Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya tambah semangat nulisnya, happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"dengerin aku dulu Jev." Ucap Nadira menghampiri Jevano yang berjalan cepat menuju kolam renang, Jevano dan Nadira sekarang sudah kembali ke penginapan mereka.
"Apa? Apa? Kamu mau bilang lagi kalau kamu mau putus sama aku? Kamu lupa? Aku udah janji sama kamu kalau aku bakal nikahin kamu nanti." Ucap Jevano yang sudah terpancing emosi, pasalnya Nadira bersikukuh ingin mengakhiri hubungannya dengan Jevano.
"Sampai kapan? Aku tanya sampe kapan? Kamu jangan terus denial Jevano, aku tau kamu sebenernya udah cinta sama Nadir." Jevano terdiam lalu mengepalkan tangannya.
"Aku gak pernah cinta sama si tuli itu! Gak." Nadira tersenyum kecil lalu mendengus.
"terus apa yang selama ini aku liat? Kamu jelas udah mulai taruh rasa sama Nadir, kamu kasih dia affection."
"ya wajar dong, aku sama dia kan temen."
"temen? Mana ada temen yang cemburu sama temen lainnya, mana ada temen yang kasih dia perhatian lebih dari sekedar temen, dan kamu sadar selama ini kamu berubah karena Nadir, and this is a good change for you, kamu jangan terus denial Jevano."
"Aku gak denial."
"yes you are!"
"No! I'm not."
"aku tetep pengen putus dari kamu, please jevan. Aku gak mau di cap sebagai perusak rumah tangga orang, apalagi itu sahabat aku. Even kamu sama Nadir cuma di jodohin." Nadir menatap mata Jevano lekat mengisyaratkan kalau ia serius.
"Fine! Terserah." Jevano beranjak meninggalkan Nadira di luar.
Jevano masuk ke dalam kamarnya mendudukan dirinya di kasur dan mengacak-acak rambutnya kasar, ia bingung sekarang untuk siapa hatinya? Apa benar ia mencintai Nadir? Sedangkan logikanya terus berkata kalau ia mencintai Nadira.
"Arghh! Jevano you're stupid! Lo udah yakin dari dulu gak akan cinta sama Nadir!" gumam Jevano sembari melempar bantalnya.
Sementara itu Nadir, Haian, dan Haikal sedang packing karena mereka rencananya akan pulang hari ini menggunakan pesawat penerbangan sore, sebelum pulang rencananya mereka akan hunting souvenir untuk oleh-oleh.
"jadi gak? Gue udah ready nih." Ucap Haikal.
"jadi lah, si Nadir mana?" tanya Haian.
"masih di kamarnya, tar gue samperin dulu." haikal menghampiri kamar Nadir dan mengetuknya —Tok! Tok! "Na? Lo udah selesai belum kita udah siap nih." Ucap Haikal.
—Clek! Pintu terbuka menapakan Nadir yang sudah rapih dengan baju hitam panjang dan celana bunga-bunganya.