7

957 105 8
                                    




Hinata bersembunyi di balik selimut kala saat bangun dia menyadari jika kemarin melakukan hal tak terduga.  Akashi yang baru keluar dari kamar mandi tertawa elihat hinata. 

Ya mereka memang tidak berencana melakukan itu.  Dan kejadian kemarin murni karena keinginan meteka yang tidak terduga.  Bahkan Akashi sendiri sampai tak bisa menahan diri kemarin.

"Mandi hinata,  akan aku antar kau ke kampus " kata Akashi

"Aka senpai!  Jangan melihatku!!!!!  Huaaaaaaa...  Memalukan! " lihat betapa imutnya Hinata,  bagaimana bisa Akashi tidak menaruh perhatian lebih pada hinata. 

Karena tak ada baju kecil Hinata terpaksa memakai kemeja milik Akashi. Dan memakai celana yang kemarin. Ya siapa peduli soal dirinya memakai celana kemarin toh masih bersih dan terawat. 

Sambil makan onigiri di dalam mobil,  Akashi tidak ada hentinya menayap si matahari dengan lekat.  Melihat wajah imut itu mengunyah makanan hingga mengembung tentu saja menjadi pemandangan yang sangat menarik. 



Tanpa sadar wajah Akashi langsung memerah.  Hal itu membuat Hinata menatap pria di sampingnya seperti bertanya ada apa.  Namun Akashi hanya menggelengkan kepala saja.  Di depan sana,  sopir keluarga Akashi menatap sang tuan muda yang terlihat berbunga-bunga karena sedang jatuh cinta. 

' tuan muda jatuh cinta ' sang sopir




Hinata sudah biasa menjadi pusat perhatian kala rumor tentang dirinya dan Akashi menyeruak keluar bak wangi parfum termahal.  Dan hal itu membuat Hinata menjadi biasa saja sekarang di kerumuni dan di tatap banyak orang. 

"Aka senpai,  sampai ketemu nanti" kata Hinata melambaikan tangan tanpa sadar senyuman manis hinata membuat Akashi blushing. 

"Ehhh?  Akashi,  kau berbunga-bunga karena si jeruk itu ya " aomine yang menepuk bahu Akashi.  Namun hanya wajah datar yang Akashi berikan,  hal itu membuat Aomine langsung mengalihkan pandangan dan berpura-pura bersiul.  Wajah Akashi 100% lebih menyeramkan dari apapun. 

"Ohh Akashi!  Hora,  berikan pada anak ku hinata nanti ya " itu adakah suara dari sugawara yang memang sudah tidak ada hentinya menemui Akashi dan bertanya soal Hinata.  Ya untung saja Sugawara tak punya rasa suka lebih dari kohai.  Jika lebih,  sudah di pastikan akan terjadi perang antara dua pria beda kepribadian ini. 








Suasana kini agak mendung,  padahal hinata berniat pergi sebentar ke toko roti.  Senku dosen sekaligus sepupunya yang bajingan meminta di belikan roti.  Apalagi toko roti ini milik miyamura,  salah satu senpainya saat masih sekolah dulu.  Ya meski sudah menikah sekarang dengan hori senpai. 

Hujan turun dengan lebat membuat hinata sedikit masuknlagi ke dalam.  Dia yang ada di depan gedung fakultas kedokteran melihat kabut menyelimuti area sekitar.  Seketika bulu kuduk hinata merinding.  Jujur hinata tidak suka hal semacam ini. 

"AKA SENPAI!!! " Hanya akashi yang ada di kepala hinata.  Dengan cepat menelpon terus menerus  bahkan sudah hampir 10x namun tidak ada jawaban. Hinata memilih ingin menerobos hujan namun dia takut jika terjadi sesuatu nanti dengannya.



"Hinata! " sebuah suara memanggil Hinata terdengar begitu keras dia melihat kanan dan kiri namun tak ada siapapun.  Hinata menghubungi senku meminta agar orang itu menjemputnya namun tidak ada jawaban juga.  Kenapa timing nya sangat buruk sekarang. 

Bagai film horor yang dimana hantu akan muncul kala sang karakter utama sendirian.  Hinata tak peduli lagi,  rasa takutnya jauh lebih tinggi.  Dia berlari menerobos hujan yang lumayan deras di sertai angin kencang. 

Saat dia akan mencapai gerbang sebuah tangan menarik dan membekap mulutnya.  Hinata meronta-ronta agar bisa di lepaskan.  Namun pria itu langsung menghantamkan kepala hinata pada pagar besi.  Hal itu membuat rasa sakit menyeruak dari kepalanya. 

Karena ketahanan fisik yang lumayan hinata kembali memberontak.  Dia akhirnya mengigit dengan keras lengan pria itu hingga berdarah.  Saat itu lah kesempatan hinata lari,  namun sial pria itu melempar sebuah tongkat hingga membuat hinata tersandung.  Kaki dan tangan hinata berdarah. 


"LEPAS!!!  BAJINGAN!!! " hinata berteriak,  pria itu hanya mengenakan topi dan masker hingga tak bisa hinata lihat wajahnya dengan jelas.  Pria itu memukul wajah hinata hingga darah keluar dari mulut hinata.  Tak mau terus  menerus menjadi samsak tinju. 

Hinata mengambil sebuah cuter di tasnya tak peduli dia di hajar saat ini.  Dan berhasil  dengan cepat hinata menusuk perut pria bajingan itu dengan kuat. Meski tidak kena bagian vital tubuh. Setidaknya cukup untuk membuat pria itu tak bergerak dan mengejarnya.


Dengan kaki pincang hinata berlari menjauh, kepalanya sudah sangat pening. Dia merasa jika dia akan mati jika terus menahan rasa sakitnya. Hujan yang makin deras menambah buruknya kondisi hinata. Ponselnya tidak tahu dimana, tas,bahkan semua barangnya dia biarkan tergeletak di tempat pria itu.


"Hu~~~ hu~~~……… " Nafas hinata mulai terasa berat, Hingga saat dia akan sampai di depan Gerbang . Tubuhnya sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakit. Hinata jatuh pingsan di tanah, di bawah guyuran air hujan yang begitu dingin.














Akashi melihat panggilan Hinata yang banyak sekali. Dia mengutuk karena membuat ponselnya dalam mode diam. Kini dia berlarian di bawah derasnya hujan mencari Hinata. Aomine juga ikut menemani di ikuti Midorima sekaligus Murasaki bara. Kise sendiri karena ada syuting anak itu tak bisa menemani.

"Kenapa ramai? Da mobil ambulan?" Aomine berkata, namun mata elang Murasaki bara, melihat rambut jeruk dengan darah yang menetes dari kepalanya.

"AKACHIN!!! ITU HINATACHIN!!!" kata murasaki yang membuat mata Akashi menatap tajam. Dengan cepat dia menerobos, kerumunan yang mengerumuni mobil. Mata merah dengan warna yang sedikit berbeda itu. Menatap tubuh lelaki mungil yang tergeletak dengan bantuan selang oksigen.

"HINATA!!!!" Akashi langsung masuk dan menyuruh ambulan langsung membawa ke rumah sakit keluarganya. Akashi tak lupa mengirim pesan pada aomine dan yang lain soal ini.




' Shit! Andai saja aku tidak menggunakan mode diam pada ponselku. Semua ini TIDAK AKAN TERJADI!!!" BATIN akashi.












"Kali ini aku gagal Tapi Lain KALI KAU AKAN BERSAMAKU HINATA SHOYO!" seorang pria yang menatap kepergian mobil anbulan, dia menghirup aroma tas hinata .










Tbc

Yahooo

Akashi To hinata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang