Bergulat berjamjam dengan fikirannya Yoongi kalut. Keputusan terakhir yang di ambil dia harus mengugurkan bayinya sebelum tumbuh lebih besar lagi.
Dirinya segera memesan obat pengugur kandungan lewat online shop. Sebelum tidur dengan harapan bahwa semua hanyalah mimpi.
.
."Gue bolos min"
"Ouh yaudah, nanti siang gue ke apart ya lo mau nitip gak?"
Jimin memang pengertian sekali Yoongi berucap aja dia udah tau kalau sahabatnya ini gak baik baik aja. Jadi dia gak ada alasan buat omelin sahabatnya walaupun ngelakuin hal kayak gini.
"Nanti aja kali Jim"
"Oke gue tinggal ya bye"
Panggilan di tutup Yoongi menatap kamarnya yang penuh dengan kiriman makanan dari orangtuanya. Yoongi bukan anak manja hanya saja mamahnya yang terlalu memanjakan dia.
Awalnya Yoongi masih Oke karena cuman sekantong untuk sebulan. Lama lama yang dikirim makin banyak. Sekarang aja udah dua kardus ukuran besar penuh dengan snack di dalam kamarnya. Masalah tempat penyimpanan Yoongi gak ambil pusing tapi siapa yang bakal habisin semuanya.
Kepalanya sudah pusing tambah pusing. Pagi pagi harus muntah muntah sekarang dirinya dibuat kelimpungan dengan tingkah orangtuanya.
"Arghh" Teriak Yoongi frustasi.
Cuman satu nama yang dari tadi bersarang di fikiranya. Jungkook. Diriliknya jam dinding di atas pintu kamarnya sebelum yakin buat ganggu Jungkook.
Menunggu beberapa detik panggilan di angkat dengan sapaan suara jungkook di sebrang sana.
"Halo? Kenapa bang?" Tanya jungkook dengan nada yang cukup khawatir.
"Lo dimana?"
"Kampus, mau latihan"
"Lo bisa kesini gak?"
"Bisa, lo dimana bang?"
"Gue di apart, gak usah buru buru, lo latihan aja dulu"
"Gakpapa nanti gue izin, otewe"
Sebelum telfon dimatiin kengeran langkah kaki dengan tempo cepat dan nyaring. Yoongi tau kalau jungkook bakal lari ke parkiran. Selain Jimin yang bisa dia andelin ya Jungkook.
Taehyung? Mana bisa diharapkan. Statusnya sama itu cowok cuman sebatas temen tidur udah. Gak ada suasana romantis di luar kegiatan sex mereka.
Kalau ada yang tanya sejauh mana Taehyung sama Yoongi ngejalanin hubungan di belakang Jimin. Gak ada perasaan suka di luar hasrat pribadi. Gimana mereka bisa berujung di relationship begini berawal dari Yoongi yang numpang mandi di apart Jimin.
Ceritanya cukup panjang karena hubungan mereka udah berjalan hampir empat bulan. Sejauh ini aman Jimin gak keliatan curiga ke dia maupun Taehyung. Akting mereka sukses nipu orang orang disekitarnya.
Sejam berlalu telfon Yoongi bunyi ada panggilan datang dari Jungkook. Yoongi mengangkatnya sedikit terburu sembari berjalan keluar kamar.
"Hallo bang gue di depan"
"Iya iya ini gue bukain pintunya"
Kebiasaan Jungkook ketika bertamu ke rumah Yoongi gak pernah mau mencet bell apart. Pintu di buka sosok Jungkook yang punya badan bongsor itu tersenyum lebar.
"Masuk"
Jungkook masuk dan langsung duduk di karpet depan tv. Kakinya di selonjorin seakan akan lelah berlari mengelilingi satu apartemen.
"Mau minum apa?"
"Susu murni ada" Jungkook menaikan sebelah alisnya mengerling nakal pada Yoongi.
Bantal sofa ruang tamu dipastikan sampai ke muka Jungkook. Masih bocil udah belaga godain Yoongi.
"Sialan lo ki!"
Yoongi lari ke dapur mengambil dua botol minuman ringan buat disajikan.
"Ini lo ada perlu apa?" Tanya jungkook sembari berusaha membuka tutup botol minumannya.
"Itu ada snack buat anak basket" Tunjuk Yoongi ke dua kerdus yang ada di dalem kamarnya. Pintu kamarnya memang gak di tutup karena Yoongi buru buru tadi.
"Abis gajian lo bang?"
"Iya kiriman nyokap, lo bawa deh gak kira kira dia ngasihnya"
"Sip, ini kita mau ngapain?"
"Gue sih laper makan yuk di luar" Ajak Yoongi.
"Makan apa?"
"Bak mie Jawa depan komplek sebelah"
"Yaudah yuk, lo traktir ya"
"Iya bongsor! Cepet yuk"
.
.
.Berniat mencari makan siang yang di dapet lebih ke emosi jiwa raga. Matanya menangkap sepasang insan yang asik siap suapan di depan publik. Entah kenapa emosi Taehyung ke pancing.
Udah ngebayangin makan bak mie bakal kane malah ngeliat Yoongi jalan sama cowok baru? Dia tau sih kalau ada rumor Yoongi lagi deket sama wakil ketua club basket kampus.
Tadinya dia sudah masuk ke warung makan sekarang langkahnya berbalik keluar menelfon seseorang di sebrang sana.
.
.
"Hallo"
Suara Yoongi terdengar bergetar dirinya merasa lega dapat panggilan dari Taehyung.
"Gue di apart pulang" Tapi nada bicaranya gak bisa dikategorikan ramah.
"Eum... Iya"
Yoongi mengigit bibir bawahnya. Begerak panik merapihkan barang barangnya di meja kemudian meningalkan uang untuk bayar makanannya ke Jungkook.
"Kook gue duluan, ini uangnya nanti malem lo ambil aja ke rumah"
"Ouh Oke bang"
Yoongi buru buru ngojek sampe apartnya bahkan sampe lari supaya lebih cepet sampe unit.
"Tae~"
Yoongi masuk ke apart dengan langkah perlahan menuju ruang tengah.
"Enak jalan sama jungkook?"
"Hu?"
"Ini apa?"
Di tangan taehyung ada obat yang tempo hari dia pesen.
"Lo gak bisa kan?" Yoongi ngerebut obatnya dari tangan Taehyung.
"Gak bisa" Tapi tangan Taehyung sudah di tarik mundur jadi Yoongi gak berhasil di rebut Yoongi.
Malah Yoongi di tarik masuk dalam pelukan Taehyung. Obatnya di lempar begitu aja dan dia langsung nyerang bibir Yoongi. Air matanya turun rasanya Yoongi ingin menolak tapi dia gak bisa sulit berusaha buat gak jatuh dalam pelukan Taehyung.
Begitu ciuman di lepas sepihak oleh Taehyung cuman satu kalimat yang ucapkan Taehyung.
"Gue bakal tabung jawab"
Setelah Yoongi milih Taehyung malam itu.
Kalao ada typo maafkan lah kawan
Sekian utk malam ini 🙏🏻
See you letter
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Blanket
FanfictionWARN! BXB AREA MPREG 🔞 Taehyung pacarnya Jimin tapi temen mainya Yoongi yang gak sengaja kena karma.