Qahtan memeluk ibunya erat, air mata menetes setetes demi setetes.
"Maa Ashobba?"
"Maafkan Qahtan Ummi, Abi," ucap Qahtan lirih."Kamu wudhu dulu, tenangkan diri kamu," tutur Aifa lembut.
Qahtan mengangguk dan menuruti perkataan ibunya.
"Qahtan, apa benar gadis kecil itu anak kamu?" Tanya Azzam,
"Abi maafkan Qahtan, " tiba-tiba Qahtan bersimpuh di kaki Azzam penuh penyesalan.
"Maafkan kebodohan Qahtan," ucap Qahtan lagi,
Azzam berusaha mengatur nafas, menahan amarahnya. Dia tahu benar jika Qahtan sudah berlaku demikian pasti ia sudah melakukan kesalahan besar,
"Jadi kamu menikah diam-diam karena kamu sudah berzina?" Tanya Azzam menebak apa yang terjadi,
Aifa dan Qifti terkejut mendengar pertanyaan Azzam,
"I...iya, Abi." Jawab Qahtan, ia tak berani memandang wajah kedua orangtuanya. Lagi-lagi sang Ayah bisa menebak apa yang telah ia lakukan.
Qifti terkejut hingga tak dapat berkata-kata, matanya membulat perasaan marah, sedih, dan kecewa berpadu.
"Astaghfirullahal'adzim," ucap Aifa seketika nafasnya sesak. Ia berusaha menahan amarahnya meskipun ia sangat ingin marah terhadap kelakuan anaknya.
Mabuk Asmara jika sudah mencapai tingkatan kufur, saat cintanya kepada makhluk lebih besar dari cinta kepada Allah. Mendahulukan Ridha orang yang di cintai daripada Ridha Allah. Tentu saja cinta seperti ini tidak akan di ampuni Allah karena termasuk syirik yang paling besar, Allah tidak akan mengampuni orang yang menyekutukan diri-Nya.
Rasa cinta yang terlampau besar cenderung mengeluarkan (membuang) ilmu dan agama yang di miliki. Timbul fitnah yang membelenggu hati sehingga penderitanya digiring pada kehinaan. Membuat hati terpenjara dan hawa nafsu menjadi penguasa, hingga hati terhalang dari hidayah. Penyakit mabuk cinta ini merupakan jalan menuju perbuatan keji seperti perzinahan yang tidak samar samasekali kemudharatannya terhadap agama, akal, harta, akhlak, dan kesehatan seseorang.
"Khilaf?" Tanya Azzam,
"Maaf Abi, maaf..." Ucap Qahtan,
Azzam berusaha menahan amarahnya, ia sangat mengenal putranya bahkan ia seakan bisa membaca pikiran putranya tanpa mendengarkan suaranya,
PLAK!!!
Sebuah tamparan mendarat di pipi Qahtan hingga membekas, Azzam sangat murka pada putranya. Sementara itu Aifa berusaha menenangkan suaminya karena ia tahu benar jika ujung dari amarah adalah penyesalan,
"Tidak sekali, kan? Kenapa Qahtan?" Ucap Azzam, suaranya bergetar menunjukkan kekecewaan terlihat jelas ia menahan air matanya. Ayah mana yang tidak kecewa mengetahui putra yang selama ini di didik dengan baik, di banggakan, dikenal berakhlak baik seketika melanggar syariat bahkan melakukan dosa besar.
"Apa salah Abi, nak? Kenapa kamu menghukum Abi seperti ini?!" Ucap Azzam, suaranya kali ini lebih tinggi satu oktaf,
"Kemana anak Abi? Anak yang selalu mengejar Ridha Allah? Yang selalu mengejutkan kami karena kecerdasannya? Yang selalu berseru memiliki tujuan syurga? Sejak kapan kamu mengejar dunia hingga sejauh ini, nak?" Ucap Azzam,
Qahtan hanya diam. Ia menyadari kesalahannya yang begitu banyak, dosanya yang begitu besar. Ia tak menyangka akan melakukan hal yang tidak pernah ia mau lakukan yaitu, mengecewakan kedua orangtuanya.
"Kamu lupa? Barangsiapa yang menginginkan kenikmatan hidup melalui jalan bermaksiat, kelak Allah akan membalasnya dengan kebalikan yang di inginkannya, pastinya tidak akan mendatangkan kebaikan selamanya," Ucap Azzam lagi.
"Nak apa kamu tidak kasihan dengan gadis kecil itu? Kamu sadar kamu sudah menghancurkan hidupnya?" Tanya Aifa,
Qahtan terdiam, ia merenungi ucapan ibunya dan seketika tersadar bahwa perbuatannya salah ibunya benar ia sudah menghancurkan kehidupan putrinya. Sejatinya zina adalah bentuk tindakan kriminal terhadap seorang anak hasil perzinahan karena membuat seorang anak terputus nasab dengan bapaknya, yang akan memberatkan hidupnya. Belum lagi label anak hasil zina kelak akan membuat orang-orang merendahkannya, dan pastinya mereka tidak akan memberikan status sosial yang terpandang pada seseorang yang menjadi "anak haram" meskipun sejatinya anak hasil zina tidak menanggung dosa kedua orangtuanya. Qahtan sangat menyesal telah menjerumuskan Talitha kepada kehinaan. Ia sudah Zalim pada putrinya sendiri.
"Maafkan Qahtan...Maaf..."
"Sebaiknya kamu minta maaf kepada Allah, bertaubatlah, nak!" Ucap Azzam tegas.
"Rasa cintamu kepada makhluk yang terlampau besar itu yang memalingkan mu dari Allah."lanjutnya.
Qahtan terdiam, merenung. Bagaimana ia bisa lupa adanya cinta yang paling tinggi dan paling mulia, paling bermanfaat, dan paling sempurna yaitu mencintai Allah. Ia tersadar sudah condong pada cinta dunia hingga buta dan terjerumus kedalam kemudharatan.
"Apakah Qahtan harus mengikhlaskan Grisha? Apa Talitha akan baik-baik saja?" Ucap Qahtan,
"Istighfar, nak. Lihat baik-baik cinta siapa yang sebenarnya layak di kejar," ujar Aifa.
"Kamu yang berulah! Menjauh dari syariat karena penyakit cinta! Menghancurkan kehidupan seorang anak! Memutuskan nasabnya padamu! Istighfar! Minta ampunan kepada Allah!" Suara Azzam menggelegar hingga keseluruh penjuru rumah.
Qifti mendekati suaminya dan berkata, "Aa mungkin aku belum mampu membuatmu jatuh cinta tapi, aku adalah istrimu. Aku akan berusaha membersamaimu untuk kembali berjuang mengharapkan Ridha Allah,"
"Aku terlalu kotor Qifti, aku tidak layak untukmu, seharusnya kamu bisa mendapatkan Imam yang lebih baik," jawab Qahtan,
"Tidak ada yang kebetulan, kisah kita pasti sudah menjadi alur takdir. Pasti ada alasan tersendiri mengapa kita harus di persatukan. Aa pasti tau kan rencana Allah tidak pernah salah? Tidak ada sesuatu yang Allah ciptakan sia-sia." Tutur Qifti
"Kamu adalah wanita yang terjaga, aku tidak pantas untukmu. Aku terlalu hina," tukas Qahtan,
Meskipun perasaannya sakit, Qifti berusaha menenangkan suaminya. Ia tak pernah ingin meninggalkan suaminya yang saat ini sedang kufur, untuknya di saat seperti ini yang ia harus lakukan adalah mendampingi suaminya untuk kembali kepada Allah bukan malah meninggalkannya.
"Maafkan Aa Ummi...Abi...Qifti..." Ucap Qahtan berulang kali. Qahtan penuh menyadari kebodohannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Dua Makmum (HIATUS)
Teen Fiction⚠️ DON'T COPAST! ⚠️ Bagaimana perasaan mu ketika kamu di minta menikah dengan orang yang selama ini kamu cintai dalam diam? Hingga kamu tidak berfikir lebih jauh dan langsung menerima tawaran itu? Kamu berfikir kisahmu akan indah seperti dongeng dan...