Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya tambah semangat nulisnya, happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sarapan pagi itu terasa sedikit dingin, baik Nadir maupun Jevano sama-sama tidak memberikan respon hangat, Jevano sibuk makan sarapannya tanpa menoleh kemanapun, dan Nadir yang juga sibuk makan.
—Ting!
Dentingan sendok beradu dengan piring marmer menjadi acara penutup sarapan, Jevano meminum airnya.
"kita harus secepatnya buka toko, lo cari rekomendasi usaha apa yang cocok buat sekarang, nanti setelah ketemu kita bisa obrolin sama ayah." Ucap Jevano sembari bangkit dari kursi meja makan, Nadir hanya mengangguk.
"yaudah gue berangkat." ucap Jevano.
Nadir bangkit dari duduknya dan mendekati Jevano, ia membenarkan letak dasi Jevano membuat Jevano terdiam dan berdehem.
"Makasih."
"sama-sama."
Sepeninggal Jevano ke kantor Nadir membereskan rumah setelah itu masuk ke dalam kamar, ada yang bertanya kenapa Nadir tidak kembali mencari kerja? Jawabannya sudah, Nadir sudah melamar kesana kemari tapi belum kunjung mendapat panggilan, Nadir sudah pasrah dengan lamaran yang terakhir ia krimkan, harap-harap cemas juga.
Pukul duabelas siang, Nadir sudah bosan sekarang di rumah saja, rumah sudah selesai di bersihkan bahkan mencuci juga sudah, bahkan menonton tv juga belum cukup untuk mengatasi kebosanannya.
Drrrt! Drttt!
Ponsel Nadir berbunyi, ia segera mengambilnya dan melihat panggilan video dari Haian dan Haikal, Nadir segera mengangkatnya.
"Nadirr.. Lagi apa?" tanya Haikal.
"nonton tv, kalian lagi kerja?" tanya Nadir.
"ini gue lagi di kantor." jawab Haian.
"gue juga, lagi di kantor. Kerja lebur bagai kuda gue." ucap Haikal, Nadir terkekeh mendengarnya.