10

674 92 5
                                    


Hinata akhirnya kembali sekolah setelah meliburkan diri karena sakit.  Semua menjadi overprotektif padanya,  bahkan Akashi sampai meminta Hinata untuk membiarkan orang - orang nya menemani Hinata. 

Tentu saja Hinata tidak mau, lagian teman-teman dan orang sekitar saja sudah cukup baginya. 

At kantin

Hinata makan dengan lahap bahkan menjadi bahan perbincangan. Pasalnya wajah yang imut saat makan menjadi perhatian mereka.  Namun wajah sangar Akashi membuat semua takut menatap hinata.

Kejadian hinata di pukul orang tak di kenal menyebar dengan cepat.  Bahkan pihak kampus meminta pengamanan di perketat agar tidak ada kejadian yang sama terulang kembali.  Pihak kampus meminta maaf atas kelalaian mereka akan ke amanan sekolah pada hinata dan keluarganya. 

"Aka-senpai sudah kenyang" kata Hinata

" makan lagi sho,  jangan begitu" kata Akashi namun hinata menutup mulut seolah enggan mau menerima sesuap makanan lagi.  Akashi pasrah dan menyudahi acara menyuapi hinata. 


Kembali menjalani aktivitas akhirnya Hinata bisa belajar dengan tenang.  Hanya saja dia masih sering takut jika sendirian.  Bagaimana jika orang sinting itu datang lagi dan malah melukainya lagi. 

Yacchi dan juga kuroko menemani Hinata sambil menunggu Akashi yang menyelesaikan urusan kelasnya.  Ya mereka juga takut jikalau kejadian yang sama terulang kembali. 

"Kau serius tak ingat sajah si pelaku? " tanya Kuroko

"Tidak,  dia menggunakan masker dan topi,  saking rendahnya topi yang di pakai jadi sulit untuk melihat wajahnya" jata Hinata

"Awas saja jika aku tahu orangnya akan aku bakar dia hidup-hidup. " jata Yacchi membuat Kuroko berfikir memang yacchi bisa melakukannya. 

Akhirnya sang pangeran datang,  Hinata melambaikan tangan pada Akashi.  Kuroko dan juga yacchi langsung pamit.  Akashi mnghelah nafas menggendong hinata hingga membuat wajah si jingga memerah. 

"Aku masih bisa jalan" kata hinata dengan wajah malu-malu

"Menurut saja" kata Akashi,  mereka meninggalkan halaman fakultas kedokteran.  Namun sosok pria menatap datar ke arah mereka ber dua seolah ingin sekali membunuh akashi. 










Senku melihat Hinata yang duduk di atas kasurnya.  Akashi langsung pamit dan tidak bisa menemani Hinata.  Sebagai sepupu Senku juga sangat khawatir sekali. 

"Kau dan Akashi sudah sejauh mana?  Hebat juga kau chibi.  Sekali kencan,  langsung dapat yang Hot" ujar Senku yang membuat Hinata menatap kesal sepupunya.  Wajahnya memerah atas perkataan Senku.  Lagian belum tentu mereka menikah.

Seketika wajah hinata makin merah,  saat memikirkan dia dan Akashi menikah.  Membayangkan mereka hidup dalam satu rumah. Membuat jantung Hinata berdebar sangat kencang. 

"Kau pasti menghayal hal mesum kan?  Kau akan jadi dokter cabul jika melakukan itu terus menerus " kata Senku yang mendapat lempran bantal dari Hinata. 








Hinata Free class hari ini,  dia bermaksud untuk jalan-jalan namun sayang sekali tidak bisa karena kondisinya.  Senku ada jadwal mengajar jadi manamungkin dia meminta si pria itu. 

Akashi?  Dia tidak mau mengganggu jadwal kuliahnya.  Siapa yang harus Hinata Hubungi agar bisa keluar.  Dan dia bingung sekali,  Hinata kembali merebahkan dirinya di atas kasur. 

Tok

Tok...

Alis Hinata menukik siapa yang mengetuk pintunya.  Seketika jantung Hinata berdebar sangat cepat.  Hinata berjalan dengan tongkatnya,  mengintip dari Lubang kunci.  Sial dan sangat sial,  tanganya gemetar,  ada pria di luar sana dengan baju dan jaket hitam. 

Hinata merosot jatuh,  dia mengambil ponselnya.  Suara ketokan pada pintu semakin kuat dan keras.  Hinata gemetar bukan main,  dia menelpon Ayahnya,  namun tidak di angkat.

"Senku!!!  Aka-senpai" lirih Hinata terus menghubungi keduanya decara bergantian. 

"Shoyo...  Hinata shoyo...  Keluarlah hinata...  Aku merindukanmu.  Aku susah payah masuk kerumah ini,  aku menunggu saat - saat seperti ini.  Shoyo " jantung Hinata berdebar kala suara berat itu menggema.

Hinata makin ketakutan,  menutup mulutnya agar suara isakan tidak terdengar.  Tidak bisa dia gambarkan bagaimana gilanya suasana ini. 

"Cepatlah datang aku mohon" lirih Hinata

Dor

Dor

Dor

Suara gedoran yang membuat Hinata sedikit menjauh.

"Bukak sayang,  aku tahu kau di dalam.  " hinata menangis,  dia tak bisa melakukan apapun. Siapapun hinata harap bisa datang.  Dan benar saja suara mobil terdengar. 

"Kau memanggil pria bajingan itu?  Sayang kau sangat keras kepala,  lain kali aku akan langsung menyeretmu dan mengikatmu di kamar impian kita " Si pria menulis kata LOVE U MY FUTURE HUSBAND di pintu kamar Hinata. 

Dia langsung pergi entah lewat mana,  Hingga hinata tak begitu jelas tahu.  Perkatan si pria itu membuat Hinata jadi gila.  Dia takut sekali,  bagaimana bisa pria itu masuk ke rumah ini.

"Sho!  Hinata! Ini aku Akashi! " sekali dobrakan Akashi melihat Hinata meringkuk di lantai sambil menutup telinganya. 

"Ku takut sendirian,  pria itu mengatakan akan menyeretku dan mengikatku.  Aku takut Aka-senpai" Akashi memeluk mencium dahi Hinata,  saking khawatirnya.

Dia benar-benar meninggalkan pelajaran dan semua hal penting di kampus saat hinata mengirim lesan dan menelpon beberapa kali.  Untung akashi anak yang cerdas jadi bukan masalah jika dia tak ikut pelajaran. 

"Kita ke ruang tamu ya,  kau akan pindah kerumahku saja.  Tinggal disana,  aku takut stalker gila itu datang lagi " jelas Akashi yang begitu sangat khawatir.

"Akashi-sama,  sepertinya pria itu masuk lewat pintu depan dan menduplikat kunci rumah ini" kata bawahan Akashi

"Cari dia sampai ketemu" kata Akashi

"Baik"

"Tidurlah aku akan bangunkan jika sudah sampai di rumahku" kata Akashi yang membuat hinata memejamkan mata memeluk Akashi. 












Tbc




Akashi To hinata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang