Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya tambah semangat nulisnya, happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!
Jevano duduk di kursi meja makan di dapur, ia berusaha menghubungi orang tuanya menanyakan bagaimana cara merawat orang sakit, jujur saat ini entah kenapa empati Jevano muncul dengan sedirinya padahal dulu saat masih kuliah rasa empatinya hilang bahkan untuk membully Nadir sekalipun.
"angkat dong bubu, penting." Gumam Jevano, ia berusaha mengubungi Tio namun lama sekali di angkatnya dan berakhir dengan penolakan panggilan, sedang apa bubunya itu? Apakah sedang aktivitas malam? Ia menelfon Sekala untuk memastikannya.
"halo? Kenapa?" tanya Sekala di sebrang telfon.
"buna sama daddy mana? Kok telfonnya gak di angkat?"
"lagi aktivitas malem, gue sama bang Marvin ngungsi di kamar lo nih." Jevano menepuk keningnya, sudah tua masih saja aktiv bereproduksi.
"Abis ini ada cabang baru di keluarga Jendral gue ngakakin se kabupaten, lo gak jadi bungsu."
"ya, jangan gitu lah bang. Gue tetep jadi bungsu kasian bubu kalau sampe jadi lagi tu kecebong daddy. Dah lah gue sama bang marvin lagi tanding."
"jangan bilang lo pake PS gue?"
"emang iya, pinjem bang."
"awas gue bawa besok PS gue!"
"dih pelit amat."
"Oh iya, ada bang marvin kan di sebelah lo? Tolong kasihin hpnya ke bang marvin bentar."
"mau ngapain?"
"banyak bacot, udah cepetan atau gue bawa PSnya beneran besok."
"iya iya, bentar. Bang ini Jevan mau ngomong."
"Halo? Kenapa Jev?"
"em.. Bang, ini gue mau tanya gimana cara rawat orang sakit?"
"siapa yang sakit jev?"
"Nadir bang, masa yang laen."
"kan takutnya, lo kan buaya."
"oke bang, bisa gak kita fokus ke point percakapannya? Jadi gimana caranya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Raga [ Nomin ] || ✅
Romance✒노민 [Completed] Jaman siti nurbaya memang sudah terlewat jauh, tapi tradisinya soal perjodohan tak pernah luruh. Jevano Jendral Juanda harus menerima kenyataan bahwa ia di jodohkan dengan rival sekampusnya yang tuli bernama Nadir Ragahaya. ©Sunnypw...