15. Mendadak

401 38 5
                                    

"Mau pempek ih! "

Celetuk Jimin

Tentu orang disebelahnya jadi ngelirik ke dia padahal tadinya fokus ke HP. Jimin sama Jungkook juga seulgi temen kelas Jimin kebetulan satu organisasi juga.

"Siang gini? Ada sih kayaknya di stasiun" Saut seulgi.

"Stasiun? Jauh gak kook?"

"Minta di anter? Stasiun kan juga tiap hari lo lewat deh" Ucap Jungkook dengan nada malesnya.

"Hehe yuk! Bm banget"

"Iya iyaaa, lo mau ikut gak? Atau nitip?" Tanya Jungkook ke seulgi.

"Gue nitip deh bole, gak ikut kebetulan gue mau konsul sama dosen"

"Yaudah kalo gitu, yuk juki buruan"

Jimin udah berdiri naik naik saket Jungkook udah sebelas duabelas sama bocah. Jungkook juga pamit ke seulgi dan mereka cus ke staisun yang emang masih di area kampus salah satu akses buat ke kampus juga.

"Yahhhh tutup ki"

"Mau cari yang lain?"

"Lo tau dimana? Kalo tah langsung gas"

"Tau, yaudah gas di pake nih helmnya"

Jungkook nyodorin helm ke Jimin yang emang helm tuh orang. Kebetulan berangkat bareng kereta tadi pagi. Mereka langsung meluncur ke tempat tujuan yang katanya langanan Jungkook.

..
.
.

"Ck kemana sih tuh anak!" Duel Yoongi sepanjang jalan.

Taehyung yang tengah mengendarai motor sedikit terganggu dan penasaran kenapa Yoongi membuat suara aneh di belakang.

"Kenapa gi?"

Yoongi mengeratkan pelukan yang pada pinggang Taehyung dan mendekatkan mulutnya pada kuping taehyung.

"Jungkook gak jawab telfon, nanti udah di gojekin dianya gak masuk"

"Ya gapapa beli aja dulu, nanti disana semoga dia bales"

Yoongi mengangguk menempelkan dagunya pada pundak Taehyung. Gak lama mereka sampai tujuan karena tempat yang mereka tuju gak lebih dari satu kilo. Yoongi turun lebih dulu dari moto Taehyung dengan perlahan dia cukup repot sekarang dengan kadunganya yang cukup besar dia sudah mulai melewati trisemester kedua.

Disusul Taehyung keduanya berjalan mendekati warung pempek yang menjadi tujuan mereka. Keduanya berjalan sambil bergandengan tangan. Sampai di depan ruko mereka memesam dua porsi untuk mereka dan dan Jungkook.

"Gi?"

Seorang menepuk punggungnya dari belakang. Kedua mata Yoongi membulat kaget seperkian detik ia merasakan pipinya hangat akibat tangan yang mampir kepipinya. Matanya bertatapan langsung dengan mata yang berair itu.

"Lo! Lo tega ya! Lo tega sama gue! Apa yang gue liat sekarang?! Kook ini gak bener kan?"

Air mata JiMin mengalir begitu deras bibirnya bergetar. Dimana dia dihadapkan dengan kenyataan mantan kekasihnya bergandengan tangan dengan sahabatnya? Dan Yoongi tengah megandung? Kenapa rasa sakitnya harus datang terpisah.

"Min, g-gue -

" Anjing lo!"

Bungh!

"Itu buat lo berengsek yang main di belakang gue!"

Bungh

Satu pukulan kembali di layangkan di perut Taehyung hingga sang empu kesakitan.

"Ini buat lo! Dan segala kebejatan kalian!"

"GUE. BENCI. LO BERDUA."

Jimin menarik Jungkook untuk kembali membawa motornya dan pergi dari tempat itu. Yoongi hanya bisa menatap nanar kepergian Jimin dan Taehyung menahan rasa sakit atas tinjuang di wajah dan perut yang ia Terima.

Dia gak masalah atas pukulan yang dilayangkan JiMin. Taehyung emang pantes dapet itu semua bahkan seharusnya lebih buruk dari itu. Jimin terlalu baik cuman buat kasih dia dua pukulan.

.
.

Jungkook hanya terdiam sepanjang jalan otaknya tengah memproses kejadian yang dia alami beberap saat lalu. Jimin masih menangis di boncengan. Jungkook sengaja tidak melajukan motornya lebih cepat dan melewati jalan yang sepi. Agar jimin bisa menangis sepuasnya.

Entah bagaimana tapi Jungkook punya peran menggiring semua kejadian itu terjadi. Dirinya tidak pernah terfikir akan apa yang dia lakukan malah mengatar sebuah masalah. Gimana dia bisa lupa kalau Yoongi juga mau kirim pempek ke dia.

Jungkook melepas satu tanganya dari stang motor mencari dan mencoba meraih tangan JiMin. Begitu mendapatkannya dia menaruh di pingangnya dan memberikan sedikit slusan agar Jimin merasa lebih baik. Entah apa yang ada dalam fikiranya dia membawa jimin pulang ke kos tempatnya tinggal. Dibawanya Jimin masuk di seduhkanya kopi untuk membuat teman barunya itu lebih baik.

"Jim, sorry"

Sesal Jungkook yang duduk di sebelah Jimin. Jimin berbalik menatap Jungkook dan megeleng pelan dengan muka sebabnya.

"Gak, lo gak perlu minta maaf. Gue yang makasih lo udah buat rasa gundah di ganti gue terjawab"

"Tapi lo nanggis, gue bikin lo sakit secara gak langsung. Gue minta maaf semuanya gak akan terjadi kalo-

" Semuanya bakal terungkap entah kapan, mereka berengsek kook mereka yang salah. Mereka yang harusnya sujud minta maaf di kaki gue"

Jimin berbicara panjang lebar dengan suara paraunya dan sedikit nada tinggi. TnGan Jungkook di tarik di elus supaya pria bergigi kelinci itu tidak menyalahkan dirinya.

"Now. Give me hug, it's better for say sorry"

Jimin merentang tanganya dana Jungkook membalasnya dengan memeluk Jimin. Hingga dirinya menyadari Jimin kembali menangis di pundaknya. Biarlah mochi satu ini menumpahkan segala rasa kecewanya. Jungkook juga gak bisa ngelakuin banyak hal untuk buat semua yang udah terjadi menjadi lebih baik.



















Pendeks aja














Soalnya gak tau kalo berantem kudunya gimana.


Wkwk yang penting udah lega Jimin bisa tonjok Taehyung 🙏🏻

In The BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang