9. Talking

819 79 7
                                    

Sebuah rumah yang di kelilingi dengan kebun tomat menjadi tempat Taehyung bersingah. Rumah yang cukup lama dia gak jengguk tohh kalau kesana pemilik aslinyapun sudah wafat setahun lalu. Kebetulan ada seorang wanita paruh baya melewatinya dengan pakaian berkebun membawa ember kecil di tanganya menyadari kedatangan Taehyung.

"Aden!" Teriak si wanita paruh baya itu girang.

Cengiran kotak khas milik Taehyung disuguhkan menyambut sapaan milik bibinya.

"Yaampun den~ kenapa gak bilang bilang kalo kesini" Celotehan khas ibu ibu pedesaan persis sama seperti tahun lalu.

"Iya mau mampir aja sekalian lewat" Jawab Taehyung menanggapi basa basi bibinya.

"Ayuk masuk, mau di buatin apa den?"

Bibi menarik embernya di luar teras melepas sepatu bootsnya dan masuk ke dalam rumah di ikuti Taehyung di belakangnya. Taehyung duduk di sofa tua bercorak bunga bunga khas 70 sampai 80an.

"Aden mau kopi, suje, sekuteng atau teh anget?" Semua yang di tawarkan minuman hangat karena emang ini di pegunungan yang jauh dari kata panas.

"Suje enak kayaknya"

"Bentar ya bibi buatin dulu"

Beberapa menit kemudian bibi kembali dengan pesanan Taehyung. Dirinya duduk di sebelah pria tampan itu.

"Aden mau nginep?"

"Iya beberapa hari, lagi kangen kebetulan"

"Kalo gitu nanti kunci lemarinya bibi ambil dulu"

"Bibi tinggal disini?" Tanya Taehyung.

"Enggak, rumah ini kosong den kebetulan aja bibi sama suami di kasih amanah urus rumah" Jelasnya panjang lebar.

"Ouh, kalo gitu saya pake kamar tamu aja gakpapa"

"Loh kenapa den?"

"Biar adem hehe"

"Ish si aden, kalo gitu bibi tinggal ambil kunci lemari aden beberes aja kamarnya yang mau dipake"

"Iya bi"

Taehyung memilih rumah sang nenek yang sudah lama kosong sebagai tempatnya menenangkan fikiran. Dia bukan kabur dari masalah dia cuman butuh waktu? Untuk menjernihkan fikiranya dan perasaannya?

.
.

"Serius gakpapa gue tinggal ka?"

"Iya juki! Gue Oke kok udah sehat udah kuat angkat galon" Sahut Yoongi supaya Jungkook berhenti ngoceh.

"Lo gak boleh angkat galon!"

"Iya juki, nanti klo gue butuh babu gue telfon lo gitu kan?"

Jungkook memasang wajah cemberutnya  matanya bergerak memutar.

"Gue bukan babu. " Sentak Jungkook

"Iya ganteng, udah sana lo pulang istirahat gantian"

"Gue tinggal ya~ nanti kalo udah sampe rumah gue kabarin"

Yoongi memasang wajah heran apa-apaan gak ada yang suruh dia ngasih kabar. Kebiasaan emang anaknya jiwa pedenya terlalu tinggi.

Jungkook ninggalin Yoongi sendirian di apart. Kondisi apartnya Yoongi gak ada yang berubah tetep rapih gak ada debu. Eummm... Mungkin yang kurang cuman satu. Taehyung.

Kurang lebih seminggu dia gak dapet kabar dari Taehyung. Sebenernya cukup aneh dia khawatirin Taehyung karena itu bukan hal yang biasa dia lakuin. Daripada khawatir Yoongi lebih suka bilang dia rindu sama Taehyung.

Taehyung gak brengsek di mata Yoongi karena kalau di posisi Taehyung juga jimin disini Yoongi yang lebih brengsek karena memilih bermain di belakang sama kekasih sahabatnya itu. Kalau inget itu Yoongi jadi inget Jimin apakabar sahabatnya itu.

Yoongi bergerak mencari handphonenya kemudian menelfon sahabatnya. Jimin mungkin kemarin marah tapi mungkin sekarang dia udah gak marah lagi?

"Hallo~" Telfon di angkat senyum Yoongi merekah.

"Hallo min~ ngopi yuk!" Tawar Yoongi langsung to the point.

"Fine, tempat langganan gue"

"It's okey, gue abis dapet kiriman gue traktir"

Walaupun uang jajannya habis cuman buat nongki di hotel bintang 7 langganan Jimin dia baik aja sama hal itu asal hubungan dia dan Jimin membaik.

.
.

"Ngapain kesini? Orang oma udah gak ada kok"

Taehyung tengah berhadapan dengan paman adik sepupu papanya yang sekarang mengurus kebun tomat di sekeliling rumah neneknya.

"Ya... Cari udara seger aja lah om"

"Yakin? Pelarian kali kamu kesini"

Taehyung gak menyaut omongan pamanya hampir tepat sasaran. Dia kesini bukan untuk lari dia cuma mau mendinginkan kepala aja.

"Ada masalah apa? Orang tua mu?"

"Bukan om, saya yang jadi masalahnya"

"Pacar saya hamil om" Tambah Taehyung lagi.

"Anak muda, anak muda pulang sana pacarmu hamil tuh ditemenin"

"Tapi om-

" Pulang dulu sana temuin dia, bicarain bareng bareng kamu itu udah harus dewasa "

Taehyung menarik nafas dalam mungkin emang dia harus pulang. Harusnya dia ada di sebelah Yoongi, harusnya dia gk kabur selama ini.

Taehyung me dapatkan tepukan di pugungnya kemudian pamannya pergi ningalain dia sendiri di teras rumah. Dirinya diberi ruang untuk merenung sejenak.

Tanpa banyak fikir hal pertama yang dilakuin Taehyung adalah kirim pesan buat Yoongi. Setidaknya sebelum pulang Yoongi harus tau Taehyung masih ada. Dia belum tinggalin Yoongi sendiri. Selang semenit dirinya kirim sma ke Yoongi ada telfon masuk.

Taehyung tau pasti itu Yoongi, dirinya menghela nafas sebelum mengangkat telfon.

"H-halo? Ini tae?"-Yoongi

Cukup lama sampai Taehyung menjawab pertanyaan Yoongi.

" Iya gi~"

"Tae? Lo dimana? Eum maksud gue kok lo ngilang gak ada kabar gitu"- Yoongi

Nada bicara Yoongi sedikit bergetar juga seperti merasa gak enak hati sama Taehyung.

" Gue ganggu ya? Kalo gitu gue ma-

"Gak lo gak ganggu, besok gue pulang beresin kamar ya"

"Ouh oke, nanti gue beresin apart lo"

"Gak usah beresin, gue minta tolong baju gue di bawa ke apart lo aja"

"Yakin? Lo mau pindah apart kah?" Tanya Yoongi lagi.

"Gak. Gue tinggal sama lo"

"Eh! Eum maksudnya oke nanti gue bawain baju lo, kalo gitu gue tunggu lo pulang, bye~"

Telfon dimatiin Taehyung tanpa sadar tersenyum lebar. Sekarang dia harus jelan pulang karena udah ada yang nungguin.














🙏🏻 lama gk sie upnya?










Sorry kalo ada typo guys 🥰🥰


In The BlanketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang