Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya tambah semangat nulisnya, happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini rencananya Jevano akan fiting baju bersama Nadir, orang tua menyuruhnya untuk fiting baju berdua dan menentukan pilihan yang cocok dengan selera mereka, mereka tak bisa lagi menentukan selera anak muda.
"Jevano, bukannya kamu mau jemput Nadir jam sepuluh? Ini udah jam duableas loh!" ucap Tio melihat anak tengahnya sedang duduk bersantai sembaru menelfon seseorang.
"bentar bu, aku lagi telfonan dulu —Oh iya sayang, barusan dada aku manggil." ucap Jeno kembali fokus pada telfonannya, Tio menghembukan nafasnya lalu menarik ponsel milik Jevano.
"Bubu!" Ucap Jevano.
"halo, ini pacarnya Jevano ya." ucap Tio, Terdengar nada gugup dari sebrang telfon, Jevano menggaruk kepalanya bingung.
"lain kali kalau telfonan liat waktu ya, habisin waktu buat yang gak berguna gak akan manfaat, Jevano hari ini jadi terlambat fiting baju, saya tutup telfonnya." Tio langsung menutup panggilan dari Nadira dan mengembalikan ponselnya pada Jevano.
"bubu! Apa-apaan sih? Ini kan privacy!" runtuk Jevano, Jevano memang anak yang takut pada orang tuanya walaupun ia kesal ia tak berani menggunakan nada tingginya pada kedua orang tuanya.
"no, isn't privacy kalau kamu beraktivitas di luar kamar artinya kita tau semua." ultimatum dari Tio membuat Jevano ciut apalagi jari telunjuk yang sudah mengacung ke atas.
"Sorry bubu." Cicit Jevano.
"udah, sekarang kamu siap-siap jemput Nadir di rumahnya kalian fiting baju sekarang, jangan suka buang-buang waktu!"
"iya bu." Jevano langsung bangkit dari sofa dan masuk ke kamarnya untuk bersiap. Jevano mengambil baju dari dalam lemari dengan malas.
"males banget sih, kenapa harus ada acar fiting fiting segala?!" Ucap Jevano.
"ya kalau gak fiting lo mau nikahan pake kaos oblong sama celana pendek?" Jevano menoleh cepat melihat sang adik yang nongol dari pintu.
"ngapain lo? Keluar keluar gue mau pake baju." Usir jevano.
"lah kan segender masa malu-malu kitakan juga adek kakak gue sering kali liat titit lo yang segede pisang mas." ingin rasanya Jevano menyumpal mulut adiknya dengan kaus kaki milik Marvin yang lupa di cuci seminggu dan tergeletak di kolong kasur.
"enak aja kalau ngomong, jangan shamming kebanggan gue gini-gini sekali keluar bisa bikin lima anak!" ucap Jevano.
"ah masa sih!" ucap sekala dengan nada mengejeknya.
"lo ngomong sekali lagi gue gibeng pala lo!" Jevano siap melemparkan hanger baju miliknya pada Sekala.
"ampun!" Sekala langsung keluar dari kamar Jevano.