15. Akhir

383 59 5
                                    

⚠️18+ Alert!

"loh sayang kamu gak kerja?" Celetuk Grisha yang terkejut melihat Qahtan duduk santai di ruang keluarga,

Geisha mendekati Qahtan berniat ingin mengecup bibir suaminya namun Qahtan langsung menepisnya,

"Dari mana kamu?" Tanya Qahtan,

Grisha yang kesal karena Qahtan menolak kecupannya tambah kesal dengan pertanyaan yang di lontarkan suaminya,

"Aku kan udah bilang, aku pergi perjalanan bisnis!" Jawab Grisha dengan nada tinggi,

"Bisnis kamu bagus ya, bisnis kamar?" Ucap Qahtan sambil melempar foto perselingkuhan Grisha,

"Ini pasti editan orang yang dengki sama kita," jawab Grisha,

"Lalu ini?" Qahtan memperlihatkan berbagai macam bukti, dari potret yang berasal dari rekaman cctv berbagai tempat, list bangku pesawat, hingga kamar hotel.

"Sa...sayang ini gak seperti yang kamu bayangin. Kamu tau sendiri kan aku cuma cinta sama kamu," ucap Grisha sambil memeluk manja suaminya.

"Aku gak nyangka ya, Selama ini aku kurang menggunakan sosial media tanpa tahu bahwa kamu sepuasnya memposting kemesraan kamu sama pria lain? Kamu anggap aku sama Talitha apa?" Tanya Qahtan,

Grisha mulai menggoda Qahtan, meraba tubuh Qahtan, bahkan melepaskan kancing kemejanya satu persatu seolah berusaha menaikan gairah seksual pada diri Qahtan. Qahtan yang segera tersadar langsung mengambil posisi berdiri, ia beristigfar berulang kali. Seketika ia tersadar seharusnya ia melakukan hal ini saat pertama kali berjumpa dengan Grisha.

Qahtan, pun teringat pada masa lalunya sebelum ia terjerumus dalam hal hina. Grisha terus menggodanya hampir setiap hari hingga pada akhirnya ia lengah dan melupakan Allah kemudian ia semakin terjerumus pada kemaksiatan.

Grisha semakin kesal, saat ini ia sadar bahwa Qahtan benar-benar tidak menggubrisnya. Tapi ia selalu tahu Qahtan sangat mencintainya tidak mungkin meninggalkan dirinya. Ia pun tak menyerah ia langsung memeluk Qahtan dari arah belakang dan berkata, "maaf ya sayang, aku gak ada apa-apa kok sama dia percaya deh."

Qahtan melepaskan pelukan Grisha perlahan lalu berbalik. Ia menatap mata Grisha dalam lalu memegang kedua tangannya,

"Kamu adalah orang pertama yang bisa membuat ku jatuh cinta setelah ummi ku. Tentu saja aku sangat mencintaimu tapi, memang kita seharusnya tidak bersama,"

"Kenapa sayang?"

"Harusnya dari dulu kita sadar bahwa kita punya dinding pemisah yang tak akan bisa di hancurkan, yaitu kepercayaan kita yang berbeda. Lagipula aku juga tahu bahwa kamu tidak benar mencintai ku, kan? Bukannya akan lebih baik kamu bersama orang yang kamu cintai saja? Tidak perlu berpura pura aku sudah tau. Dan tentu saja aku menyesal, juga minta maaf karena aku telah menodai mu," ucap Qahtan,

"Menodai? Maksudnya?"

"Aku sudah merenggut kesucian mu," ucap Qahtan,

Grisha tertawa mendengar ucapan Qahtan,

"Kamu pacarku yang ke empat Qahtan, I Lost my virginity bahkan di first date aku. Aku sudah hamil beberapa kali sebelumnya tapi hanya kamu yang meminta ku mempertahankan kandunganku,"

"Apa?"

"It's okay gak masalah kamu gak salah apa-apa so kita jangan pisah ya,"

"Tapi kita tetap tidak bisa bersama jika kepercayaan kita berbeda, Agamaku mengharamkan hal itu."

"Baru sekarang kamu bawa-bawa Tuhan? Kemaren kemana aja?"

"Ya aku tau aku salah, aku sudah menjauh dari Tuhanku. Tapi, meskipun bukan aku yang merenggut kesucian mu aku akan bertanggung jawab atas perilaku ku yang sudah menodaimu. Setelah ini Aku hanya pergi sendiri, semua harta yang aku miliki aku serahkan padamu. Aku tau sebanyak apapun uang yang aku punya tetap tidak bisa menggantikan dirimu yang sudah aku nodai. Berbahagialah tanpa aku,"

"Kamu berikan semua? Serius?" Tanya Grisha, ekspresi ketakutannya seketika berubah.

Qahtan mengangguk, kemudian ia memberikan cek berisi seluruh tabungannya yang sudah ia siapkan pada Grisha.

"Baik aku setuju, lagi pula cinta beda agama memang sangat sulit, besok aku akan melayangkan gugatan cerai," jawab Grisha sambil mengambil cek itu cepat,

"Jaga diri kamu baik-baik,"

"Yaudah, mulai sekarang kamu mantan suami aku. Silakan pergi dari rumah saya mas mantan," ucap Grisha,

"Oh iya, itu Tata sama kamu aja ya. Kasian kalau aku pergi ga ada yang jagain," tambahnya.

"Sekarang?" Tanya Qahtan,

"Iya dong,"

"Tapi ini sudah jam sepuluh malam, kenapa tidak besok aja?"

"Ya pikir sendiri, jangan bawa mobil ya kan udah jadi punya aku," ucap Grisha.

Qahtan masuk ke dalam kamar putrinya yang sedang terlelap, ia mengecek saldo aplikasi taxi online nya yang sudah habis, ia benar-benar tidak menyisakan uangnya untuk dirinya. Ia tidak mungkin menggendong putrinya keluar di malam yang dingin pasti putrinya akan kedinginan.

Qahtan memutuskan menelepon sahabatnya, Saeful.
"Kenapa bro?" Tanya Saeful,

"Gue pinjem dua ratus ribu malam ini bisa? Urgent nih"

"Lah bukannya lu yang paling banyak duit ya? Napa? Saldo ATM lu beku?"

"Top up dompet onlen gue sekarang, penting jangan banyak tanya!"

"Yaudah tunggu aja,"

"Oke makasih,"

Qahtan menarik nafas Lega. Sahabatnya itu memang selalu sedia untuk membantunya dan sifat baiknya lagi ia tidak terlalu kepo akan kehidupan seseorang. Tipe manusia yang hidupnya damai bukan?

Saat mendengar notif handphone nya Qahtan terkejut ternyata sahabatnya mentransfer lebih dari yang ia minta,

"Woi kok Lu ngirim 2 juta?!"

"Ketekan nol satu gue kayaknya, dah Anggap aja sisanya angpao dari gue buat anak Lo kan masih nuansa tahun baru China nih"

"Sengaja lu kan, mana pernah lu ikutan tradisi kekgituan."

"Dah pake aja urgent Lo kan, udah dulu ya gue mau jaga malem jangan ganggu!"

"Dasar sok sibuk! Ketemu miss kunti baru tau lu! Thanks bro!"

"Aman"

Segera Qahtan mengemas pakaian putrinya dan memesan taxi online kemudian segera pergi.

Sepanjang perjalanan Qahtan terbayang ucapan Grisha tentang hanya ia yang meminta Grisha mempertahankan kandungannya. Ia memukuli kepalanya sendiri, menyadari kebodohannya. Mengapa ia bisa mencintai wanita seperti itu yang bahkan dengan senang hati membunuh darah dagingnya? Cinta benar-benar membuat membutakan hati dan pikiran. Bahkan keburukan yang ada menjadi tak tampak samasekali. Tipe Bucin yang sangat merugikan!

***

Mendengar suara ketukan pintu segera Qifti membuka pintu ia terkejut melihat suaminya pulang sambil menggendong Talitha. Segera ia memberi kode agar Talitha segera di antar ke kamar.

"Aa bawa Talitha selarut ini? Nanti dia masuk angin gimana?" Ucap Qifti,

"Grisha, tidak mencintai anak-anaknya." Jawab Qahtan,

"Aa tidak mungkin ada ibu yang tidak mencintai anaknya, pasti karena dia sibuk kan? Dia gak akan merawat Talitha sampai sebesar ini jika tidak mencintainya," ucap Qifti,

Qahtan tersenyum sambil membelai kepala Qifti. Sikap Qifti mengingatkan Qahtan cerita abinya tentang umminya yang dari awal bertemu selalu saja husnuzon,

"Dasar anak ummi," celetuk Qahtan,

Qifti hanya terdiam ia tak bisa berkata-kata, pipinya memerah segera ia bergegas ke dapur menyiapkan minuman untuk suaminya.

Imam Dua Makmum (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang