"Teh sebenarnya Aa kenapa ya? Padahal kita semua tau Abi dan Ummi tidak pernah mengekang kita. Apa yang membuat Aa berubah? Bahkan ketika Aa memilih menjadi dokter, Abi dan Ummi tetap mendukung kan? Kenapa tidak kenalkan saja baik-baik istri pertamanya, tidak sulit bukan?" Ucap Qais,
"Grisha itu non muslim, Qais." Jelas Qifti,
Qais terperangah, berbeda keyakinan adalah alasan paling kuat mengapa Qahtan tidak mengenalkan Grisha pada abinya, azzam. Pasti azzam sangat menentang hubungan Qahtan dan Grisha.
"Teteh kaget saat mengetahui hal ini, teteh juga tidak tahu apakah Grisha sudah mualaf atau belum. Karena ia masih menggunakan kalung yang melambangkan simbol identitas agamanya," tutur Qifti,
"Ane gak ngerti teh, kenapa Aa lebih memikirkan perkara dunia? Teh intinya jangan pernah pendam, jika tidak kuat mundur saja," ucap Qais.
Qifti mengangguk, ia menghela nafas memikirkan tentang dunia yang tak akan pernah luput dari ujian. Semua orang tentu tau jika dunia bukanlah tempat beristirahat namun, tempat mempersiapkan diri menuju akhirat, tempat istirahat yang sesungguhnya.
"Uncle, mau main syama tata?" Ucap tata sambil menarik box mainannya yang memang bisa di tarik,
"Wah mau dong, main di mana nih?" Jawab Qais langsung bangkit dari tempat duduknya lalu menggendong Talitha dan membawa box mainannya menuju ruang keluarga.
Qifti tersenyum melihat sikap Qais. Ia sangat dewasa, meskipun ia sangat kesal dengan Qahtan ia tidak turut kesal dengan Talitha yang memang pada dasarnya tidak bersalah sama sekali.
"Siapa sangka Qais akan menjadi orang pertama yang mengetahui kebohongan Aa." Gumam Qifti.
***
"Qais ngapain kamu ke sini?" Tanya Qahtan yang terkejut mendapati adiknya berada di lobi rumah sakit.
"Tadi ane di telepon Om Arkan di suruh ke sini, " jelas Qais,
Wajah Qahtan mendadak panik ia khawatir jika Qais akan bercerita pada Arkan, Sahabat baik ayah mereka.
"Santai A, ane tadinya ke sini mau healing sekalian lihat rekomendasi kampus bareng Aa. Tapi, kayaknya Aa sibuk banget ya apalagi sama keluarga Cemara Aa. Ane gak mau ganggu jadi, mungkin ane nginep di rumah om Arkan aja. Dan aa gak usah khawatir ane gak akan bocorin rahasia aa tapi, ane harap aa jangan terus memperpanjang kebohongan Aa," tutur Qais.
"Satu lagi a, teh qifti itu manusia yang punya perasaan. Dia amanah, dia di titipkan pada keluarga kita bukan untuk di sakiti," ucap Qais di akhiri menepuk pundak Qahtan lalu ia pergi menemui Arkan yang terlihat tak jauh dari mereka.
Qahtan terpaku, ia sangat yakin yang meminta Qais merahasiakannya adalah Qifti. Ia mulai meragukan perasaan Qifti, apakah rasa sayang Qifti padanya memang ada? Ia paham benar jika adanya rasa cinta ia bisa melukai, batinnya seketika bertanya-tanya apakah Qifti terluka? Apakah sebenarnya Qifti mencintainya sebagai pasangan? Bukankah selama ini rasa sayang itu hanya karena mereka adalah saudara? Ah tidak! Bagaimana pun mereka bukan saudara secara biologis! Apa ini naluri alami? Rasa cinta yang muncul karena Qahtan bukanlah saudara kandungnya?
Qifti apa kau mencintaiku? Apa alasannya? Batin Qahtan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Dua Makmum (HIATUS)
Teen Fiction⚠️ DON'T COPAST! ⚠️ Bagaimana perasaan mu ketika kamu di minta menikah dengan orang yang selama ini kamu cintai dalam diam? Hingga kamu tidak berfikir lebih jauh dan langsung menerima tawaran itu? Kamu berfikir kisahmu akan indah seperti dongeng dan...