Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya tambah semangat nulisnya, happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!
Nadir mengerejapkan matanya sembari merentangkan tangannya dan menarik nafasnya dalam, ia terdiam beberapa saat sebelum nyawanya terkumpul sepenuhnya, Nadir mengambil alat bantu dengarnya yang terletak di nakas dan memasangkannya ke telinga lalu menyalakannya namun ia merasa aneh karena tidak ada suara yang masuk ke dalam telinganya.
Nadir bangkit dari kasur mengambil ponselnya yang terletak di meja rias, ia sengaja menjauhkan ponsel dari jangkauannya karena bisa menganggu kwalitas tidurnya belum lagi radiasi yang di pancarkan ponsel berbahaya. Nadir mencari kontak bunanya.
Buna 💕
Buna, hari ini
Sibuk ga?Kenapa sayang? Ada
Sesuatu? Buna lagi
Gak sibuk kokBatrai alat bantu
Dengar Nana
Kayanya harus
Ganti, buna bisa
Temenin nana
Ganti ga?Buna bisa aja, tapi
Jevano emang gak
Bisa anter kamu?Katanya hari ini
Jevano mau
Ke rumah temennya
Sambil cari kerjaYaudah buna
Siap-siap dulu yaOke
Nadir kembali menaruh ponselnya, sebenarnya soal Jevano hanya alasan saja, pasti jevano enggan mengantarnya karena kemarin ia mendengar percakapam antara Jevano di telfon bersama Nadira tentunya kalau meraka akan bertemu di salah satu pusat perbelanjaan.
Nadir bangkit dari duduknya dan keluar dari kamar, kebetulan Jevano juga baru keluar dari kamarnya, mata mereka saling bertabrakan lalu Jevano mengalihkan pandangannya.
Mereka sama-sama pergi ke dapur bedanya Nadir hendak memasak sarapan sementara Jevano hendak mengambil minum, soal memasak mereka sepakat untuk menyerahkan sepenuhnya pada Nadir karena Jevano bisa menghancurkan kompor walau hanya memasak air.
"Gue hari ini mau keluar." Ucap Jevano, namun Nadir tak mengubrisnya.
"lo denger gue gak?" Jevano menoleh dan melihat Nadir sedang mengambil panci yang ada di rak atas hingga baju tidurnya terbuka bagian perutnya terekspos belum lagi Nadir memakai celana pendek sehingga paha mulusnya juga terekspos.
"Ekhem!" Jevano berdehem lalu mengalihkan pandangannya walau masih meliriknya.
"Nadir!" panggil Jevano namun Nadir tidak mendengarnya karena Nadir tidak memakai alat pendengarannya dan Jevano belum menyadari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Raga [ Nomin ] || ✅
Romance✒노민 [Completed] Jaman siti nurbaya memang sudah terlewat jauh, tapi tradisinya soal perjodohan tak pernah luruh. Jevano Jendral Juanda harus menerima kenyataan bahwa ia di jodohkan dengan rival sekampusnya yang tuli bernama Nadir Ragahaya. ©Sunnypw...