Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya tambah semangat nulisnya, happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Maaf, kami belum bisa menerima anda sebagai karyawan di perusahaan ini, anda memang punya skill yang mumpuni di bidang yang di tuju, namun keterbatasan yang anda miliki mungkin akan menjadi kendala untuk kedepannya, kami membutuhkan karyawan yang bisa berkomunikasi dengan baik." ucap seorang HRD yang ada di hadapannya.
"terimakasih, kalau begitu saya pamit." ucap Nadir.
"sama-sama, semoga anda bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih di luar." ucap HRDnya, Nadir mengangguk dan tersenyum kecil lalu keluar dari ruangan.
Nadir tak menyerah begitu saja, ia masih mencoba peruntungan melamar kerja di perusahaan manapun, walau hasilnya tetap sama, keterbatasan yang ia miliki menjadi penghalang karirnya. Mencari kerja di indonesia memang sulit apalagi yang memiliki keterbatasan, pekerjaan yang mengharuskan pelamar memiliki spek bak dewa dengan gajih minimum, bahkan terkadang ada perusahaan yang meminta pelamar bisa melakukan hal-hal di luar pekerjaan seperti harus bisa akrobatik di atas gedung? Entahlah, terkadang menyeleneh.
Nadir menghembukan nafasnya pasrah entah sudah keberapa kali ia di tolak, ia keluar dari gedung perusahaan dengan wajah lesunya, tak bertenaga dan tak berselera.
Pluk!
"Nadir?" Nadir menoleh, ia mendapati seorang pria bermata sipit menepuk pundaknya, Nadir membelakan matanya.
"Haian? Lagi apa disini?" tanya Nadir dengan bahagia ia kembali bertemu dengan teman masa SMAnya bernama —Haian Harazzan.
"gue abis ngelamar kerja di perusahaan ini, lo sendiri lagi ngapain disini? Jangan-jangan abis lamar kerja juga?" Nadir tersenyum lalu mengangguk.
"di terima?" Nadir menggeleng, ia menghembuskan nafasnya.
"yang sabar, gue juga gak keterima disini perusahaannya neko-neko banyak maunya." Nadir terkekeh.
"gimana kabar orang tua kamu?"
"orang tua aku udah gak ada Nad, Mama baru meninggal tiga bulan yang lalu, terus papa meninggal setahun yang lalu. Jadi gue sendiri sekarang." Haian mendelikan bahunya, Nadir menepuk pundak Haian.
"aku turut berbela sungkawa ya, semoga orang tua kamu bisa tenang disana."
"amin, oh iya btw kemarin gue ketemu buna lo di tukang batagor, gak nyangka banget bisa ketemu lagi sama buna winata." Nadir menaikan alisnya, jadi orang yang ditemui Bunanya beberapa minggu yang lalu adalah Haian?
"jadi ian yang ketemu buna di tukang batagor itu, aku ada di mobil tapi gak ikut turun."
"wahh, coba kalau turun gue traktir batagor sih, waktu itu Buna bilang buru-buru soalnya mau pergi kemana gitu." Nadir mengangguk.