. Qifti secara spontan memeluk Talitha, Talitha kebingungan namun perlahan ia nyaman di dekapan Qifti.

Imam Dua Makmum (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang