Hospital

11K 1.1K 85
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya tambah semangat nulisnya, happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

Selama di jalan menuju rumah sakit, Nadir tak hentinya mengkhawatirkan keadaan Jevano yang seperti orang sekarat, menepuk-nepuk pipi Jevano agar tetap tersadar dan mengeggam tangannya, Jevano juga semakin mengeratkan tangannya pada Nadir dan menye...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama di jalan menuju rumah sakit, Nadir tak hentinya mengkhawatirkan keadaan Jevano yang seperti orang sekarat, menepuk-nepuk pipi Jevano agar tetap tersadar dan mengeggam tangannya, Jevano juga semakin mengeratkan tangannya pada Nadir dan menyederkan tubuhnya pada Nadir, padahal di samping kirinya ada Nadira.

"Haikal, kapan sampe?" tanya Nadir.

"sabar na, ini di depan tuh nyampe." jawab Haikal.

Mereka sampai di rumah sakit, Haian lekas turun dan membantu Nadir mengeluarkan tubuh Jevano dari dalam mobil, sementara itu Haikal memanggil paramedis agar membantu mereka menangani Jevano.

"tolongin temen saya sus, dia abis ngisep baygon sebotol." ucap Haikal, suster membawa kursi roda menyuruh agar pasien di dudukan di kursi roda.

"boleh tunggu di luar mas, kami akan menangani pasien dulu." ucap suster sambil menutup tirai ruangan UGD.

Mereka menunggu di luar ruangan, Haian dan Haikal mendudukan dirinya di kursi sementara Nadir masih berdiri menunggu kabar dari dokter, Nadira sedari tadi melihat bagaiman sikap Nadir yang sangat khawatir pada Jevano. Nadira semakin yakin bahwa Nadir mulai mencintai Jevano.

Setelah beberapa menit dokter akhirnya menampakan dirinya, Nadir paling pertama mendekati dokter dan bertanya bagaimana keadaan Jevano.

"gimana keadaannya dok?" tanya Nadir, Dokter paham dengan kondisi Nadir ia mulai menjelaskan perlahan agar Nadir mengerti.

"keadaanya sudah stabil, tidak ada kerusakan organ apapun semuanya baik, untung segera di tangani. Kami juga sudah memberikan obat melalui infus, setelah infus abis pasien bisa pulang." jelas dokter. Nadir bernafas lega mendengarnya.

"terimakasih dok." ucap Haian.

"sama-sama, kalau begitu saya permisi." keempatnya mengangguk.

"gue yang urus administrasi Jevano dulu." Ucap Nadira.

"oke." Haikal, Haian dan Nadir masuk ke dalam ruangan untuk melihat kondisi Jevano.

Nadir melihat Jevano sudah sadar, masih menggunakan oksigen karena memang Jevano mengalami sesak nafas akibat obat pembunuh serangga itu. Nadir duduk di pinggir ranjang Jevano dan menepuk pahanya.

"Makasih ya." ucap Jevano lirih, Nadir mengangguk.

"lo lagian nagapain sih macem-macem pake nyemprotin baygon sebotol mana kamar mandinya di tutup lagi, mau bundir lo?" ucap Haikal.

"gue gak tau kalau bisa kayak gini, biasanya kan kalau Bubu lagi semprot baygon gue baik-baik aja." jawab Jevano.

"ya beda kasus, bubu lo nyemprotin baygon palingan satu dua semprot, elo mah sampe satu botol abis, gak waras emang."

Rumah Raga [ Nomin ] || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang