4

1.1K 136 4
                                    





Hinata berguling - guling di tempat tidur kala mengingat kejadian di bioskop.  Wajahnya memerah membuat pipi genbul mirip bakpao ity memerah.  Untungnya tidak ada yang melihat kejadian tersebut. 

Namun tetap saja hinata tidak akan punya mukak untuk melihat akashi besok.  Namun baru saja di bicarakan sebuah pesan masuk dari orang yang menjadi akar permasalahan. 

"Huaaa kenapa dia meminta maaf" hinata membenamkan wajahnya pada bantal.  Dia makin malu dan seperti tak bisa mengendalikan debaran pada dadanya.  Namun di teringat,  dia tak pernah jatuh cinta sama sekali,  dia juga tak pernah tahu bagaimana rasanya menyukai orang. 

" huaaa first love ku!!!  Tidak mungkin aka senpai!!!!!!! " teriak hinata sampai membuat senku yang notabene sepupu sekaligus dosennya menendang pintu. 

"Berisik dasar JERUK BUNDAR! " kata senku

"Nii-chan,  jantungku!  Tidak baik-baik saja! " kata hinata memeluk kaki senku yang mendapat pelototan tajam.  Bak anak monyet yang tak mau lepas dari induknya.  Hinta terus memeluk erat kaki senku. 

"Dasar sialan,  Jantungmu mungkin ada komplikasi.  Atau kau mungkin mati besok! " kesal senku

"Niichan hidoii!!!!!! " lihat,  ini yang membuat senku ingin melenyapkan anak ini.  Berisiknya lebih berisik dari 40 siswa nya. 

"Ya mana aku tahu!  Kau mau jadi dokter kan!  Teliti sendiri,  jangan menyusahkan.  Dan jangan teriak ini sudah malam.  Mau aku racuni dengan cairan hum! "

Hinata cemberut lalu suara pintu di banting.  Ya sudah biasa kejadian ini terjadi,  jadi tak ada masalah sama sekali.  Lagian hinata kan hanya tinggal dengan senku.  Natsu malah tinggal di miyagi,  dan dia harus hidup dengan sepupu nya yang bermulut busuk dan juga licik. 




Ke esokan paginya,  hinata mencoba bersikap tenang dia akan berusaha menjadi anak yang biasa.  Ya memang hinata anak seperti apa sebelumnya?.  Namun semua yang hinata sudah rencanakan berubah kala sosok pria dengan wajah tampan berambut merah.  Turun dari mobil,  wajah hinata berubah memerah.  Tanpa banyak tanya dia langsung lari menuju kelasnya. 

Jantungnya tidak aman sama sekali jika terlalu lama melihat akashi.  Kuroko dan yachi yang baru saja sampai melihat hinata menaruh kepalanya di meja.  Apalagi yang terjadi pada si bocah orange ini. 

"Kau kenapa lagi? " tanya yachi

"Kuroko,  bagaimana rasanya melakukan itu? " tanya hinata

"Itu apa? "

"Itu lo!!!!  Kau dan aomine-kun! " yachi dan kuroko semakin bingung kala mendapat kalimat penuh kode.

"HINATA AKU MANA MUNGKIN MELAKUKAN ITU!!!! " teriak kuroko dengan wajah memerah kala memikirkan hal kotor.  Hinata juga jadi ikut bingung memang apa yang di bayangkan kuroko sampai teriak.  Hinata mau nanyak soal kiss bukan yang lain. 

Ya hinata itulah pentingnya tidak mengatakan hal ambigu.  Kuroko dan yachi jadi ikut berfikir hal yang tidak nyambung sama sekali. 

"Kuroko,  yachi!  Aku dan aka-senpai!  Itu.....  Waktu pergi kemarin!  Dia " wajah hinata malah langsung blushing sebelum selesai mengatakan.  Kuroko dan yachi saling pandang.  Seperti terjadi sesuatu antara dua anak ini.  Dan hal itu pasti ada hubunganya dengan tingkah imut hinata. 










Akhirnya di kantin hinata tak bisa menghindar daro akashi.  Mereka duduk bersama karena kuroko melihat kekasihnya.  Mau tak mau hinata harus ikut jika tak mau duduk lesehan di lantai.  Menyedihkan sekali fikirnya. 

"Kau tidak makan? " akashi bertanya kala melihat hinata hanya mengaduk makanan nya saja.  Hinata sontak menatap akashi,  namun langsung melihat ke arah lain. 

"Ti tidak kok aka senpai,  aku hanya sedang tidak nafsu makan saja " kata hinata sambil kembali mengaduk makanannya.  Akashi jadi berfikir jika hinata sengaja mengalihkan pandanganya karena tak mau melihat dirinya.  Kenapa dia merasa jika hinata sepertinya tidak menyukai perlakuannya waktu menonton di bioskop. 

Jika memang seperti itu,  apa akashi harus minta maaf agar hinata tidak marah padanya.

"Kau marah padaku? " sontak semua menoleh ke arah akashi.  Bahkan hinata memiringkan kepalanya karena bingung.  Kenapa dia harus marah?  Apa yang membuatnya marah pada akashi. 

" kenapa aka senpai minta maaf? " tanya hinata

"Kau marah padaku karena aku menci.... Hmpppp"

"KYAAA!!!!!!!!!!!  AKA SENPAI!!!  KENAPA DI BILANG! " hinata menutup mulut akashi lalu menarik tangan pria itu. 

Sontak suara teriakan menggema kala akashi sang pria sempurna dan di kagumi banyak orang.  Di tarik oleh si manis anak kedokteran.  Bukan menjadi rahasia umum,  semua berfikir itu hal wajar mengingat keduanya adalah sepasang kekasih.



Hinata dan akashi berada di ruangan kosong yang menjadi tempat praktek anak kedokteran.  Hinata terlihat sangat lucu di mata akashi kala mengukungnya di tembok padahal hinata lebih mungil darinya. 

"Aka senpai!!!  Kenapa bilang kita ciuman!  Huaaa bagaimana jika semua tahu? "

"Memang kenapa jika semua tahu?  Bukannya kita sepasang kekasih?!  " wajah hinata bersemu merah kala akashi mengatakan hal itu ganpa beban dan dosa.  Ayolah,  siapa yang tak tertarik pada si tampan,  kaya, pintar dan sempurna!. 

"Ya tetap saja itu kan privasi! "

"Ya ya aku minta maaf " suasana mendadak sepi,  hinata juga tidak tahu harus bicara apa lagi.  Sedangkan akashi menatap hinata terus menerus tanpa mengalihkan tatapan matanya. 

"Hinata"

"Apa? " tanya si mungil

"Bisa kita lakukan lagi "

"Lakukan apa? "

"Kejadian di bioskop apa bisa kita lakukan lagi? " wajah hinata bersemu merah,  akashi menarik hinata memeluk pinggang si mungil.  Nafas keduanya memburu,  bibir akashi mulai menempel pada bibir hinata.

Akashi mengukung hinata,  menikmati ciuman mereka.  Tangan akashi bahkan masuk ke dalam baju hinata.  Hinata menarik rambut akashi kala dia kehabisan nafas.  Akashi menjilat bibirnya sendiri terlihat sexy di mata hinata. 

Hinata kembali mendesah kala akashi menjilat lehernya.  Hinata memeluk akashi dia merasa tak enak kala lidah dan tangan akashi bermain di tubuhnya. 

"AKA SENPAI....  AKA...  SENPAI!!! " akashi menyudahi aksinya,  dia melihat hinata yang berantakan dengan.  Tanda merah di lehernya,  dia mengusap bagian leher hinata kala melihat betapa senangnya tanda itu ada pada hinata. 

"Tidak bisakah kita melakukan itu? " akashi menjatuhkan kepalanya di bahu hinata.  Sontak wajah hinata bersemu merah,  dia tahu maksud akashi dari tangan pria itu dan deru nafas akashi di lehernya. 

"Gomene,  ak aku tidak siap " akashi mencoba mengerti lagian,  siapa juga yang mau melakukan hal itu pada orang yang baru dia temui.

"Maaf membuatmu berantakan " akashi membenahi baju hinata,  di rasa sudah rapi keduanya keluar dari ruangan itu.  Tak lupa akashi mencium pipi hinata membuat beberapa mahasiswa yang lewat di buat iri dan juga panas dingin sendiri. 












Tbc

Yahooo maaf lama menghilang aing sibuk

Akashi To hinata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang